"Jadi begitu" Archer terkekeh pelan, membuat 2 orang detektif nya langsung merinding dan bergetar pelan.
"Tu-tuan Archer, apa yang harus kami lakukan se-selanjutnya" ucap salah satu detektif itu.
"Kenapa suara mu bergetar seperti itu ? Kamu takut ?" Archer malah balik bertanya membuat dua detektif itu semakin menegang.
"Tidak tuan ! Maafkan kami !" Seru mereka lantang.
"Bagus, tetap awasi wanita ular itu, sisa nya biar Lucas yang mengurusi nya" langsung saja keduanya bergegas untuk pergi, lagipula siapa juga yang mau berlama-lama di hadapan Archer Kendrix ? Tidak ada !
"Daddy ?" Mendengar suara lembut anak bungsu nya langsung saja Archer dengan cepat mengubah raut wajahnya.
"Oh bayi kecil ku, ada apa ?" Tanya Archer menghampiri Ash yang tadi mengintip di pintu ruang kerja Daddy nya.
"Daddy, Ash mau pergi bersama Ben, ada pertunjukan sirikus di alun-alun kota"
Archer menatap Ash bingung, ia seperti mendengar ada kata yang aneh, atau hanya perkiraan nya saja ?
"Kamu ingin menonton nya ?"
"Kalau Daddy mengizinkan Ash akan pergi bersama Ben, Abang tidak ada di rumah jadi tidak ada yang bisa menemani Ash nonton"
"Bagaimana dengan Rama ? Dimana dia ?"
"Ayah sedang melatih paman baju hitam di halaman belakang"
Archer mengangguk mengerti, untuk beberapa hari kedepan anak-anak nya yang lain memang tidak bisa di ganggu, sedang di masa sibuk-sibuk nya membuat Ash yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang hanya bisa berharap pada Archer, Rama dan Ben saja.
"Baiklah tapi jangan lepas dari pandangan Ben oke, atau Daddy akan mengurung mu di rumah selamanya" Ash mengangguk dengan antusias.
"Ben !" Suara Archer menggelegar membuat semua orang jelas mendengar nya.
Tau tidak, suara Archer itu seperti suara sangkakala di hari akhir. Ya, semua orang di rumah istana itu mengakui nya, apalagi dengan postur tubuh Archer yang mirip seperti raksasa, ini hanya pemikiran gila Ben, tolong di maklumi.
"Saya datang tuan" ucap Ben yang langsung menundukkan sedikit kepalanya.
"Jaga anak ku, jangan sampai lecet"
"Baik tuan"
Langsung saja Ash menarik Ben untuk segera pergi, ia benar-benar tidak sabar untuk melihat pertunjukan sirkus, Ash dengar dari Reymond jika ada pertunjukan sirkus malam ini di alun-alun kota.
"Ben, memang nya di sirukus ada apa saja ? Ash nanti mau minta Daddy buatin sirukus juga di halaman belakang" tanya Ash penasaran.
"Sirkus tuan kecil, bukan sirukus"
"Iya sirukus"
"Siri- ck, ekhem.. sirkus"
"Iya, memang nya ada apa saja di sana ?"
"Ada banyak, saya juga baru pertama kali datang tuan kecil"
"Tidak asik, Ben tidak tau apa-apa"
Akhirnya Ash merajuk sepanjang perjalanan membuat Ben menahan kesal.
"Nanti Ash mau minta Daddy buat beli koala yang kaya di tv" celetuk Ash menoleh menatap Ben.
"Tentu saja tuan kecil"
"Ash mau minta di beliin marmut Himalaya juga, marmut makannya apa ya ?" Ya, sifat bocah Ash memang tidak akan bisa hilang begitu saja.
Bagaimana bisa hilang jika semua orang memanjakan nya, bahkan begitu menyayangi nya. Tapi itu lah poin nya, mereka suka Ash bergantung pada mereka semua, sifat polos dan bocah Ash tidak akan hilang begitu saja walaupun sudah di lepas ke dunia luar, maka saat Ash pulang ia akan kembali di ajari ini dan itu membuat Ash semakin memiliki sifat bocah nya.
"Mungkin ayam goreng" balas Ben asal.
"Marmut makan ayam ? Sama dong seperti Ash, Ash juga makan ayam"
"Berarti anda marmut tuan kecil" Ben terkekeh dengan pemikiran gila nya.
