Siluet lelaki yang dari lima menit lalu berada di depan pintu dengan ponsel yang tertempel ditelinga membuat remaja yang dari beberapa jam lalu terbaring di bangsal rumah sakit menghembuskan nafas berat. Dia lelah, bukan sebab telah melalukan hal yang melelahkan, tetapi lelah sebab melihat lelaki dewasa yang sedang menelpon diluar tersebut berusaha tanpa henti pada sesuatu hal yang sebenarnya sanagat dia hindari.
Sesekali, pandangannya berpendar pada ruangan yang saat ini tengah ditempatinya. Lalu, saat pintu terbuka, dia langsung mengalihkan tatapan mata.
"Langit, saya sudah mencoba, tapi tetap tidak bisa," Raut wajahnya kentara sekali kalau beliau sangat tidak enak hati pada remaja didepannya ini. "Ibu Aruna bilang Raina sakit, jadi -
- Mama ngga bisa ninggalin Raina sendirian."
Tepat.
Lalu, hembusan nafas berat dilakukan sebelum melanjutkan ucapan. "Sudah lebih dari 15 kali saya mencoba menelpon pa Ardi dan Ibu Kanaya, tapi tetap tidak diangkat juga -
- Karena hari ini Kenzie ulang tahun, Om Danu," Lagi, remaja itu memotong ucapan orang yang lebih tua darinya. "Mereka ngga mungkin pergi gitu aja disaat anak mereka lagi berbahagia merayakan ulang tahunnya."
Danu Pratama, lelaki itu melangkahkan kaki buat mendekati remaja yang sudah 10 tahun dijaganya. "Maaf, Langit."
Antariksa Langit Nareswara, dia ingin sekali menangis sekencangnya saat wajah Danu yang biasanya selalu datar, kini tampak sedih sebab merasa kasihan padanya. Sejujurnya, Langit benci dikasihani. Dia tidak suka saat orang lain memberikan tatapan iba padanya. Dan kali ini Om Danu melakukannya, membuatnya merasa menjadi orang paling menyedihkan di dunia.
Saat ini, Langit berfikir, sakit apa yang diderita Raina sampai Mama enggan buat meninggalkannya? Apa rasa sakit yang dirasakan anak itu begitu parah sampai Mama menolak untuk menjenguknya yang membuanya terlihat menyedihkan sebab tidak ada keluarga selain Om Danu yang setia bersamanya? Atau mungkin, seberapa pentingnya pesta ulang tahun Kenzie sampai Papa tidak mengangkat telpon dari Om Danu padahal beliau juga tau kalau pengasuh putranya itu tidak akan menelpon berulang kali jika tidak terjadi sesuatu yang penting?
"Karena Kenzie dan Raina masih diatas segalanya buat Mama dan Papa." Antariksa tersenyum miris pada pemikirannya.
"Anyway, Langit."
Remaja itu memfokuskan atensinya.
"Dokter bilang, Kamu boleh pulang saat sudah merasa baikkan."
Kalau boleh memilih, lebih baik Langit tidak pulang sebab, saat sudah berada di rumah pun, dia tidak benar-benar merasakan hangatnya 'rumah'.
***
"Gue lupa nanya. Lo tadi pulang sendirian?"
"Ya iya?"
"Gak dianterin?"
"Dia lagi panik sama anaknya?"
"Tau dari mana lo kalo itu anaknya?"
"Ya emang siapa lagi kalo bukan anaknya?"
"Pengasuhnya?"
"Gila lo yakali udah segede itu masih punya pengasuh!"
"Yaa bisa jadi, kan?"
"Gim, mending lo diem deh."
Di depan toko emas yang tadi siang menjadi viral setelah terjadinya pencopetan serta remaja yang ambruk dijalan dengan banyak darah, tiga remaja tengah menyantap makan malamnya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story On Earth
FanfictionHampir seluruh umat manusia berharap dilimpahi materi yang berkecukupan untuk menunjang kehidupan yang mereka jalani diatas bumi ini, tetapi, Antariksa Langit Nareswara lain lagi, sebab, jika dibandingkan dengan materi, Langit lebih ingin merasakan...