16. 来给杨猛收尸 - Datanglah Kesini Ambil Mayat Yang Meng

194 12 0
                                    

"Kenapa kamu tidur di kamar itu?". Gu Hai bertanya.

Bai Luoyin mengganti topik, "Kamu pulang sekarang? Bukankah, maksudku kamu baru akan sampai esok sore kan?".

"Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi". Dua tangan besar Gu Hai meremas pipi Bai Luoyin diiringi senyuman di bibirnya dan cahaya jahat di matanya, "Jika saya berpisah satu malam saja darimu, itu sama halnya saya merasa kehilangan hidup sepuluh tahun".

Bai Luoyin mendorong lututnya ke arah selangkangan Gu Hai, "Cepat mandi".

"Ayo mandi bersama".

"Saya sudah mandi". Bai Luoyin mendorong Gu Hai, "Cepat mandi, saya akan cari pakaian untukmu".

Gu Hai berbalik dan memasuki kamar mandi.

Bai Luoyin langsung pergi ke kamar tidur tempat Yang Meng bersembunyi untuk mencari piyama. Setelah memasuki ruangan, dia mengingatkannya dengan suara rendah, "Dia sudah masuk kamar mandi. Jika ada kesempatan, segera menyelinap keluar melalui pintu".

Setelah mengatakan itu, dia mengambil piyama Gu Hai dan keluar dari kamar seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Yang Meng keluar dari rak lemari buku dengan tenang sambil mengintai ke arah pintu. Saat dia hendak membuka pintu, dia mendengar Bai Luoyin berkata. "Mengapa kamu tidak menutup pintu kamar mandi?".

Gu Hai berkata: "Hanya ada kita berdua, mengapa harus menutup pintu?".

"Tutup sebentar, uap sudah keluar tuh".

Lengan Gu Hai menopang di dinding, ada sedikit nafsu muncul di wajah tampannya yang basah.

“Masuklah, maka saya akan menutup pintu saat kamu masuk".

Untuk mengusir orang yang ketakutan itu keluar dari kamar sesegera mungkin, Bai Luoyin tidak punya pilihan selain menuruti keinginan Gu Hai.

Yang Meng mendengar pintu kamar mandi ditutup, segera ia membuka pintu sedikit, menjulurkan kepala kecilnya dan melihat ke luar, setelah melihat kalau pintu kamar mandi itu memang tertutup, keluarlah dia dengan percaya diri, mengambil barang-barangnya, dan menyelinap keluar.

Setelah naik lift, Yang Meng menyadari kalau dia lupa tidak membawa dompetnya. Sudah larut malam begini, bagaimana saya bisa hidup tanpa uang? Akhirnya dia berbalik lagi.

Untungnya, pintu rumah Bai Luoyin belum ditutup, sementara dua orang di dalam kamar mandi itu sedang bercinta. Yang Meng menyelinap kembali dengan lancar dan mulai mengobrak-abrik rumah. Alhasil, dompet yang jelas-jelas ditaruh di atas sofa itu hilang. Yang Meng mencarinya sebentar tapi tidak menemukannya. Dia tidak punya pilihan selain mengambil untuk memimjam uang Bai Luoyin terlebih dahulu.

"Saya membawa minyak yang harum, lembut juga sangat mudah digunakan". Gu Hai bersandar di telinga Bai Luoyin, "Saya ambil. Kamu berendamlah dahulu".

Bai Luoyin yang baru saja mendengar derit pintu dengan jelas dia yakin kalau Yang Meng benar-benar telah pergi, jadi dia membiarkan Gu Hai keluar dengan pikiran tenang.

Yang Meng mengambil uang itu, tapi ketika hendak pergi, tiba-tiba seorang pria telanjang bulat dan berotot, muncul di hadapannya. Segera Yang Meng masuk ke kamar dan bersembunyi di balik pintu sambil menggigil.

"Sekalian kunci pintunya". Bai Luoyin berteriak pada Gu Hai.

Tidak!! —— Yang Meng meratap beberapa kali di dalam hatinya. Yinzi, saya belum keluar!! Yang Meng mengepalkan tangannya dan berdoa selama beberapa detik, sampai akhirnya dia mendengar suara 'cekrek' dan semua pikirannya langsung terhenti. Semua pintu rumah Bai Luoyin terkunci baik yang di dalam maupun di luar. Tanpa kunci, Yang Meng tidak bisa melarikan diri sekalipun mereka berdua sudah tertidur.

KECANDUAN (SPIN OFF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang