****
Seorang remaja laki-laki berbalut pakaian seragam SMP, berlari masuk kedalam sebuah rumah dengan terburu-buru. Tak lama bocah tersebut memberhentikan langkahnya diruang tamu rumah. Dengan nafasnya yang masih tersengal sengal remaja itu memandangi sekeliling ruang tamu, merasa yang dicari tidak ada bahu bocah itu melemas wajahnya memasang ekspresi cemberut.
"Kak Rita Bohong..." Ucapnya dengan wajah yang terlihat kecewa.
Tiba-tiba sebuah tangan menutup kedua netra penglihatannya dari belakang, ditengah kebingungan yang melanda terdengar suara seseorang berkata
"Nyariin kakak, Sa?" Tanya orang itu.
Seketika ekspresi cemberut tadi hilang digantikan sebuah senyuman yang terbit di wajah anak itu, dengan cepat dia berbalik kemudian memeluk sang kakak dengan erat."Harsa kira... kak rita bohong, soal kak Auriska yang katanya bakal pulang hari ini" Ucap anak itu dengan suara lirih.
Auriska hanya bisa tersenyum tipis mendengar hal itu sambil membalas pelukan hangat dari sang adik.
"Kok bisa adek ngiranya kak rita bohong?" Tanya Auriska dengan suara lembut. "Harsa gak percaya sama kak Rita?" Lanjutnya dengan tangan yang bergerak mengelus pelan puncak kepala sang adik.
Laki-laki yang dipanggil Harsa itu mendongak sambil menatap Ariska dengan air muka cemberut.
"Gimana mau percaya, kak Rita aja tukang boong!" Ucap Harsa dengan wajah menahan kesal.
Auriska hanya bisa menahan tawanya yang dirasa mungkin mengudara sekarang jika dia tak menahannya. Karena menurutnya ekspresi sang adik sangat lah lucu, dan Auriska yakin hal ini akan mengundang tawa bagi siapa saja yang melihatnya.
"Widih udah kayak teletubies aja kalian peluk-pelukan, mau join juga!" Ucap seorang gadis berseragam putih abu-abu yang terlihat lebih tua dari Auriska dan disebelahnya juga terdapat seorang gadis lain yang wajahnya mirip dengannya, yang tak lain adalah sang kembaran.
Kemudian dengan semangat gadis yang berwajah ceria itu menarik tangan sang kembaran yang memilih diam untuk ikut berpelukan. Dengan sengaja dia mengeratkan pelukan mereka berempat, sehingga mulai terasa sesak.
"KAK RITA TANGAN GUE KEJEPIT!" Ucap Auriska.
"HOEKK KAK RITA BAU KETEK!" Jerit Harsa heboh.
"HEH GUE GAK BAU KETEK YA ANJIR, YA KAN RA!?" Sahut rita tak terima dan menoleh ke sang kembaran yaitu Ratu untuk mencari pembelaan.
Dengan malas sang kembaran menjawab "Lo semua berisik, kuping gue pengang" Ujarnya singkat.
Prok prok prok!
terdengar sebuah tepukan tangan seseorang dari belakang mereka.
"Akhirnya empat anak bebek mama, lengkap juga" Ucap seorang wanita sambil tersenyum senang, yang merupakan sang ibu dari keempat orang tersebut.Keempat anak remaja itu pun saling pandang kemudian tertawa lepas.
mereka pun melepaskan pelukan, kemudian menatap satu sama lain lalu masing-masing tersenyum kecil.
****
Auriska Nissya Mahendra.
Biasa dipanggil Auris, Kaka, atau kak Riska, sama saudara-saudara dan temannya.Auriska itu unik, suka coklat tapi aroma parfum yang dipakainya sendiri justru aroma vanila.
Auriska itu anak mama Ria yang hatinya paling pengertian sama saudara-saudaranya yang lain.
Auriska itu enggak suka nyusahin orang, dan orangnya enggak enakan.
Auriska itu terlalu baik, dan paling takut jika dirinya melewati batas atau tidak sengaja meninggikan suaranya.
Auriska itu maniak coklat.
Auriska itu suka langit dan senja.
