EL: Calm

504 41 2
                                    

ONESHOOT

EL:-Calm
NOTE: Seorang anak titisan sang prabu

______________________________________

Angin berhembus kencang, meniup daun daun yang ada disekelilingnya.
Suara burung burung berkicau dengan tenang tanpa ada gangguan.

Suara ombak pantai yang menerpa pepasiran mampu menenangkan hati.
Ketenangan itulah yang dicari selama ini.

"Aku baru merasakannya ini semua seumur hidupku"-seseorang berkata demikian

"Tidak ada yang tenang seperti ini...aku bahagia saat berada disini"

"Tetapi seperti ada yang kurang, namun aku tidak terlalu memperdulikan kekurangan itu...bagiku selagi aku merasa tenang dan nyaman aku tidak perduli akan sekitar lagi"

"Tempat ini sangat sepi, melainkan Hanya aku sendiri yang berada disini"

"Bukankah tadinya aku sedang berperang? Kemana yang lainnya?"
"Aku juga tidak tahu"

"Aku juga tidak mengerti kenapa ini semua bisa terjadi, aku terdampar dipinggir pantai, dan lebih parahnya aku hanya seorang disini"

"Sedikit aneh menurutku, tempat ini sangat sunyi...hanya suara burung dan beberapa hewan lainnya dan ombak pantai saja yang aku dengar"

"Tempat ini juga sangat indah, jauh lebih indah dibandingkan melihat kemewahan yang ada di istana "

"Jika bisa...aku ingin disini selamanya, dan tidak ingin kembali lagi"

Pemuda itu tidak menyadari apa yang sedang terjadi, pemandangan itu membuatnya terpesona.

Pernahkan kalian berpikir tentang suatu tempat yang begitu indah? Bahkan keindahannya tidak ada dimanapun terkecuali? Ya begitulah

Ketenangan yang selama ini dirinya cari kini sudah ada dihadapannya.
Selesaikan semua masalahmu baru kau akan hidup tenang, bukankah begitu?

Hidup tenang didunia itu tidak ada artinya jika dirimu jauh dari Tuhan.
Banyak cobaan yang dirinya beri itu sudah pasti mampu kau lewati.

Namun siapa sangka? Kita tidak ada yang tahu kapan kita akan pergi dari muka bumi.


Didunia kita hanya selalu dihadang oleh masalah masalah dan memilih untuk terus menjalaninya atau sudah sampai disana...orang yang percaya akan Takdir dari yang maha kuasa...

maka ia pasti akan mampu melewatinya, karena tuhan tidak akan memberikan kita cobaan yang diluar batas kebisaan kita, sebaliknya...jika ia lebih memilih untuk meninggalkan masalah yang belum terselesaikan itu bukanlah orang yang patut untuk dicontoh.












Disisi lain

Raden kian Santang yang saat ini memang sangat bahagia karena kini dirinya mampu merasakan ketenangan, sejak dirinya masih kecil...ia tidak pernah mendapatkannya

Masa kecil yang seharusnya dipakai untuk bersenang senang...bermain bersama kawan kawan yang lainnya.

Tapi tidak dengannya...masa kecil yang sudah harus terjun kemedan perang...bayangin aja anak seusia sekitaran 7 tahun terjun kemedan perang.
Lawannya belum tentu anak kecil yang seusia dengannya...
Namun melainkan seusia sang ayah

Flashback on

Disuatu waktu saat berada dimasa dulu...saat terjadi peperangan antara kerajaan saudara yang dimiliki oleh prabu Siliwangi dan prabu amuk marugul...

Ya amuk marugul adalah kakak dari salah satu istri Siliwangi sendiri.
Gusti ratu kentring manik..namanya.

Perang terjadi karena kecemburuan seorang anak kepada ayahanda yang hanya selalu fokus kepada anaknya yang lain...hal itu membuat paman ataupun yang sering disebut dengan sebutan "Uwak amuk marugul"

Benar, anak kecil itu bernama surawisesa...putra sulung kentring manik dan Siliwangi, sewaktu kecil surawisesa memang selalu merasa iri terhadap kian Santang...karena apa? Ia selalu lebih di utamakan dibandingkan surawisesa sendiri.

Waktu itu surawisesa sama sekali tidak mengerti tentang apa yang terjadi, hingga mengapa Ayahanda begitu mengutamakan sang kakak daripada anaknya yang lain..

