bothered

26 0 0
                                    

pagi yang cerah di iringi deburan ombak di pantai, sanctuary island. seorang laki laki sedang duduk di pinggir pantai sambil menatap kosong laut di depannya. birunya laut dan langit itu tidak kalah dengan birunya mata seseorang yang sedang menatapnya.

"huh.." ia menghela nafasnya menikmati pagi yang tenang ini. ia berniat melepas anting di telinga kanannya, sampai ia tersadar bahwa anting itu tidak ada. wajahnya seketika panik, ia pun akhirnya berlari ke rumah.

sesampainya di rumah ia mencari antingnya di setiap sudut kamar tidurnya. "disini kau rupanya" ia menemukan benda tersebut di bawah bantal, "oh astaga, aku kira aku akan kehilanganmu". anting ini adalah satu satunya benda yang ditinggalkan kedua orang tuanya saat ia masih kecil.

kaizen, laki laki itu menatap anting di telapak tangannya membuat ia teringat kembali akan masa kelam yang di laluinya saat kecil. ia kemudian memasangkan anting itu ke telinganya lagi. "kenapa kau selalu membuatku khawatir huh?, apakah kau tidak merasa nyaman berada di telingaku? kenapa kau selalu ingin lepas saat ku pakai" ocehnya sambil memakai anting itu, mungkin ia berfikir bahwa benda mati tersebut adalah makhluk hidup yang bisa menjawab pertanyaannya.

tak lama setelah itu, seseorang mengetuk pintu rumahnya "KAIII BANGUN KAU SIALAN" mendengar suara itu, kai menghela nafasnya. 'oh ayolah, ini masih jam enam pagi dan keributan sudah ingin dia mulai? orang gila' batin kai.

ia pun dengan malas membukakan pintu rumahnya dan benar saja, orang itu langsung melemparkan sebuah kue di wajah kai. "AHAHAHAHAH" seseorang itu tertawa melihat apa yang telah ia lakukan kepada kai "selamat pagi tuan yang sedang berulang tahun" ucapnya.

kai sedikit terkejut mendengar ucapan orang tersebut, orang itu menyadari kebingungan kai dari raut wajahnya yang sedang menaikkan satu alisnya. "jangan bilang kalau kau lupa hari ulang tahunmu lagi kai" laki laki itu tidak lain adalah arlo, dia adalah teman kai. anak laki laki dengan rambut panjang yang ia ikat itu merangkul kai sekarang.

"sebaiknya kau bereskan dulu wajahmu itu dan mulailah menggunakan mulutmu saat seseorang mengajak berbicara" oh bagus sekali, sekarang arlo menceramahi kai.

"ini semua juga karenamu wajahku berantakan" ucap kai sambil masuk ke dalam rumah di ikuti oleh arlo. "setidaknya hargailah usahaku untuk memberimu kejutan kai" jawab arlo sambil duduk di depan tv di rumah kai. "aku sungguh berterima kasih atas kejutan yang kau berikan arlo" kai yang berada di kamar mandi sedang membersihkan wajahnya itu terlihat kesal sekarang, "ughh" ia secara brutal menggosok wajahnya agar sisa kue ini hilang dari sana.

arlo yang sedang menonton tv pun terkekeh mendengar jawaban kai "berapa usia mu sekarang kai?" tanya arlo saat melihat kai keluar dari kamar mandi. "apa pentingnya untukmu?" jawab kai dengan malas, "ck kau ini kenapa si? tidak bisakah kau sehari saja tidak murung? wajahmu itu terlihat semakin seram saat kau ketus" kai memilih duduk di samping arlo dan menyalakan video game yang ada di pspnya. "dua puluh, kenapa?" ucap kai singkat. "sudah dewasa ternyata" ucap arlo sambil memikirkann sesuatu.

"hey, apakah masih sama kai? belum ketemu?" tanya arlo kepada kai yang sekarang sedang fokus dengan gamenya. "iya, belum ketemu" jawabnya. kai sangat muak dengan pertanyaan ini sebenarnya, tapi mau tidak mau kai harus menjawabnya karena arlo lah yang telah membantunya selama ini. "kau ingin mencari kemana lagi kai?" arlo bertanya kembali sambil memperhatikan kai yang fokus dengan gamenya. kai akhirnya menghentikan kegiatannya dan menghela nafas "aku juga tidak tahu arlo, tapi aku harus terus mencarinya. aku harus bertemu dengannya, bertemu dengan adikku" ucap kai panjang ia lalu menudukkan kepalanya. "dan bagaimana jika adikmu itu tidak pernah peduli pada dirimu kai" kekhawatiran yang ada dalam pikiran arlo akhirnya tersampaikan hari ini, ia takut usaha kai yang telah ia lakukan selama ini akan sia sia. "tidak, aku yakin ia juga ingin bertemu denganku" jawab kai dengan penuh keyakinan.

selama ini kai mencari adik laki lakinya yang hilang saat musim kehancuran dulu. usia kai saat itu baru berusia 5 tahun, tepat di hari ulang tahunnya yang ke lima, kai di beri hadiah sebuah anting oleh kedua orang tuanya. kai masih ingat betul apa yang di ucapkan ibunya saat itu.

