P R O L O G

3 0 0
                                    

****

Gadis cantik bersurai hitam legam lurus terurai, dengan netra kelam namun terbilang tenang itu menampilkan senyuman manisnya sambil sesekali melihat pemandangan kota dari jendela mobil. Gadis itu merapikan beberapa anak rambut yang sekiranya menghalangi penglihatannya.

Mata gadis itu berbinar tenang menatap jalanan yang dilewati, tak lama kemudian dia menoleh ke sang sopir.

"Masih jauh ya, pak Soleh?" Tanya gadis itu.

"Lumayan, non" Ucap sang sopir yang bernama pak Soleh.

"Bisa tolong mampir dulu gak pak?" Tanya gadis itu lagi.

"Bisa non, bisa" Ucap pak Soleh dengan cepat.
"Memangnya non mau mampir kemana dulu?" Lanjutnya.

"Mampir ke Supermarket yang disana pak, ada yang mau saya beli" Ujar gadis itu sambil menunjuk supermarket yang dimaksud.

"Siap, non" Ucap pak Soleh.

Kemudian pak Soleh memarkirkan mobil mereka didekat Supermarket yang tadi ditunjuk gadis itu, dengan segera gadis itu bergegas untuk turun.

"Non mau beli apa?, biar saya aja yang beliin" Tawar pak Soleh.

Gadis itu membalas dengan tersenyum manis.
"Gak usah pak, selagi bisa sendirian saya gak mau ngerepotin orang lain" Tolaknya dengan halus.

"Ya sudah, tapi non hati hati ya" Ucap pak Soleh memastikan.

"Siap pak Soleh" Ujar gadis itu sambil berposisi seperti orang yang sedang hormat.

Pak Soleh hanya membalas dengan tersenyum kecil dikarenakan terheran-heran dengan kelakuan dari anak sang majikan.

"Tunggu bentar, ya pak" Ucap gadis itu

"Oke Non" Ujar pak Soleh.

*** *** ***

Seorang remaja laki-laki berseragam putih abu-abu dengan topi hitam berada diatas motor besarnya dengan ekspresi wajah yang menunjukkan kekesalan. Matanya yang memang sudah tajam, kini tambah menyorot tajam pada objek diseberang jalan,tangannya terkepal erat siap menghajar siapa saja yang berada didepannya.

Diseberang sana terlihat seorang remaja laki-laki lain yang sedang menggenggam tangan seorang gadis bersurai gelombang, tak lama sang lelaki mencium punggung tangan sang gadis, hingga sang pemilik tangan menjadi salah tingkah.

Melihat pemandangan tersebut tentu mampu menyulut emosi laki-laki itu.
"Bangsat!" Ucapnya dengan marah.
Tak tahan dengan apa yang akan terjadi lagi selanjutnya, laki-laki itu memilih bangkit dari motornya dan bergegas mendekati kedua orang itu.
Sebuah pukulan dia layangkan pada laki-laki tersebut.

"YOGAA!" Jerit si gadis berambut gelombang, dengan panik gadis itu berniat membantu laki-laki yang bernama yoga tadi.

"Jangan pernah berani sentuh dia lagi!" Ucap laki laki yang memukul dengan mata menatap tajam pada korbannya.
Laki-Laki itu, Rafael Putra Baswara.

"Rafael lo apa apaan sih!?" Ucap gadis berambut gelombang dengan marah. Namun bukannya menjawab, laki-laki bernama Rafael itu justru menarik tangan sang gadis dengan paksa untuk berdiri disampingnya.

"Ini peringatan dari gue, buat lo" Ucap Rafael pada yoga dengan mata yang menunjukkan amarah.

Rafael pun kembali menarik paksa tangan gadis berambut gelombang itu menjauh dari sana, mengabaikan teriakan tak terima dari sang gadis.

"RAFAEL STOP, LO APA APAAN SIH!?" Teriak gadis rambut gelombang tak terima, gadis itu menghempas kasar tangan sang laki-laki agar pegangan mereka terlepas.

"HARUSNYA GUE YANG NANYA, LO APA APAAN!?" Bentak Rafael.

Tak lama kemudian laki-laki itu memejamkan mata.
"Kenapa lo jalan sama dia?" Ucap Rafael dengan pandangan menajam pada sang gadis, terlihat laki laki itu sedang mencoba meredam emosinya.

"Kenapa Vi?" Tanya Rafael lagi.

Gadis yang dipanggil Vi itu terdiam sejenak, matanya menatap ragu Rafael.
"M-memangnya kenapa? itu hak gue El" Ucap gadis itu pelan.
Gadis itu mengusap wajahnya
"El inget, kita udah selesai" Lanjutnya dengan wajah lelah.

"Bagi gue enggak, kita belum selesai Vi!" Ucap rafael dengan nada yang mulai meninggi.
"GUE GAK SUKA LO DEKET SAMA COWOK LAIN, APALAGI DIA!" Lanjut Rafael, rahang laki-laki itu mengeras menandakan dia marah.

Gadis itu menggeleng tak percaya
"Terserah lo El, yang pasti kita udah berakhir. Lo gak berhak ngatur hidup gue lagi!" Ujar gadis itu, kemudian gadis itu pergi meninggalkan Rafael sendirian.

Sebelum pergi gadis itu sempat berhenti sejenak lalu berkata dengan suara lirih
"Lo harus terima kenyataan, El" Lirihnya.

"SAMPAI KAPAN PUN LO MILIK GUE, DAN KITA BELUM SELESAI!" Ucap laki-laki itu tak terima, namun sang gadis seolah tak peduli dan memilih tetap memunggunginya lalu pergi dari sana.

Sementara tak jauh dari tempat mereka bertengkar, seorang gadis dengan rambut hitam lurus dan netra kelamnya hanya menatap mereka, sempat terpikirkan ingin menghampiri, tapi dia tidak mau dianggap terlalu ikut campur urusan orang. Tidak lama kemudian gadis itu memilih pergi dari sana.

Gadis itu, Auriska Nissya Mahendra.


** **

- TBC -

ALTRUISME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang