•
•
•8 tahun kemudian
Naeva Karalyn gadis kecil itu kini sudah berumur 12 tahun dan ia baru saja menduduki kelas 10 SMA.
Ia sekarang menduduki bangku AIHS atau pun Alverius Internasional High School. Satu satunya SMA unggulan yang mendapatkan predikat sebagai SMA yang berisikan anak anak berprestasi dan anak anak dengan status tinggi.
Setelah mengikuti kegiatan MPLS selama 3 hari penuh ia sekarang sudah mendapatkan kelas, yaitu kelas X MIPA 1 yang tak lain kelas unggulan yang biasanya dipenuhi dengan murid murid dengan prestasi unggul dan status yg tinggi.
Berada dikelas 10 diusianya yang ke 12 tahun, bisa dibayangkan betapa hebat dan geniusnya seseorang Naeva Karalyn? Dengan kemampuannya itu ia mampu mengejar pelajaran pelajaran yang sangat tidak normal bagi kebanyakan anak seumurannya.
Kara berjalan dalam diamnya menuju kelas, setelah sampai ia langsung duduk di bangku miliknya yang ada tepat didepan meja guru anak teladan memang, ya walaupun itu sepenuhnya bukan kemauannya sendiri tak lain paksaan dari sang ayah.
Dan ya, semakin bertambahnya tahun paras Kara semakin cantik dan semakin mirip dengan mending ibunya Gheana. Bahkan yang dahulu ayahnya sangat mengekangnya kini semakin ia besar semakin besar pula kekangan ayahnya terhadap dirinya. Namun, sekarang ia memiliki keringanan ia diperbolehkan keluar dari kamarnya walaupun tetap tidak diperbolehkan keluar dari rumah.
Tumbuh dengan penuh kekangan membuat Kara menjadi gadis yg pendiam, walaupun begitu sifat kekanakannya masih melekat karena umurnya yg baru saja menginjak 12 tahun. Sehingga ia terkadang menjadi lebih manja jika dengan orang yg ia anggap dekat dengannya. Seperti manjanya Kara pada bibi Lee.
Dan seperti sebelum-sebelumnya di SMA ini pun Kara tidak memiliki teman sama sekali. Disebabkan oleh 2 faktor : 1. Karena larangan sang ayah untuk berteman dan bermain, 2. Karena sifat pendiam nya membuat orang tidak mau berteman dengannya.
Back to Kara
Kara menelungkup kan wajahnya di lipatan tangannya diatas meja. Semalam ia tidak bisa tidur sama sekali. Penyebabnya pun ia tidak tahu yg pasti ia semalam tak bisa tidur.
Suara bel berbunyi nyaring sehingga menciptakan kerusuhan siswa-siswi nya untuk duduk di kursi masing-masing. Dan tak lama dari itu seorang guru wanita masuk dan memulai pembelajarannya, tentu saja Kara harus mencoba fokus ditengah kantuk dan pusingnya.
3 jam berlalu, wajah Kara sudah benar-benar tidak bisa tertolong lagi, wajahnya benar-benar pucat, kantung mata yang menghitam kentara sekali diwajahnya yang putih, kepalanya pun sekarang amat teramat pusing.
Kara menegakkan dirinya dan mencoba tetap seimbang ditengah tengah kelinglungan nya, ia sudah seperti mayat hidup sehingga mengundang banyak mata menatapnya dengan pandangan bingung dan heran. Ia tak mengindahkan tatapan-tatapan itu yang ia inginkan adalah UKS. Ia ingin tidur sebentar di sana.
Sebab terlalu mengantuk dan pusing ia sampai melupakan perutnya yang harus segera diisi karena sama sekali tidak ada makanan yang masuk kedalam lambung nya sedari pagi.
Dan
Bruk
Tubuh kecil itu terhempas ke belakang, dan saat itu juga Kara pingsan. Sepertinya ia baru saja di tabrak oleh tiang tinggi yg keras.
Salah! Ia ditabrak seorang laki-laki jangkung yang tengah berlari sehingga menyebabkan dirinya terhempas dan pingsan ditempat.
Laki-laki itu bergerak panik saat orang yang ia tabrak tak berkutik sama sekali ditempatnya terjatuh, gawat pikirnya.
Laki-laki itu menggendong Kara ala bridal style dan dengan cepat sedikit berlari menuju UKS yang tak jauh lagi dari tempatnya.
Dan karena hal itu pula sekolah digemparkan oleh seorang most wanted boy yang menggendong seorang gadis dengan panik ke ruang UKS. Menyebabkan pekikan-pekikan tak suka dari para fans.