Auriska itu mataharinya keluarga Mahendra. Kalau gak ada Auriska rumah rasanya sepi, begitulah kalau kata si bungsu Harsa.
Ini tentang dia, Auriska.
Gadis yang identik dengan surai hitam lurus panjangnya.Puk!
Seseorang menepuk bahu Auriska pelan, dia yang tadinya sedang memegang gelas dimeja makan menjadi tersadar dari lamunannya, entah apa yang sedang dia pikirkan.
Gadis itu menoleh ke pelaku yang telah menepuk bahunya tadi, rupanya orang itu adalah kakak pertamanya Ratu, saudara kembar dari Rita kakak keduanya.
"Jangan ngelamun" Tegur Ratu. Auriska hanya membalasnya dengan memasang senyum manis.
Ratu Indah Purnama dan Ratu Aulia Cantika adalah anak pertama dan kedua di keluarga Mahendra, mereka berdua hanya berjarak lima menit dengan Ratu yang lahir lebih dulu.
Walau kembar, sifat keduanya sangat bertolak belakang, Rita yang terkenal ceria dan Ratu yang dikenal lebih kalem. Jalan percintaan kedua kakaknya itu juga berbeda, Rita yang sibuk gonta ganti pacar dan Ratu yang lebih menyukai privasi.
Untuk kesukaan juga kedua manusia tersebut berbeda, contohnya saja kak Ratu yang suka memelihara kucing dan diberi nama Tito, sedangkan kak Rita malah memelihara ikan cupang dan diberi nama Mamat. Auriska tidak habis pikir dengan kelakuan kedua kakaknya itu, kedua nama hewan tersebut sangat tidak elit.
"Mau coklat?" Tawar Ratu pada Auriska. Tangannya menyodorkan sebungkus coklat yang memang sudah menjadi kesukaan Auriska.
Tawaran tersebut dia balas dengan anggukan, kemudian tangannya bergerak mengambil coklat itu dari tangan sang kakak.
"Gue kira, lo udah gak suka coklat lagi"
"Ternyata masih" Ujar Ratu dengan kalem.
"Mana mungkin, gue sehari gak makan coklat tuh mustahil" Balas Auriska disertai cengiran khasnya.
"Ibaratnya coklat itu sumber energi gue, gue gak bisa hidup tanpa coklat" Lanjutnya lagi dengan suara yang sengaja dialay-alaykan.
"Lebay" Cibir Ratu. Auriska yang mendengarnya hanya memasang senyuman tipis, dia tidak marah, justru sudah lama mereka berdua tidak berbicara santai seperti ini, jujur saja dia merindukan moment-moment seperti ini.Rasanya dia ingin memeluk Ratu dengan erat selama berjam-jam, tapi sayangnya dia harus menahan niat tersebut jika tidak ingin sandal jepit milik ratu mendarat cantik di wajah mulusnya.
"Ka" Ratu menatap Auriska dengan wajah serius, netranya menatap Auriska penuh arti.
"Ya, kenapa?" Jawab Auriska pelan sambil menatap balik sang kakak.
"Banyak yang terjadi selama lo gak ada disini, jadi jangan pergi lagi" Ucap Ratu.
Mendengar itu Auriska terdiam, matanya menerawang kosong kedepan.
"Lo tau kak?, mau sejauh apapun gue pergi dan mau selama apapun gue lari dari kenyataan..."
"Gue masih gak bisa lupain hari itu" Lirihnya.
Ratu yang mendengarnya langsung mendekap tubuh sang adik, lalu mengelus puncak kepala Auriska pelan.
"Permintaan gue cuma satu Ka, tolong lupain..., lupain aja" Lirih Ratu
"Tolong Jalani hidup lo, lo berhak bahagia"
"Demi gue,mama,ayah,Rita,dan Harsa. Demi keluarga kita" Tambah Ratu pelan sambil mengeratkan pelukan.
** **
- TBC -
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRUISME
Teen FictionBanyak orang bilang bahwa Auriska Nissya Mahendra itu terlalu baik bak malaikat, dirinya terkenal sosok yang suka menolong orang-orang, baik itu teman ataupun bukan. Namun, semua orang punya rahasianya masing-masing bukan? Tentu saja ada alasan kena...