Duduk di tempat gelap bersama satu kursi panjang, ia pijiti dahi menutupi wajah dengan kedua tangan. Merasa buruk, bukan trauma melainkan rasanya. Sungguh sakit seperti terulang untuk kedua kalinya.
"Dewa kecil yang nakal...."
Dengan alis mengkerut marah, ia tolehkan kepala kepada arwah pengganggu. "Kupersembahkan kepada Tuhan alam semesta, jiwa-jiwa baik nan buruk, atas nama-Nya kukembalikan ciptaan-Nya dalam keadaan bersih. Mohon adili jiwanya atas ketentuan yang Maha Agung."
"Aaa anniya...maaf, aku minta maaf."
"Atas nama langit dan bumi, gunung yang berpasak kencang, dan laut-laut tanpa nama, naiklah jiwa-jiwa yang tersesat, kembali kepada-Nya dengan permohonan ampun."
Srashhh
Tidak diterima langit atau pun bumi, pantas saja menjadi arwah pengganggu. Ia ambil lembaga hitam tersebut, untuk dimakan sebab ialah tempat pembuangan jiwa-jiwa sesat dan hitam jika tak ada yang mau menerima.
Beomgyu pejami matanya, membiarkan kehitaman pekat akan jiwa buruk memasuki tubuhnya. Terasa seperti tulang basi, kotor dan bau. Ia tundukkan kepala dengan nafas berat.
Melirik ke samping, Ryujin sudah datang dari belakangnya. Beomgyu duduk kembali di atas kursi, diam membisu tak ingin diajak bicara atau pun mengobrol.
Ryujin pandangi sejenak wajahnya, kemudian ikut duduk. Tidak ada manusia maupun arwah disini. "Beomgyu-ssi, kenal om Woohyeok kan?"
Beomgyu tegapkan tubuhnya, melihat ke atas tepat pada bunga-bunga musim semi akhir. Sudah waktunya untuk mereka jatuh berhantian masa dengan musim lain. Ia taruh jari telunjuk di atas paha, membuat gestur putar secara perlahan.
Srashhh.....
Indah sekali, angin sepoi-sepoi terasa familiar untuk Ryujin dengan perasaan sama persis seperti musim pnas kemarin. Ia menoleh melihat bagaimana tangan Beomgyu bergerak mengontrol setiap angin pada malam ini.
"Saya salah, walaupun sudah dewasa...mental dan akal ini masih berhenti di umur 15 tahun. Kenapa saya yang di pilih Hwanung...?"
Kedua matanya terbuka dengan binaran setelah melihat bunga musim semi berjatuhan secara gemulai. Ia tahu akan mitologi Dewa Hwanung, yaitu Dewa langit bersama para mentrinya menganalogikan awan, hujan dan angin.
Beomgyu tolehkan kepalanya, menatap seluruh wajah ini dengan mata sendu lagikan teduh. "Saya rasa belum siap, jangan pernah cari saya. Biar saya yang cari kamu, nanti."
"Ne?" Tanyaku tak mengerti atas kalimatnya.
"Sudah ketahuan, kamu dan saya. Karena nasi sudah cair jadi bubur, janji dengan saya. Jauhi Jang Woohyeok, apa pun itu, tanpa bertanya."
Ryujin gelengkan kepala sebab ia tak mengerti. Ia tidak memiliki niat untuk mendekati Jang Woohyeok sama sekali namun kalimat Beomgyu tersirat sekali. "Saya- saya ga-"
KAMU SEDANG MEMBACA
A white wear boyfriend for summer
Teen Fiction"Shinbyeong" adalah sebuah gejala setelah upacara penyembuhan dilakukan, penderitaan serta rasa sakit pada jiwa merupakan tugasnya. Maka dari itu ia disebut sebagai "Shinbyeong yang berarti perantara. Seorang Dewa akan datang dan memberikan berkah p...