Duniaku kini terasa lebih berwarna semenjak aku berkenalan dengannya, hari hari ku pun turut bersemangat akan hal itu entah lah akupun tida mengerti apa yang telah terjadi
Aku tak ingin jatuh cinta sekarang, namun di sisi lain aku senang ketika berada di dekatnya, dan aku ingin sekali untuk selalu berada di dekatnya lebih lama
Arga,
Nama yang indah, sama seperti orang nyaSaat lantunan lantunan ayat suci terucap dari lisannya, aku mengaguminya, mengagumi apapun yang berkaitan tentang nya, ku fikir jadi pengagum rahasia tida akan seburuk itu.
***
Hari ini sinar mentari terasa lebih hangat, menyinari setiap sudut rumah antik Syiah Maharani seorang wanita asal Melayu tersebut
Tak terasa hari ini adalah hari terakhirku berada di rumah Tante Syiah, perasaan ku tak karuan, mengapa aku sangat berat untuk meninggalkan rumah ini
Pimm... Pimm... Pim.... suara klakson mobil ayahku dari luar pagar hitam tersebut
Aku mengintip di balik tirai jendela depan, bergegas membuka pintu untuk menyambut kedatangan ayahku
"Papahhh!!!" aku teriak ceria, berlari menghampiri nya
ayahku membuka pintu mobilnya, keluar dan menutup nya kembali
"Halooo anak cantik papah, gimana liburannya? Seru gak? Aduh kangen banget nih papah sama kamu" memelukku dengan erat
Akupun melepaskan pelukannya
"Aku seneng pah disini, tapi ko papah cepet banget si sampe nya ga bilang bilang lagi kalo jemputnya pagi pagi gini" ucapku dengan raut wajah cemberut
Ayahku sedikit menaikkan satu alisnya, mengikuti ekspresiku, sambil menegakkan daguku dengan jari telunjuknya, menatap kearah wajahnya
"Seneng tapi kok cemberut sihh, senyum dong" ayahku tersenyum
Mendengar percakapanku dengan ayah di teras rumah, membuat penghuni rumah itu bergegas menyusul dan menghampiri kami berdua, termasuk Arga
Arga yang kebetulan ingin pergi untuk jalan jalan ke tepi danau sekitar rumah, mengajak ku untuk ikut jalan menemaninya
"Om, aku izin ajak Reina jalan jalan ya sebentar, ayo Rei" Arga menggandeng tangan kanan ku
"Arga sama Rei keluar dulu ya mah, om, semua, assalamualaikum" sambil bersalaman, Arga menarik tanganku keluar
"Iya iya hati hati ya kalian, pulang jangan soree sore loh nanti macet" teriak ayahku
***
Kami yang sedang berjalan beriringan, dengan ekspresi kami yang sama sama datar, tidak tau apa yang ingin kami bicarakan, kami cukup diam dan membisu satu sama lain, namun aku tidak bisa memungkiri bahwa berada di dekat nya membuatku dag dig dug tak karuan
Arga yang menunggu aku bertanya kepadanya, melirik ku dengan sangat tajam
"Nanti kamu bakal ketemu lagi kan?" Arga mulai bertanya dengan ekspresi datar nya dengan kedua tangannya yang tersimpan di saku celana serta pandangan nya yang lurus jalan kedepan
"Gatau" aku sedikit menarik senyum, sambil menghela nafas, pandangan lurus kedepan
Mendengar jawabanku yang singkat, Arga mulai menghela nafas panjang nya, dan bersandar di sebuah pagar pembatas tepi danau
"Ngobrol sama kamu emang sesingkat ini ya? gada jawaban lain apa? selain gatau?" Lirik arga kepadaku
"Ya aku ga tau Arga, aku gatau aku bakal ketemu sama kamu lagi apa engga!" jawab ku, mengalihkan pandangan
Berdiri tepat di samping Arga membuat ku merasa sangat gugup, aku tida tau apa yang aku ingin tanyakan kepadanya, tapi ku fikir kesempatan seperti tak bisa ku sia sia kan begitu saja, aku tida ingin menyia nyiakan waktuku bersama Arga
"Semoga, semoga kita bisa ketemu lagi, entah kapan dan dimana, aku harap aku bisa liat kamu lagi suatu saat nanti" ucapku
Arga, menoleh ke arah ku dan menatapku dalam dalam
"Ada hubungan apa keluarga kamu sama keluarga aku Rei?" Arga bertanya dengan rasa penasaran
"Setau aku sih, ibu kamu itu temen kerja mamah aku dulu, mereka udah temenan lama, itu aja"
Mengetahui hal itu, Arga merasa lega
"Ohhh, kita juga temenan?" Arga melirik ke arahku
Mengapa rasanya begitu aneh ya?, mengapa ku rasa aku ingin kedekatan ku dengan Arga lebih dari seorang teman?
Aku tersenyum membalas lirikan Arga, Arga tersenyum kepada ku
"Seneng bisa kenal kamu, kalo nanti kita ketemu lagi, jangan canggung kaya gini ya? Kita sekerang temen" ucap Arga kepadaku
"Oke teman" sahutku, dengan menjulurkan jari kelingking ku kepada Arga, tersenyum bahagia
***
Sesampainya kami kembali ke rumah, ternyata ayahku dan yang lainnya sudah menantikan kami untuk pulang, ayah ku yang sedang menata rapih barang barangku, memasukkannya ke dalam bagasi mobil kami
"Assalamualaikum!" Salam ku dan Arga
"Waalaikumussalam" sahut mereka bersamaan
"Nah ini dia yang di tunggu tunggu, yu pulang udah sore nih nanti macet lagi di jalan" ucap ayahku, tertawa tipis
Dengan berat hati, aku menuruti perintah ayahku untuk berpamitan kepada mereka Arga, Cahaya, dan Tante Syiah
"Rei nanti kita main lagi ya, kalo kamu kesini lagi" cahaya memelukku, mengusap dan menepuk tipis tipis belakang pundak ku
"Jangan lupa ya Rei" Arga tersenyum tipis
"Jaga kesehatan yaa cantik! Jangan sungkan kalo mau main kesini" ucap Tante Syiah kepadaku, dan mencium kedua pipiku
"Aku pamit ya Tante, cay, Arga" aku berjalan ke arah mobil, dan perlahan menjauhi mereka
"Mari semua, assalamualaikum!" Salam ayahku
Melihat mobilku yang perlahan berjalan, meninggalkan rumah itu, Arga melambaikan tangannya ke arah mobilku
Terlihat sedih, Arga seperti tida rela
" (Semoga kita ketemu lagi Rei) " dengan senyum, Arga mengucapnya dalam hati, dan menghentikan lambaiannya
***
"Arga,
Setelah kepulangan ku ini, aku berdoa
Semoga kamu selalu terjaga disana ya, sampai bertemu di pertemuan kita selanjutnya"( kutipan diary Reina untuk arga )
Reina menutup diary miliknya, segala harap untuk pertemuan itu tertanam pada hati kecilnya.
Bersambung..

KAMU SEDANG MEMBACA
Little stars
Novela Juvenil{Di kutip dari kisah nyata} Arga adalah seorang santri dari sebuah pondok pesantren yang berada di kota batu, malang membuat seorang Reiliana seorang gadis cantik keturunan Jawa X kalimantan tersebut jatuh cinta pada pandangan pertama Hubungan antar...