FLASHBACK

"kai, selamat ulang tahun sayangku. ibu dan ayah ingin memberikan ini sebagai kado ulang tahun mu" tangan seorang ibu itu membuka kotak hitam yang ada di tangannya.
"nak, ambil sisi kanan anting ini, sebelah kiri adalah bagian adikmu. ibu berharap dengan ini, kalian bisa terus berbagi apapun itu, baik yang senang maupun susah. kalian adalah satu, satu satunya harta yang berharga bagi ibu juga ayah. kai.. bisakah kau berjanji pada ibu untuk selalu menjaga adik kecilmu?"

kai kecil dengan wajah gembira itu mengangguk bahagia "baik ibuu, kai berjanji akan selalu menjaga adik kecil" ibu dan ayahnya tersenyum mendengar jawaban yang di ucapkan kai. ibunya lalu mengambil anting kanan dan memasangkannya pada kai "wahh indah sekali, ini cocok dengan putra ayah" ucap ayah kai saat melihat anaknya memakai anting itu. ibunya tersenyum saat melihat putra pertamanya itu sudah tumbuh besar.

tak lama setelah itu mereka mendengar tangisan seorang bayi, membuat mereka langsung bergegas ke ayunan bayi itu. "ohh anakku sayang, tenanglah.. kita semua disini" ucap ibu kai sambil menimang bayi itu. "hahaha dia cengeng sekali ayah, baru di tinggal sebentar saja sudah menangis" ayahnya tersenyum mendengar ucapan kai "dulu saat kamu kecil juga begitu, jadi kalian berdua sama saja. sama sama cengeng".

mereka tertawa bersama malam itu sampai tiba tiba lantai rumah itu bergoyang dengan kencang membuat mereka panik dan terkejut. "ayah, apa yang terjadi? ada apa ini?" ucap ibu kai dengan badan bergetar sambil menggendong bayinya yang baru berusia kurang lebih dua bulan itu. kai langsung di gendong oleh ayahnya "sebaiknya kita keluar dari rumah" ucap sang ayah.

"tunggu dulu" ibu kai menaruh bayinya ke ayunannya kembali, ia mengambil kotak anting tadi. suaminya panik saat melihat istrinya menaruh bayi itu ke ayunan lagi "apa yang kau lakukan, cepat ambil bayinya". dengan tangan gemetar ia memasangkan anting tersebut pada telinga kiri sang anak. air matanya jatuh saat melakukan hal itu, ia merasa bahwa ia tidak akan bertemu lagi dengan putra putranya. kai yang melihat ibunya menangis ikut menangis kencang membuat adiknya terbangun dan ikut menangis.

"tenanglah, semuanya akan baik baik saja. ayo kita keluar terlebih dahulu" kepala keluarga tersebut berusaha menenangkan anggotanya, mereka pun akhirnya keluar dengan selamat dari rumah itu. para warga sekitar rumah mereka sudah rusuh, suara teriakan dan tangisan terdengar dengar jelas di sekeliling kai. ia panik mendengarnya dan akhirnya kai pun kembali menangis bersamaan dengan adiknya yang berada di gendongan sang ibu. mereka semua berlari menuju tempat yang aman, belum sampai di dataran yang tinggi gempa dan petir kembali mengguncang tanah itu. suara air gelombang yang besar terdengar oleh telinga mereka.

"lari... lari.. ayo cepat naik" ucap mereka yang sudah berada di tempat aman. "tidak sempat" pikir ibu kai, air itu datang dengan kencangnya menenggelamkan mereka semua. ayah dan ibu kai berusaha untuk menyelamatkan putra putra nya. kai yang tidak bisa berenang pada saat itu ikut tenggelam dari air laut sambil menangis, dadanya sesak sekarang. ayahnya sekuat tenaga berusaha melempar kai dari sana. begitupun ibunya yang berusaha menyelamatkan bayi kecilnya.

percobaan demi percobaan, mereka berdua akhirnya bisa membuat putra mereka naik. untung saja bayi kecil itu di tangkap oleh seseorang dan langsung mengamankannya. sedangkan kakaknya pingsan karena tenggelam, orang orang disana berusaha menarik kedua orang tua kai saat air mulai tenang. namun belum sampai mereka naik, gelombang kedua datang dan berhasil menyeret mereka berdua. hilang, lenyap, jasadnya di bawa oleh air

"selamat ulang tahun, kai.."

brother botheredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang