"yang benar, melakukan performance-nya Minju! Audisi kali ini tidak main-main! Kamu harus serius!" sang pelatih, memukul kursi dengan penggarisnya. Terlihat jika ada seorang gadis, yang menahan tangisnya.
"hari ini cukup mengecewakan, semakin lama semakin tidak bisa diharapkan dari kamu Kim Minju! Aku kecewa. Bagaimana untuk audisi nanti, jikalau kamu begini?!" sang pelatih marah besar.
On time seorang laki-laki berkostum anggar melewati, tempat Latihan Ballet untuk menuju asramanya.
Ia tidak sengaja mendengar suara teriakan, dari ruang Latihan Ballet nomor 12. Ia beranjak menuju kesana. Untungnya pintu terbuka sedikit, ia mengintip.
Terlihat pelatih sedang memarahi muridnya.
Sang pelatih memukul gadis itu, dengan penggaris karna kemarahannya. Gadis itu tidak bisa menahan tangisanya, ia nangis kesakitan.
Laki-laki itu, peka lalu memasuki ruang Latihan.
"ini ada apa? Maaf jikalau ikut campur. Tapi mengapa pelatih memukulnya?" ujar laki-laki itu dengan tegas.
"tidak usah, ikut campur! Ini urusan ku, dan murid ku!"
"ya saya tau! Namun kenapa, harus memukulnya dengan penggaris segala? Kenapa harus memukulnya? Mungkin iya hari ini, dia mengecewakan pelatih. Namun pelatih tidak ada hak untuk, memukulnya!" ujar tegas laki-laki itu lagi.
"Kim Minju! Apakah dia pacar mu?! Kamu sangat manja sekali, sampai memanggil pangeran mu kesini."
"sudahlah, besok kita akan Latihan lagi. Pointe mu harus bagus! Istirahatlah. Jangan membuat diriku kecewa! Ingat itu." Sang pelatih mengemas barang-barangnya, lalu ia beranjak pergi.
Saat ini, hanya laki-laki itu dan gadis yang masih ketakutan dan menahan sakitnya.
"ini" laki-laki itu, memberikan selimut dan sebuah teh. Sekarang mereka sedang, duduk dicafe 24 jam academy mereka. Gadis itu menerimanya, ia memakai selimut itu dan meminum the hangat itu.
"aku Jaemin. Na Jaemin."
Gadis itu mengganguk, "Kim Minju."
"apakah kamu tidak Lelah?" tanya Jaemin sembari, menunjuk leher Minju yang memar akibat pukulan sang pelatih.
"aku tak apa. Aku harus segera, berlatih lagi"
"jangan dipaksa, m-Minju. Istirahat lah. Sudah larut malam."
"i should. But its my dream" ujar Minju.
"apa yang kamu impikan, bisa dikerjakan lagi esok hari Minju. Ayo istirahat, atau aku antarkan? Dimana asrama mu?" tanya Jaemin.
"tak usah.. aku akan ke asrama ku sendiri. Terimakasih Jaemin, untuk.. tehnya dan tadi" ujar Minju.
"aku duluan, aku akan beristirahat. Sekali lagiterimakasih Jaemin." Ujar Minju lagi, tersenyum. Ia beranjak pergi ke asramanyameninggalkan Jaemin.
maaf jika cerita masih terlihat berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
struggle [JAEMINJU]
عاطفيةpandangan pertama, kukira cerita 'padangan pertama' tidak akan se-mulus atau sehalus yang kukira. namun untuk Minju dan Jaemin, apakah halus? mereka pertama kali bertemu saat Minju dimarahi besar-besaran oleh sang pelatih, dan Jaemin membantu Minju...