Padahal surawisesa sempat berfikir tentang mengapa saudara kian Santang yang lainnya tidak pernah merasa iri akan hal itu? Kenapa hanya dirinya saja?

Sesekali ia berpikir hal baik kepada kian Santang, sesekali juga otaknya kembali dicuci oleh sang paman yang memang sudah seharusnya orang dibuang ke sungai.

(Maaf)



"Ayahandamu, Rayi prabu Siliwangi...dirinya jauh lebih menyayangi Raden kian Santang daripada dirimu Raden"-hasutnya

"Tapi uwak...aku merasa jika ini pasti ada alasannya, Ayahanda tidak mungkin pilih kasih terhadap putra putrinya" surawisesa

"Apa buktinya jika memang seperti itu? Ku lihat ia hanya fokus kepada putra putri Subang larang...dirinya tidak pernah ada waktu untuk bersama dirimu"-amuk marugul

"Apa yang dikatakan uwak benar, Ayahanda selalu saja meluangkan waktunya untuk kian Santang... sedangkan diriku?"-batin surawisesa





Kembali kepeperangan

Raden kian Santang terus menghajar para penghianat yang sudah berkhianat kepada kerajaan Pajajaran... tidak terhitung berapa jumlah orang yang sudah dirinya kalahkan.

Yang jelas semuanya adalah orang dewasa, orang sesama dewasa juga bisa saja tidak mampu.

Ini? Seorang anak kecil yang baru berusia 7 tahun mampu melawan puluhan orang dewasa?

Hingga pada akhirnya perang berakhir...
Kemenangan berhasil diraih oleh kian Santang...bukan Siliwangi

Siliwangi juga awalnya merasa terkejut terhadap Putranya yang mampu membuat pasukan amuk marugul habis tak tersisa.

"Umurnya masih sangat belia...tapi kekuatannya sudah setengah dari kekuatanku" itu saja yang mampu ia ucapkan dalam hati.

'Putramu itu adalah titisan sang prabu...dia adalah anak yang terpilih, jagalah dirinya dengan baik, kau beruntung Nanda prabu'

Alasan itulah yang membuat Siliwangi lebih mengutamakan kian Santang dibandingkan yang lainnya...bukan berarti dirinya pilih kasih seperti yang dikatakan oleh amuk marugul

Tapi itu memang kenyataannya, hidup kian Santang belum tentu mampu dijalani oleh yang lainnya.

Para saudara kian Santang juga belum tentu mampu hidup sebagai kian Santang, menjalani hidup yang berat...tanpa ada kesalahan yang ia perbuat selalu datang para bala untuk menghancurkan kedamaian.

Apa kalian mampu?
Ku rasa pasti tidak...saat berperang pun kalian mungkin akan memilih barisan paling depan bukan? Tapi lebih tepatnya Jika dilihat dari belakang.

Hahaha aku juga padahal...

Flashback off



Sangat Sulit untuk menjadi kian Santang...dari sisi mental saja sudah kalah, bagaimana dari sisi kekuatan?

Tapi sekuat apapun dirinya ia tetaplah manusia seperti pada umumnya...
Manusia yang mengenal rasa lelah
Manusia yang mengenal rasa sakit
Hingga? Manusia yang memang jika sudah waktunya ia akan pergi menemui ajalnya.


Kian Santang memang kini sangat bahagia disana...didunia? Belum tentu.
Kian Santang tidak menyadari jika ia sudah tewas.

Ia terlalu fokus kepada alam sekitarnya dan ketenangan yang dirinya rasakan.

Padahal didunia sebenarnya... para keluarganya sedang menangisi jasadnya...

Kehilangan itu sakit...
Tapi, rasa sakit itu tidak sebanding dengannya semasa dirinya masih hidup.

Mungkin ini memang yang sudah menjadi yang terbaik baginya...
Hidup tenang disisi yang maha kuasa adalah yang terbaik.

Pesan yang diambil ialah "jangan mudah putus asa atas sesuatu yang terjadi kepadamu...selagi dirimu berjalan dijalan yang benar kau pasti akan mampu menemukan jalan keluar, kau tidak sendiri...ada Tuhan yang selalu ada dimana pun kau berada"

___________________________________________

END
____________________

Pangeran Pasundan//ONESHOOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang