KAMU SEDANG MEMBACA

SEMESTA DAN BADAINYA [ON GOING]

Teen Fiction

[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, COVER MASIH SEADANYA] [CERITA KEDUA SETELAH 'MENTARI' , JANGAN LUPA DI BACA JUGA YA TEMAN-TEMAN🌻] **** Kata Navendra Azky, di dunia ini tidak ada orang yang mencintai kita seutuhnya. Orang yang mencintai kita se...

#asya #azky #badai #badboy #benci #cerpen #diminati #fiksi #fiksiremaja #lucu #luka #perkelahian #persahabatan #rekomen #rekomendasi #remaja #rumah #sedih #semesta #seru #singgah #sma #trauma #wattpad #wattpadindonesia

0. Prolog

29 4 1

oleh Usmayaniptr_

oleh Usmayaniptr_

Bismillah...

Hai! Selamat datang di cerita terbaru dengan judul 'Semesta dan Badainya'.

Setiap kata yang tertulis disini, sudah banyak melewati masa revisi berkali-kali. Tiap kata sudah aku rangkai dan susun dengan matang, dengan harapan tidak mengecewakan para pembacanya.

Aku tau alur ini lumayan berat, bagi aku yang baru selangkah dalam menyusun kata. Tapi aku berharap di cerita ini dapat menginspirasi kalian semua—atau paling tidak kalian tidak merasa sendiri.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa follow, vote, komen, dan share ke teman-temannya ya. Dukungan kalian sangat berarti untuk penulis yang sedang kalian baca ceritanya ini.

Cerita ini jauh dari kata sempurna. Untuk saran, kritik dan lainnya bisa kalian tulis di DM Instagram @kutulis.kata_

Selamat Membaca 🦋

****

SURAT PERMOHONAN IZIN CERAI

Seumur hidup, tidak pernah gadis dengan rambut sebahu membaca sebait tulisan yang menyambar hatinya.

Mungkin dulu, kalimat yang paling menyakitkan adalah ketika ia di banding-bandingkan dengan keluarga atau teman-temannya.

Tapi kali ini, tulisan yang tertera di selembar kertas putih berlapisan amplop sangat menyakiti hatinya.

Bayangan dan memori yang masih sangat membekas di ingatannya terus berputar, mencerna, dan bertanya, mengapa semua ini bisa terjadi begitu cepat?

Ia baca tulisan itu berulang kali. Tanpa sadar sebulir air dari matanya turun membasahi pipi. Ia pegang erat-erat kertas tersebut sambil menekan dadanya kuat.

“Ini nggak mungkin kan?,” tanya nya pada diri sendiri.

Di ruangan bercat putih, dengan luas ruangan yang besar dan lebar, ia terduduk lemas. Meraung-raung pun percuma, karena hanya ada dirinya sendiri disini.

Sudah cukup penderitaan yang selama ini ia rasakan.

Sudah cukup sakit hati yang sering ia alami.

Sekarang untuk mengeluh pun rasanya sudah sangat lelah.

Ia melirik pisau yang tadi ia gunakan untuk mengupas buah, lalu mengambilnya dengan tangan gemetar.

“Sudah saatnya,”

****

Jangan lupa di follow, vote, komen dan share ke teman-temannya ya.

Lanjut part 2?