Hari sial memang tidak ada di kalender, begitulah mungkin gambaran hari Aster di pagi ini. Mulai dari motornya mogok, lupa charger hp dan lagi-lagi ia telat ke kampus, berakhir ia bolos kelas hari ini."WOYY LU KEMANA SIH ANJIR" suara Disha disebrang sana membuat Aster reflek menjauhkan ponselnya
"Bisa ga gausah teriak? temen lu nih lagi kena musibah bukannya ditolongin malah di marahin" ucap Aster dengan nada kesal
"Iya iyaa maaf deh, lagian gua khawatir sama lu ter takut kenapa napa" jawab Disha lagi kali ini dengan nada biasa, karena ada benarnya juga ia dari tadi khawatir dengan Aster yang tak biasanya bolos kelas
"Hmm, jadi sekarang lu dimana?"
"Bengkel, motor gua mogok terus lupa ngecharger hp tadi malem, jadi ya gua numpang ngecas deh sama mamang sini" ucap Aster dengan nada pasrah
"Utututuuuu, yaudah nanti abis kelas gua ama Zea kesana ya"
"Eh gausah, ini bentar lagi selesai kok"
"Yang bener lu?"
"Iyaaaa, sekalian gua ada yang diurus juga disekre"
"HEDEHH BAM BEM BAM BEM MULU KERJAAN LU"
"Ishhhh Disha bentar lagi demis kok"
"Yaudaa iyaa, hati-hati lu"
"IYAAAA"
TUTTT TUTTT..
Sambungan telpon terputus, dan ia pun menghela nafas lelah mengingat tadi pagi sebelum berangkat ia tidak mendapati satu orang pun dirumah. Tidak seperti biasa teriakan ibu yang membuat telinga panas pagi-pagi karena dirinya susah bangun, juga tidak mendapati ibunya yang sibuk menyiapkan sarapan dan ayahnya pun tumben berangkat kerja pagi-pagi sekali.
"Ngapain?" suara seseorang berhasil menghentikan aksi lamunannya
"E-eh! kak Bima!" ucapnya gelabakan
"Hmm" deheman Bima membuat Aster sekuat tenaga untuk menahan senyumannya
Stay cool, Aster. batinnya
"Ngapain kak disini?" tanya Aster memberanikan diri
"Tuh!" jawab Bima mengarahkan dagunya ke salah satu motor disana dan akhirnya diangguki oleh Aster
--
Suasana dibengkel menjadi canggung, mereka terhanyut dalam pikiran masing-masing. Aster juga tidak berani lagi menanyakan banyak hal ke Bima, karena ia takut tidak bisa menutupi wajahnya yang sudah merah seperti tomat ini.Dasar bucin.
"Gimana? soal tadi malem" celetuk Bima akhirnya membuka suara
Aster yang kaget tiba-tiba mendapati pertanyaan tersebut pun gelabakan, karena jujur ia sendiri pun tidak tau.
Disatu sisi ia ingin sekali karena sudah dipastikan ia akan bertemu setiap hari dengan seorang Asrar Bumantara (orang yang selama ini ia dambakan).
Disisi lain ia takut karena belum pernah berada di posisi ini ditambah tanggung jawabnya juga sangat besar, belum lagi nanti ia akan berurusan dengan Sheila and the gang.Huh. menyebalkan sekali, pikirnya
"Aster?"
"HAH?! E-Emm i-itu s-sebenarnya a-aku.."
"Gada penolakan!" potong Bima telak
"T-tapi kan ka-"
"Gua tau, orang yang jawab dengan ragu itu artinya 'tidak'. dan gua ngehindarin hal itu, jadi gua mohon kali ini aja, Aster" ucap Bima membuat Aster mengerjapkan matanya. Ini adalah kalimat terpanjang yang baru ia dengar dari seorang Bima yang terkenal akan misteriusnya.
"Sore ini gua tunggu disekre" ucapnya lagi sambil tersenyum dan mengusap kepala Aster
Aster yang masih belum bisa mencerna banyak hal yang terjadi dalam satu waktu ini pun hanya bisa mematung dan mengangguk kecil sebagai balasan, sementara orang yang membuatnya seperti ini sudah pergi mengambil motornya yang selesai diservis.
GILAAAA.
GABISAA INI GABISA.
MAMAAA ASTER MAKIN JATUH CINTA SAMA KAK BIMA, jeritnya dalam hati.
Ivii, September 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Asteria
Teen FictionHanya sebuah tulisan untuk seseorang yang akan menjadi abadi didalam karya ini.