"Waahhh, seru ya" langsung saja wajah Ben kembali datar saat respon Ash di luar perkiraan nya. Seharusnya Ash marah karena di bilang marmut.
Tak lama mereka sampai di tempat tujuan, mata Ash berbinar senang melihat ramai nya orang-orang yang berlalu lalang, beda dengan wajah Ben yang tiba-tiba mendadak malas dan lesu.
"Kenapa banyak sekali orang hari ini" gumam Ben lelah.
"Ben ayo turun !" Pekik Ash senang, ia benar-benar tidak sabar ingin melihat pertunjukan sirkus nya.
Akhirnya Ben dan Ash berbaur dengan yang lainnya, seharusnya tadi Ben membawa borgol agar tuan kecil nya ini tidak lari kesana kemari, kalau hilang kan dia juga yang bakal hilang, iya hilang di tangan Archer.
"Ben, beli popcorn dulu" ucap Ash.
"Tuan kecil kita akan menonton sirkus bukan bioskop"
"Kalau gitu kita nonton bioskop saja"
Jika Ben memiliki kekuatan, maka sudah dia bakar semua yang ada di sekitarnya ini.
"Wahhh ada badut !! Ben lihat !!" Ash benar-benar seperti makhluk baru keluar dari goa, heboh sendiri membuat ia dan Ben menjadi pusat perhatian.
"Lucu sekali"
"Kecil ya, apa dia masih sekolah dasar ?"
"Pria itu ayah nya ? Mereka tidak mirip"
"Penculik kah ?"
"Pria dewasa itu penculik anak ? Siapa tau dia membawa anak itu untuk bersenang-senang sebelum di bunuh"
"Haruskah kita menelpon polisi ?"
"Ku rasa kita harus"
Ben menatap bingung orang-orang yang menatap nya sambil berbisik tapi dia acuh, lagipula mereka tidak menghasilkan uang.
"Oh Ben ? Ash ?" Keduanya menoleh, Ben menatap bingung pria di depan nya, seperti pernah melihat tapi siapa ?
"Siapa ?" Tanya Ash pelan meringsut bersembunyi di belakang tubuh Ben.
"Oh tidak, kamu melupakan aku ?" Balas nya shock.
"Kau siapa ? Pengemis ?" Tanya Ben membuat pria itu langsung menatap Ben datar.
"Ini aku Rey ! Kenapa kalian melupakan aku !" Balas nya membuat Ash dan Ben saling berpandangan.
"Rey ? Dokter kulit serba bisa itu ?" Tanya Ben tak yakin.
"Iya ! Ini aku ! Bagaiman ? Keren kan ? Aku sudah menjadi penjual buah 2 tahun yang lalu, aku menjual banyak buah di sana" ucap Rey dengan senang nya. Lihatlah wajah berbinar nya saat menceritakan bagaimana ia yang beralih profesi menjadi penjual buah itu.
"Dokter Rey kenapa tidak jadi dokter lagi ?"
"Kerena keluarga mu anak kecil" gumam Rey pelan, tentu saja tidak ada yang mendengar nya.
"Karena sudah waktunya aku menjadi penjual buah, nanti jika waktunya kamu juga akan jadi seperti ku" balas Rey santai.
"Jadi penjual buah juga ?" Tanya Ash polos.
"Iya, seperti itulah mungkin ?" Balas Rey bingung.
"Ben ayo ! Pintu nya sudah di buka !" Pekik Ash saat melihat orang-orang mulai masuk ke arena sirkus nya.
"Paman, kau belum resign juga ? Kasihan sekali" nyinyir Rey membuat Ben menatap nya datar.
"Aku akan memberitahu Lucas jika kamu bukan dokter lagi, biar Lucas membuat mu menjadi dokter keluarga Kendrix"
"Hei !" Seru Rey tidak terima.
___________________
Kayanya book ini cuma sampai 20 an aja atau mungkin gak nyampe.
See~
Oh ! Kalian sadar gak sih nama dokter Rey sama nama temen sebangku nya Ash sama. Sama-sama Reymond ? Aku baru inget.
Kaga usah di ganti lah ya, biarin aja toh mereka orang yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asher Kendrix Side Story ✔️
Non-FictionSide Story Asher Kendrix S2. Keluarga Cemara ? Keluarga Asher Kendrix. Anak yang beruntung ? Asher Kendrix.