Sesampainya di UKS, Kara langsung ditangani oleh staf-staf kesehatan di sana dan ternyata gadis itu pingsan bukan karena dirinya tapi karena tidak tertidur semalaman dan perut yang masih kosong. Tapi walaupun begitu ia tetap saja salah. Tadi karena kecerobohannya gadis itu sampai terhempas kebelakang.
Lelaki itu mendudukkan dirinya di samping brankar tempat Kara dibaringkan. Ia meneliti setiap jengkal wajah gadis dihadapannya. Tubuh yang kecil dan pendek, pipi yang bulat dan tembam, mata bulat dengan bulu mata lentik nan indah, hidung kecil namun tidak pesek, bibir berbentuk hati yang berwarna kemerahan dan jika dilihat lebih dekat gadis ini juga memiliki lesung pipi di kedua pipinya dan jangan lupakan wajahnya yg mulus dan kulitnya yang putih bersih.
"Gila, sempurna banget anjirr!" laki-laki itu berceloteh sendiri memuji setiap bagian yang ada pada wajah dan tubuh gadis itu.
"Tapi kayak masih muda banget ya?" Monolognya pada dirinya sendiri. Sibuk berpikir tanpa sadar gadis dihadapannya melenguh pelan, sepertinya akan bangun.
"Nghh" laki-laki itu menoleh, bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis saat Kara membuka matanya secara perlahan.
"Masih pusing?" Tanya lelaki itu pada Kara yang nampak masih termenung, Kara mengerjapkan matanya dan menoleh ke arah lelaki jangkung yang duduk disampingnya.
'Shit! Lucu banget' Laki-laki itu berteriak dalam hati saat mata bulat itu mengerjap kearahnya.
'Tahan tahan, Kalem!' lanjutnya kembali."Masih pusing??" Tanya nya lagi yang dijawab gelengan dan anggukan dari Kara. Hal itu sontak membuatnya bingung.
"Jadi masih pusing atau nggak?" Kara menggelengkan kepalanya."Mau makan? Tadi gue beliin bubur, Lo belum sarapan kan?" Tawar laki-laki itu yang dibalas anggukan ribut dan mulut kecilnya terbuka minta disuapkan.
Lagi-lagi laki-laki itu tersenyum tipis ia menyendoki bubur dan menyuapkannya kepada Kara. Ia lakukan berulang kali sehingga bubur itu habis tak bersisa.
"Lo suka bubur ya?" Kara lagi-lagi mengangguk hal itu membuat lelaki itu mengernyit heran, baru saja membuka mulut ingin bertanya ia langsung disahuti oleh suara kecil nan lembut.
"Nggak bisu" ah rupanya gadis itu menyadari kebingungannya, syukurlah kalau begitu.
Laki-laki itu menjulurkan tangannya berniat berkenalan dengan Kara. Dengan senang hati Kara menjabat tangan besar itu.
"Gue Altarez Bryandez Alverius, kelas XI MIPA II. Buat panggilan terserah Lo mau manggil apa" Kara mengangguk lalu ikut memperkenalkan dirinya juga.
"Naeva Karalyn, kelas X MIPA I, panggil aja Kara" Altarez mengangguk-anggukkan kepalanya lalu tersenyum. Tak lama kemudian Kara langsung melepaskan jabatan tangan mereka.
Kara baru menyadari satu hal dari nama Altarez, "Kak Arez anak pemilik sekolah?" Tanya Kara, sedangkan yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya saja.
Kara mengangguk lalu menunduk, gawat hari-hari nya yang damai akan lenyap sebentar lagi, pasti kini ia menjadi bahan perbincangan dan pergunjingan dan bisa saja ia jadi bahan Bullyan oleh fans-fans fanatik orang dihadapannya. Tidak mungkin lelaki setampan ini dan merupakan anak pemilik sekolah bukan most wanted boy di sekolah ini.
Kara bangkit dari brankar dan baru saja ingin melangkah pergi tangannya sudah ditahan oleh Altarez.
"Mau kemana?"
"Kelas."
"Muka Lo masih puc-"
"Udah nggak. Makasih udah bantuin tadi, permisi"
Altarez melepaskan cekalan tangannya lalu menatap dalam punggung yang mulai menjauh darinya. Ia tersenyum smirk.
"Punya gue."
KARA'S HAPPINESS
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Teen FictionIni tentang Kara dan kebahagiaannya ••••• "Kara capek Mama, Kara boleh istirahat sebentar kan? Kalo capeknya Kara udah hilang Kara janji bakal lanjutin lagi perjuangan Kara." "Kara sayang papa, tapi papa ga sayang Kara ya?" "Kara sakit apa Tuhan? Ke...