14. denial is a phase before accepting a feeling

166 45 19
                                    

Ellena tidak tahu kenapa pria paruh baya dengan topi koboi yang sedang bicara dengan Yoongi di halaman seberang rumahnya menatap ke arahnya cukup lama sebelum Yoongi dengan natural menggeser tubuh dan menutupi arah pandangnya dari Elle.

Mereka bicara dengan ketegangan yang nampak di wajah masing-masing, entah dengan topik apa tapi itu cuma berlangsung selama 5 menit, lalu pria paruh baya itu kembali ke dalam hutan lagi dan Yoongi kembali masuk ke rumah, ke lantai 3, dimana Ellena berdiri dan melihat semuanya dari jendela kaca yang mengelilingi rumah.

"Jangan ke rumah ini jika kau tak diundang atau mengabari kami sebelumnya sekarang," sahut Yoongi, muncul dengan ekspresi resah menatap gadis berambut merah itu.

Ini hari kedua dan ia sudah membuat kesalahan. Ellena buru-buru mengambil jaket dan tas yang ia taruh di sofa. Melihat pria itu mengeluarkan ponsel sambil mengetik sesuatu disana dan akan pergi lagi. "I'm so sorry, should I go back home now?"

Yoongi menatapnya sebelum turun dari tangga. "Stay, just one call."

Gadis itu duduk lagi dengan perasaan bersalah. Melihat Yoongi berbicara dengan seseorang di teleponnya di luar rumah, sambil sesekali mengintip ke lantai teratas rumahnya dan tatap mereka bertabrakan.

Lalu pria itu kembali setelah menyelesaikan satu sambungan seperti ucapannya. Ellena buru-buru berdiri lagi dengan dua tangan bertaut. "Maaf, kukira ada sesuatu karena kau tidak muncul di rumahku."

Sekarang pria itu sudah terlihat sedikit santai, seperti melupakan topik ketegangan mereka sebelumnya membuat Ellena merasa tak enak. "Kau tidak bekerja?"

Kepalanya menggeleng kecil. "Aku bekerja pada Senin, Rabu, dan Jumat. Maafkan aku, Yoon."

"Iya." Pria itu duduk di sofa setelah menyimpan ponselnya. "Aku hanya khawatir pada keselamatan Hunt dan dirimu sendiri. Tidak ada yang tahu siapa yang bisa tiba-tiba datang."

Ellena beringsut mendekatkan dirinya pada pria itu, duduk di sampingnya dan tak menjarak. "Aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Bagus."

Gadis itu menggigit bibir dalamnya cukup lama untuk menahan diri. Tapi rasa penasarannya lebih gila menggerogoti pikirannya. "Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Pada akhirnya itu keluar juga. "Siapa yang tadi datang? Asing sekali dengan wajahnya. Dia vampir?"

Untungnya Yoongi mau menjawab. Dia tidak marah pada eksistensi Elle disana, cuma panik karena di luar rencana. Tamu itu datang ketika ia sedang menyambut Elle di pintu utama, dia jelas melihat gadis manusia ada di rumahnya. Bagaimana jika dia adalah seorang vampir? Hunt akan dilaporkan kepada Burgh dan itu jelas membahayakan mereka. "Entahlah, yang ingin ia temui Seokjin, kubilang dia tidak di rumah."

Maniknya menyapu ruangan dan memang sepi sekali sejak ia datang. "Mereka semua pergi?"

"Seokjin dan Namjoon pergi ke Galbraith; sisanya sedang berburu. Aku sudah kenyang, jadi menunggu rumah."

"Galbraith? Apa yang mereka lakukan di Bellingham?"

~❉~

"Easton, Arlo, selamat datang! Apa yang membuat kalian pergi ke Bellingham?"

Seokjin dan Namjoon disambut hangat di klan Galbraith, terdiri dari seorang pemimpin yang mereka biasa sebut ayah, ibu, dan empat anggota lainnya. Teman lama Nicklaus, yang jelas sudah mereka kenal juga karena beberapa tahun setelah mereka tinggal di Everee, Nicklaus mengajak Hunt pergi berkeliling benua Amerika dan bertemu satu persatu teman atau sahabatnya untuk dikenalkan, memberi kabar tentang keluarga barunya supaya tak diasingkan.

HuntevereeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang