Megan Estheria, perempuan yang terjebak dalam lingkaran aktivis dan pejabat kampus karena ketidak-sengajaan buah jemarinya dibaca oleh ketua BEM fakultasnya.
"Saya, Gubernur Fakultas Hukum, secara langsung menawarkan kamu untuk masuk ke kabinet Utopis. So, would you join in our team?"
Membuatnya dilanda pusing tujuh keliling. "Sorry nih, Kak. Bukannya nolak, tapi gue kagak tau apa kontribusi gue entar buat BEM FH."
"Lo bisa menyalurkan ide-ide lo, soal aksi biar kita yang eksekusi."
Ucapan kepala bidang kaderisasi itulah yang membuat Megan tertarik bergabung meski ada beberapa hal yang terasa salah di Badan Eksekutif Mahasiswa ini.
Dengan ragu dia bertanya, "apa sisi kelam BEM sejauh ini?" Karena dia merasa hubungan internal BEM-FH dan BEM Universitas sedang tidak baik-baik saja.
"Lo bakal tahu seiring berjalannya waktu."
Megan tidak puas dengan jawaban kepala bidang hubungan masyarakat yang terkesan sok misterius.
"Tenang, lo nggak bakal kita suruh jualan risol kok!" Terlihat cowok beretnis Tionghoa lah yang paling bersahabat.
"Kita sekarang adalah keluarga di BEM, anggap aja kita ini kakak-kakak lo, jangan sungkan." Hati Megan terasa tenang mendengar itu, sepertinya cowok bermata lentik itu yang paling mengayomi.
"Semoga gue nggak salah masuk BEM."
Dan mereka berlima sontak memalingkan pandangan, enggan menatap Megan.
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILIA
Novela Juvenilapa jadinya jika ada musuh di balik kelambu? nyatanya pertemanan mereka abu-abu.