Mudik

1.8K 15 0
                                    


Kali ini aku pergi seorang diri kekampung halamanku. karena kondisi yang mendesak, Istriku tak bisa ikut berangkat karena harus menemani anak anak ku yang sedang ujian sekolah jadi kutinggalkan mereka. Perjalanan dari jakarta ke kampung halamanku sekitar 10 jam. Setelah selesai ngantor aku langsung menuju terminal. Tak lama menunggu,bisnya datang. Dan langsung melaju memasuki tol. Aku yang sedikit lelah memutuskan untuk tidur sepanjang perjalanan. Aku lebih menyukai berangkat pada malam hari karena tidak macet dan aku bisa tertidur pulas.

Entah sudah berapa lama aku terlelap, kondektur membangunkan aku.
"Pak... pak... kita istirahat,makan dulu..." ia menepuk nepuk pundak ku. Aku yang masih setengah sadar,meraba raba sedang berada dimana. Udara dingin langsung meyeruak. Kulirik jam tanganku,sudah jam 2 malam. Langsung aku ikut turun untuk bergabung dengan yang lain. Tapi aku pergi kekamar mandi dulu untuk buang air kecil. Sesampainya ditoilet ada dua orang bapak bapak saling berdiri dengan jarak dekat ditempat ngencing. Ketika mereka mengetahui keberadaanku mereka secara cepat menjauh. Awalnya aku tak menyadari apa yang mereka lakukan dan aku cuek saja. Aku langsung menuju tempat ngencing paling pojok. Kulirik mereka berdua. Bapak bapak itu melempar senyum padaku dan kubalas senyum. Mereka berdua bertubuh tambun dan jelas sudah 50an. Yang satu berkumis dan brewok,Ia memakai jaket kulit. Dan yang satunya lagi berkulit putih dan bermata sipit,ia terlihat ramah dimataku. Aku benar benar tak menyadari pandangan mereka kepadaku memiliki maksud. Dengan santainya kukeluarkan kontolku dan langsung mengucur deras air kencingku. Aku hanya menatap tembok tanpa ingin menengok kanan kiri,risih bagiku. Tapi aku merasakan ada gerakan yang aneh disebelahku. Walau aku mencoba cuek tapi rasa penasaranku memaksa untuk melirik. Aku bisa melihat sibapak yang berkulit putih yang tepat disebelahku kontolnya ngaceng! Dan ia asik megocoknya perlahan. Wajah sibapak mengarah padaku,tepat kearahku! Rasanya ingin bergegas pergi tapi air kencingku masih mengucur. Aku mengejan supaya air kencingku keluar semua. Tiba tiba sibapak yang berjaket kulit menyodorkan kontolnya pada bapak yang bermata sipit. Sekonyong konyong aku langsung menengok kemereka. Aku melotot melihat apa yang didepanku. Mereka sedang beradu kontol! Kontol mereka saling menempel,mereka goyang goyangkan badan mereka supaya kontol mereka saling bertubrukan dalam keadaan ngaceng.

"Kenapa mas... mau di isap?" Suara yang renyah keluar dari bapak yang berkulit putih. Entah kenapa mendengar ia bilang "isap" membuat reaksi pada diriku "Apa karena cuaca dingin? Atau aku horny!" Antara ingin pergi atau tetap dikamar mandi. Jujur itu pertama kalinya aku melihat 2 kontol saling beradu "apa mereka tak malu!" Ucapku dalam hati. Bapak yang tepat disebelahku menyodorkan tangannya "saya Pak Hendra". Sambil tangan kirinya mengocok ngocok kontol bapak yang satunya. Aku hanya diam tanpa menggubrisnya. "Loh ko diam? Ndak usah malu..." katanya. Dan bapak yang berjaket kulit juga ikut berbicara "itu kontolnya gak malu!" Mereka tertawa. Aku tak menyadari itu dan benar saja kontolku sudah ngaceng keluar dari resletingku.
"Saya Hendra... " sekali lagi ia menyebutkan namanya. Tanpa permisi ia langsung menggenggam kontolku. Aku tak melawan tak juga menjauh. Rasa sange ku sudah diubun ubun. Apalagi melihat kontol saling bertubrukan,benar benar membuat aku ingin merasakanga juga!
"Enak mas...? Mau di isep? Dingin dingin enak loh diangetin..." ejek si Pak Hendra. Kusodorkan kontolku padanya tanpa ragu ragu. Ia mengerti kalau aku tak pernah beginiian sama laki laki jadi ia memperlakukan ku secara lembut. Kepala kontolku ia jilat jilat. Dengan lidahnya ia putar putar dikepala kontolku. Membuat ku bergelinjang! Biji pelerku ia remas remas,setiap bijinya ia pijit pijit. Ingin sekali teriak tapi aku tahan saja,aku tak ingin orang lain datang lagipula aku masih ingin berlama lama merasakan di isep!
Lagi enak enaknya merasakan lidahnya pada lobang kencing ku,bapak yang berjaket kulit itu Menghampiri dan memberi isyarat

"Kita pindah kebelakang saja... " ia melangkah duluan. Kami mengikutinya dengan kontol kami ngampleh ngampleh. Ternyata dibelakang itu ada bengkel yang suasananya sepi. Tanpa menunggu lama aksi kamipun dimulai kembali. Pak Hendra kembali menghisap kontolku,kali ini ia mencoba memasukan semua. Aku hanya bersandar menerima perlakuannya. Bapak yang berjaket kulit mendekat pada ku. "Sampean sendiri mas?" Tanyanya. Sebetulnya aku ada perasaan takut padanya,curiga juga!
"Iya Pak..." jawabku pelan. Ia mulai meraba raba dadaku mencari cari pentilku. Deru nafasku mulai memburu,benar benar bikin merinding perlakuannya pada pentilku! Ia berbisik padakau
"Saya Mardi..." tepat dikupingku,aku bisa merasakan nafasnya yang hangat.
"Enak tidak...?" Lidahnya mulai menjilat jilat lobang kupingku. Basah dan kasar lidahnya kurasakan! Aku tak bisa berkata apa apa lagi,yang kutau hanya rasa sensitiv ketika badan ku diraba raba oleh kedua bapak bapak ini! Aku sudah tak pikirkan siapa yang menyedot kontolku dan siapa yang mencium cium wajahku,yang pasti aku ingin ngencrot!

Berpacu Dalam BirahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang