entre la soie et la lune [seungjin]

votre dévot

tentang dua orang manusia yang terjerat oleh rayuan asmara berbumbu bujuk rayu untuk bercumbu mesra

***

notes : sebuah cerita yang dibuat ulang dari cerita awal dengan chara yang berasal dari karya yang berjudul vanitas no carte milik jun mochizuki-sensei. saya hanya meminjam nama dan tokoh, dengan karakter yang sedikit(?) canon. ditulis dengan lowercase.

recommended song : ada band — pemujamu.

warning! boyslove, lime content!mature, alternate universe!model! seungmin musician!hyunjin

hyunjin as cameron ‘cam’ de sade
seungmin as sky archiviste

latar tempat!prancis

sorry for typo(s), don’t like don’t read! happy reading 🫶🏻

flash

kilatan cahaya kamera para pemburu berita bersusulan, masing-masing merekam pergerakan entitas semampai berparas rupawan yang asyik berlenggak-lenggok di panggung catwalk peragaan busana mingguan kota paris. objek indah tersebut sesekali berkedip, dengan sorot hampa yang justru menyisipkan nilai tambah atas apa yang ia persembahkan. paras serupa pangeran es yang begitu menawan semakin membuat para penikmat acara terkesima.

tak jauh dari panggung utama, terlihat sosok pria dengan balutan suit rapi menopang kaki, dengan iris tajam yang tak henti-hentinya ia arahkan guna mengikuti setiap ayunan tungkai jenjang si surai ash grey.

labium merekah yang selalu terkatup rapat, kini membentuk lengkung tak kentara mengingat empunya konsisten dengan raut wajah dinginnya. terus menerus mengamati, bersamaan dengan otak cerdasnya mulai menyusun sesuatu yang nantinya bisa ia suguhkan sebagai maha karya untuk khalayak pencintanya di luar sana.

“cam…”

mendayu bak buluh perindu, entitas dengan surai panjang beriras serupa, membuat empunya nama menggulirkan netra. ditatapnya sang saudari yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku yang lebih tua. “apa?” tanyanya tak selera.

“sampai kapan kau akan duduk tenang di sini?” lucya de sadeㅡlucyㅡ, adik kesayangannya membalik tanya, sebenarnya sedikit bisa meraba dasar dari kehadiran sang saudara di tengah megahnya acara. “kau akan tahu nanti.” setengah hati cameron melontar satu jawaban atas tanya sang saudara. fokusnya kembali ia penuhkan pada pertunjukan megah mingguan dengan peminat yang luar biasa euforianya.

sepuluh menit selanjutnya, setelah dirasa cukup puas, cameron de sade beranjak, meninggalkan seliri yang sedari tadi ia tempati. tak acuh dengan delik sinis yang khusus lucy berikan untuknya, baginya apa yang baru saja terlintas di benak harus segera ia rangkai sebagai bentuk apresiasi atas keberadaan sang pemilik hati.