Happy Reading Yeorobun 💋💋
•
•
•Hari ini adalah hari dimana Deandra akan kembali ke mansion setelah seminggu tidak pulang karena perjalanan bisnis diluar negeri.
Bukan hanya itu, hari ini juga merupakan Hari sidangnya Kara. Sidang yang dimaksud adalah sidang yang dilakukan oleh deandra untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh Kara selama ia melakukan perjalanan bisnis nya.
Kara dengan belasan pekerja mansion berdiri berjajar bersiap menyambut tuan besar yang baru saja datang di depan halaman mansion.
Deandra turun dari mobil mewahnya seluruh pekerja serentak menundukkan kepalanya tak terkecuali Kara pun juga ikut menundukkan kepalanya.
"Selamat kembali, papa."
"Selamat kembali, tuan besar,"
Deandra menatap datar pemandangan didepannya, ia mengibaskan tangannya menyuruh para pekerja melanjutkan pekerjaan mereka kembali.
Pria dewasa itu menelisik keadaan sang putri yang nampak baik-baik saja, "Bagaimana dengan nilai-nilai mu?"
"Baik papa, Nilai kara tidak ada yang mengecewakan," balas Kara sopan.
"Kau tidak memiliki teman kan?"
Tubuh Kara membeku seketika, hal itu pun tak luput dari pandangan Deandra yang mengerutkan keningnya bingung.
"Ti-tidak papa, sama seperti saat SMP. Saat ini Kara tidak memiliki teman" jawabnya sedikit gugup.
Deandra makin mengerutkan keningnya, "Kenapa jawabanmu ragu-ragu begitu?"
"Jangan bilang kau memiliki seorang teman? Kan sudah kubilang kau tidak boleh memiliki teman! Itu hanya akan mengganggu konsentrasi mu dalam belajar!" Tubuh Kara bergetar.
"Tidak papa, Kara tidak memiliki teman sama sekali, Kara bersungguh-sungguh "
"Jangan berani-berani kau berteman dengan siapa pun itu, masuk ke kamarmu dan kembali lah belajar, kudengar besok di sekolahmu ada seleksi olimpiade matematika, kau sudah ku daftarkan dan pastinya kau harus lulus seleksi dan mengikuti olimpiade lalu mendapatkan juara. Belajarlah dan kau baru boleh keluar kamar saat makan malam tiba! CEPAT!!"
Kara kembali ke kamarnya dengan cepat, pintu kamarnya tidak terkunci otomatis seperti saat ia kecil. Jadi ia hanya menutup pintunya dan dengan patuh akan tetap dikamar sampai makan malam nanti tiba.
"Olimpiade kali ini Kara ga boleh ngecewain papa!" Ujarnya sungguh sungguh. Ia masuk kedalam ruang belajarnya yang berada di ujung kamarnya, di sana sudah ada rak buku besar tempat semua bukunya yang tertata dengan baik dan rapi.
Ia mengambil beberapa buku matematika umum, lalu mulai mempelajari nya hingga waktu menunjukkan pukul 18.30 artinya dalam 30 menit lagi mereka akan makan malam. Ia masih memiliki banyak waktu untuk membersihkan dirinya.
Ia menutup bukunya lalu meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sedikit kaku. Lalu berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
👁️👄👁️
Dengan hati-hati Kara mendekati sang ayah, ia duduk di kursi meja makan, dan dengan diam menunggu makanan miliknya disajikan. Bibi Lee sebagai penanggung jawab apa yang ia makan pun menyajikan sepiring makanan dan beberapa butir obat yang nantinya harus ia minum setelah makan.
Untuk obat apa itu, Kara pun juga tidak tahu. Ia mulai memakan makanannya dalam diam, terakhir kali ia makan sembari bertanya pada sang ayah, hal itu membuat sang ayah sangat marah dan pergi tanpa menghabiskan makanan miliknya. Jadi lebih baik ia memilih diam.
"Habiskan makanan mu." Ujar Deandra saat melihat makanan milik Kara masih bersisa separuhnya.
"Kara kenyang papa..." Deandra menghela nafas panjang, sungguh sekarang ia sedang malas untuk mengeluarkan amarahnya. Tidak bisakah anaknya ini menurut saja?
"Saya bilang habiskan makananmu! Setelah itu minum obatmu dan kembali ke kamar. Hah, sial." Deandra berdiri dan langsung saja pergi meninggalkan Kara yang masih menunduk dengan jari jemarinya yang meremas ujung bajunya.
"Jangan dipaksakan non, tidak apa. Non langsung minum obatnya ya! Setelah itu langsung kembali ke kamar." Bibi Lee mengusap kepala anak majikannya itu, ia lantas mengambil piring milik Kara dan membawanya ke dapur.
Kara mengambil obat-obatan itu lalu meminumnya satu persatu. Keningnya mengerut saat rasa pahit dari obat itu menempel di tenggorokan.
Setelah selesai, ia membawa botolan obat itu kedalam kamarnya, dan kembali masuk ke ruang belajar miliknya untuk melanjutkan kegiatan belajarnya.
Pikirannya menerawang saat ia minum obat, sudah sedari kecil ia di suruh meminum banyak sekali obat-obat bahkan yang ia tidka ketahui obat apa itu.
"Kara sakit apa Tuhan? Kenapa Kara selalu disuruh meminum obat yang kara tidak tau itu obat apa?" Ia pernah berpikir bahwa itu vitamin yang diberikan untuk menjaga staminanya namun, saat itu ia tak sengaja mendengar obrolan sang papa dengan bibi Lee yang mengatakan sesuatu tentang jantungnya.
Ia tidak begitu mendengarnya dengan jelas Karena suara keduanya yang begitu kecil. Ya, Kara berharap itu bukan apa apa, dan ia masih ber positif thinking bahwa obat-obatan itu adalah sebuah vitamin untuk staminanya.
Hari semakin larut, Kara pun melirik jam dinding yang ada, waktu sudah menunjukkan pukul 22.26 artinya ia sudah harus tidur. Tapi entah kenapa matanya enggan untuk menutup.
Kara keluar dari ruang belajarnya ia membawa tubuhnya untuk ia rebahkan di kasur Queen Size miliknya. Seketika jantungnya berdetak kencang dengan rasa sakit yang perlahan menyerang dadanya, ia mengambil beberapa butir obat yang tadi ia bawa lalu kembali meminumnya dengan tangan gemetar.
"Hah hah. Jantung Kara detaknya cepat banget, Sakit ya Tuhan..." Dengan nafas yang terengah-engah ia kembali merebahkan tubuhnya. Inilah yang membuatnya curiga dengan apa yang terjadi pada dirinya. Obat-obatan dan jantungnya yang sering kali berdenyut bahkan berdetak dengan kencang.
Ia mengusir segala pikiran buruk tentang dirinya sendiri. Ia memejamkan matanya berharap rasa kantuk dengan segera menjemputnya dan rasa sakit di jantungnya akan segera hilang.
Benar saja tak lama itu, nafas Kara sudah mulai kembali normal. Gadis berusia 12 tahun itu mulai tertidur dengan pulas melupakan rasa sakit yang terkadang bisa saja dengan tiba-tiba akan menyerangnya kapan pun.
KARA'S HAPPINESS
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Teen FictionIni tentang Kara dan kebahagiaannya ••••• "Kara capek Mama, Kara boleh istirahat sebentar kan? Kalo capeknya Kara udah hilang Kara janji bakal lanjutin lagi perjuangan Kara." "Kara sayang papa, tapi papa ga sayang Kara ya?" "Kara sakit apa Tuhan? Ke...