1.3 Missing Pets: Markas

64 13 1
                                    

"Guys? Jajannya mana?" tanya Chandra tanpa berbalik arah dari komputer di depannya ketika ia mendegar suara pintu kamarnya terbuka dan beberapa langkah kaki masuk.

"Jajan, jajan. Gigi lu noh jajan. Orang mah cape-cape cari kucing, anjing, ayam, sampe kodok ama belalang lu kata lagi nongkrong di alun-alun kota"

"Naraka sensi banget, sini rukyah dulu bisa kali. Awww!" Lemparan guling persis mendarat di muka Chandra.

"Nana jahat. Pukul dia Nan!" Tak mendapatkan respon apapun dari Jenan, Chandra dengan kesal melemparkan guling yang tadi ke arah Jenan namun Jenan sempat menangkis sebelum benda itu mengenainya lalu menjulurkan lidah mengejek pada Chandra.

"Kata bapak gue yang suka melet-melet gitu besoknya jadi anjing masa" Celetuk Cheno membuat manusia yang ada di ruangan itu tertawa kecuali Jenan yang memutar kedua matanya tak peduli dengan ucapan Cheno.

"Lah Cheno? Widih tumben lu main di mari udah ga di kandangin cewe-cewe lu gue liat liat" Chandra salfok baru memyadri kehadiran Cheno yang ternyata lagi rebahan ketutupan Jenan dan Daffa. Isengnya kumat ceng-cengin Cheno, kulit putih mulus seputih hvs nya berubah menjadi udah merah menahan malu.

"Apasi bang! Gue tampol ya!"

"Galak bat kek anjing" celetuk Chandra tertawa lalu mengalihkan pandangannya mengamati dog-tag di tangannya dengan iringan suara protes Cheno yang tak terima dikatai oleh Chandra.

"Buset balik lu pada sono ah gue ngantuk anjir. balik balik"

Di lain sisi Jenan menyeruduk Naraka yang kini mendiami kasur miliknya yang mana keduanya kini ribut saling hantam menggunakan bantal dan berber, sudahlah kasur Jenan yang awalnya rapi bersih kincong seperti tanpa noda kini bertransformasi menjadi seperti kapal pecah. Kembali ke Chandra yang gatel  melihat keseruan yang di lakukan Jenan dan Naraka ingin menghampiri keduanya namun Daffa yang mengerti gerak-gerik Chandra langsung dengan gercep menghentikannya.

"Sekali kaki lu napak ke kasur Jenan, unyeng-unyeng lu gue tempelin cabe 10kg"

"Enak dong, tinggal di geprek aja jadi unyeng-unyeng Bang Chandra geprek 500-an. Halal" Celetuk Cheno yang mana berhasil membuat susana kamar Jenan kembali penuh tawa. Dan Chandra yang menonyor unyeng-unyeng Cheno.

"Iya, lu halal untuk di buang ke comberan"

Setelah perdebatan tidak jelas itu, mereka mulai kembali diam hingga Chandra menatap mereka satu-persatu sampai ia melihat benda seperti sebuah kalung yang di genggam oleh Jenan.

"Dapet apaan lu pada? Dapet kabarnya Neng Jasmine juga gapapa" cengir Chandra seraya menatap iseng Naraka yang memelototinya ketika kata Jasmine terdengar dari mulut sahabatnya seolah berkata Neng Jasmine is mine, don't touchy-touchy. 

"Dog-tag depan Rutherford. Nih, Chan" ujar Jenan menyerahkan Dogtag yang sedaritadi di genggamnya.

"Btw, kita di ajak bbq-an ama anak-anak Rutherford" lanjut Jenan yang mana berhasil membuat Chandra menatapnya berbinar-binar.

"Rutherford? tumben amat, syukuran? tahlilan?"

"Otak lu lama-lama gue bawa ya ke bengkel biar di congkel sel-sel kebodohannya" kesal Daffa yang niatnya mau nyimak aja malah jadi kesel, dan tambah kesel lagi ketika Chandra yang malah nyengir tanpa dosa yang membuat semua orang ingin menampolnya.

"Oi, Nar. Nih lu cari sidik jariny dah sono. tolongin gue" ucap Chandra lalu memberikan dog-tag, bubuk hitam, senter uv-light dan sebuah kuas yang dulu pernah di pakai mereka untuk mencari sidik jari di loker. 

Naraka mengangguk mengambil semua barangyang di sodorkan Chandra dan memulai menaburkan bubuk hitam dan mengkuasnya mendeteksi sidik jarinya menggunakan senter uv-light dibantu oleh Jenan yang mencari sidik jarinya di sistem milik Chandra yang mana kegiatan ini memakan waktu yang cukup lama. 

"Nah lu, lu dapet apaan Chan di cctv?" tanya Daffa pada Chandra penasaran.

"Nothing, semua keliatan normal-normal aja, gue jug cek-cek asrama lain sih. Ada satu yang agak aneh di cctv taman seminggu yang lalu jam 21.00 ada gerombolan 5 anak yang dari arah gerbang depan bawa 2 kandang. Agak kurang jelas isinya, yang satu isiny kucing, yang satunya lagi gue kaga jelas gitu kek musang putih tapi panjang"

"Lu udah cari orang-orang yang ada di cctv?"

"Keliatan 3, yang dua nyampingin cctv. Juga pencahayaan yang jelek ama kualitas cctv yang rada-rada. Juan XII IPA 3, Melly XI IPA 1, sama Queen XII IPS 1"

"Bang Juan ama Kak Queen gapunya hewan, Kak Melly adanya kucing si cokro. Terus hewan musang panjang apaan si bang?"

"Demi Cheno lu daritadi cuman penasaran hewan musang panjang?! ga guma anjir"

"Guna lah sapa tau gue jadi tau"

"Tau apa?" tanya Daffa kembali bersuara penasaran dengan ucapan Cheno yang terlihat meyakinkan begitu pula dengan Chandra.

"Ya tau aja, tau bulet juga boleh. Bang, laper" ujar Cheno seraya memegangi perutnya tak butuh waktu hingga satu detik kini bocah kelas 10 teriak tertahan karena di kekep Chandra sama Daffa pake kaos kaki Chandra yang belom di cuci kemaren. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

II. Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang