Tidak seperti biasanya, pukul tujuh malam dan aku tidak melakukan apa-apa. Tidak ada rapat sebagai budak proker. Tidak ada beban tugas yang harus dikerjakan. Tidak ada Nada dan Alika yang mengganggu ketenangan.
Nada memilih untuk langsung pulang ke rumah tadi sehabis kuliah, karena cukup jarang malam-malam tidak ada tanggungan. Alika seperti biasa, bucin tiada tara. Sedangkan aku? Bingung harus melakukan apa.
Menonton film? Bosan. Membaca buku? Tidak ada yang belum kubaca—kecuali buku kuliah tentunya. Media sosial? Sudah ku-refresh berulang kali hingga tidak ada yang baru.
Ding!
Senyumku mengembang. Tepat sekali ia datang.
M
knock knock
Regen
silakan masuk
M
wih
tumben balesnya cepet?
Regen
lagi gabut to the max
M
nggak nugas?
Regen
tugas mulu
gue juga pengen punya kehidupaannn
M
ahahahah
emangnya mau ngapain biar bisa disebut punya kehidupan?
Hmm. Sejujurnya aku hanya asal berbicara. Namun, pertanyaannya membuatku berpikir juga. Memangnya apa yang ingin kulakukan? Rutinitasku hanya berputar di perkuliahan dan kepanitiaan. Kenapa aku harus berpikir berat di tengah perut kosong begini?
Regen
ngedate gitu kek
Akhirnya aku menjawab asal.
M
emangnya lo nggak punya pacar?
Aku tergelak. Dari mana ia berpikiran bahwa aku punya pacar. Dari percakapan kami tiap harinya, seharusnya dia juga tahu aktivitasku hanya kuliah, rapat dan menggabut kadang-kadang.
Regen
nggak
forever jomblo
lagian ya, kalau gue punya pacar ya nggak mungkin lah gue chatingan sama lo hampir tiap hari
M
emang kenapa nggak mungkin?
sedih nih gue :(
Regen
ya menurut looo
either gue bakal sibuk pacaran
![](https://img.wattpad.com/cover/350610039-288-k770381.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysteriously Matched
RomantizmRegen tidak suka sesuatu hal yang rumit. Akan tetapi, seakarang ini ia dihadapkan dengan persimpangan; masa lalu yang muncul kembali tanpa aba-aba, masa depan yang terlalu menggoda untuk dilewatkan, dan seorang anonim yang mampu mengalihkan perhatia...