Teriknya matahari yang mengenai bumi membuat sebagian besar orang lebih memilih buat berdiam diri di rumah dan mendinginkan badan. Namun, ada beberapa orang juga — yang entah terpaksa atau ngga — harus melewati siang panas ini di jalanan. Tukang parkir, tukang ojek online, pedagang kaki lima dan beberapa orang lainnya adalah contohnya.
"Siomay, Dek?"
Adalah suara pedagang yang menjajakan dagangan miliknya, namun hanya dijawab dengan gelengan pelan disertai senyuman masam. Daripada membeli siomay — yang identik dengan rasa pedas — orang-orang pasti akan lebih memilih membelanjakan uang mereka pada tukang es kelapa muda di depan toserba.
Tetapi, alih-alih menyembunyikan diri dari pancaran matahari, remaja — dengan seragam sma — itu malah terus melangkahkan kaki, tak tentu arah dengan tubuh yang dibalut hoodie.
"Dua ribu, Ibu cantik."
"Sebentar, saya —
— Simpen aja uangnya buat beli es campur disebelah sana."
"Serius?! Makasih banyak ya, ibu cantik dan baik hati!"
Mata laksana kilauan bintang di langit malam itu sedikit melirik pada tukang parkir di depan toko emas yang berteriak kegirangan saat seorang ibu-ibu memberikan uang dengan nominal lumayan padanya tanpa mengharapkan kembalian.
"Copet!"
"Cegat! Dia copet!"
Kali ini, langkahnya terhenti saat teriakan terdengar dari belakang.
Tubuhnya berbalik, dan saat mengetahui kalau copet yang dimaksud sudah berada tepat dibelakangnya, dia melotot ngga percaya.
Sebuah tindakan langsung diambil — menggeser tubuhnya ke samping — namun belum sempat terealisasi, badan kecilnya lebih dulu terpental sebab si copet yang mendorongnya.
Hamparan aspal di pelataran toko emas adalah hal yang kini menjadi alasnya duduk. Ngga ada rintihan atau suaranya yang terdengar. Bahkan, saat si tukang parkir tadi menghampirinya dengan tatapan cemas, dia cuma bisa menarik nafas.
"Mas, lututnya luka! Telapak tangan Mas juga memar!"
"Semesta, tolong kerja samanya buat kali ini aja."
"Ayo saya antar ke klinik!"
"Ngg —
— Ka! Ndra! Bantuin!"
Sebuah tolokan hendak diutarakan, tapi si tukang parkir lebih dulu meminta bala bantuan. Tetapi, belum genap satu langkah diambil, sebuah mobil lebih dulu menghalangi.
"Langit?!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Story On Earth
FanfictionHampir seluruh umat manusia berharap dilimpahi materi yang berkecukupan untuk menunjang kehidupan yang mereka jalani diatas bumi ini, tetapi, Antariksa Langit Nareswara lain lagi, sebab, jika dibandingkan dengan materi, Langit lebih ingin merasakan...