Temen curhat?

38 0 0
                                    

Malam itu adalah malam dimana Caya sudah bebas dari mantan kekasihnya itu tetapi Caya pun merasa sedih karena sudah mau menerima Gavin menjadi pacarnya dulu. Sesampainya Caya dirumah ia menangis mengenang kenangan bersama mantan kekasihnya tersebut lalu tanpa ia sadar ia tertidur.

Sinar matahari yang melewati jendela kamar Caya begitu terang
membuat Caya terbangun dari tidurnya.

"Eunghh... sudah jam berapa ini" Ucap Caya sambil meregangkan tubuhnya dan melihat jam dinding.

"Ouhh jam 07.00 untung saja hari Minggu jadi gapapa deh kalo bangun agak siang" Ucap Caya sambil turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Selesai mandi Caya pergi kedapur untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi minta dikasih makan.

"Haduh masak apa ya hari ini" Ucap Caya.

"Haduh ga ada mamah jadi masak deh kenapa kemaren aku ga ikut aja pulang kampung ya" Pikir Caya.

"Aish sudah lah aku sangat lapar" Ucapnya Caya pun langsung memasak menu favorit nya nasi goreng.

Selesai makan pun Caya kembali ke kamarnya rebahan dan bermain hp malas malasan namanya juga hari Minggu hari kita berlibur.

"Hadeh bosen banget gw keluar kali ya sebentar ke Alfamart pen ngemil gw" Ucap Caya.

Caya pun bersiap dan setelah selesai Caya pun pergi ke Alfamart yang ada disekitar rumahnya dengan berjalan kaki. Saat sedang asik berjalan Caya melihat seorang pria sedang kesakitan Caya pun menghampirinya.

"Eh om gapapa kan? Om kenapa?" Ucap Caya khawatir

"Gapapa de luka dikit doang" Ucap seseorang

"Kok bisa luka kenapa om?" Ucap Caya heran karena jalan disitu sepi.

"Tadi saya dijambret uang saya hilang sama headphone saya" Ucap seseorang.

"Oalah kasihan sini saya bantu om ayo kerumah saya obatin luka om" Ucap Caya.

"Apakah boleh?" Ucap seseorang

"Iya om ayo nanti om kenapa kenapa" Ucap Caya

Ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika ia membawa pria asing kerumahnya walau rumahnya tidak bertetangga tapi apa dia tidak takut pria asing itu tidak akan melukainya?

Caya pun membantu pria asing tersebut dan membawa ke rumahnya sesampainya dirumah pria asing itu duduk di ruang tamu dan Caya mengambil kotak obat yang ada di kamarnya.

"Bagus juga rumahnya udah gitu cantik badanya bagus jadiin pemuas nafsu gue apa ya lumayan" Ucap seseorang

Caya pun kembali dan menemui pria asing itu.
"Sini om saya obatin" Ucap Caya sambil membuka kotak obat itu.

"Iya de ini makasih ya mau ngobatin om"Ucap pria itu

"Oh ya kamu tinggal disini sama siapa masa sendiri rumahnya kan gede emang ga takut?" Ucapnya lagi.

"Engga sendiri om sama keluarga tapi kebetulan lagi pulang kampung trus aku ga ikut jadi sendiri" Ucap Caya sambil mengobati pria asing itu.

"Sssssttt... pelan pelan de sakit tangan om" Ucap pria itu

"Eh iya maaf om" Ucap Caya.

"Nah udah selesai" Ucap Caya.

Seseorang itu pun langsung mendekat kan tubuhnya ke tubuh Caya tangan kanannya digunakan untuk merangkul pinggang Caya.
Caya yang merasa risih pun buka suara.

"Om mau ngapain kok pegang-pegang" Ucap Caya

"Gapapa om suka kamu" Ucap pria itu

"Hah?" Ucap Caya kebingungan

"Iya saya suka kamu nama kamu siapa? biar om tau" Ucap pria itu.

"Nama aku caya, kalau om?" Ucap Caya

"Saya Daren" Ucap Daren

"Om Caya mau ngomong sama om boleh?" Ucap caya

"Boleh Caya kenapa hm?" Ucap Caya

"Om mau ga jadi temen Caya? Caya ga punya temen" Ucap Caya

"Boleh saja tapi ada syaratnya" Ucap Daren

"Apa syaratnya?" Ucap caya

"Syaratnya........"









































Kepo ya wkwk.
Ya udh sh baca aja males gw basa basi.
Vote ya syukur ga vote ya udh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelampiasan 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang