Sixth Chapter - Suspicion

331 28 7
                                    

- James POV-

Sejak kepulangan kami berdua kerumah, tidak ada sepatah katapun terucap dari bibir Kong. Padahal tadi selama di perjalanan, aku berusaha bertanya tentang bagaimana kegiatannya di sekolah dan mengenai pelajarannya. Dari mulutnya hanya terucap kata iya dan tidak. Bahkan ketika sampai dirumah Ia langsung masuk ke kamar dan tidak keluar sama sekali.

Aku pun memutuskan untuk mengetuk pelan pintu kamarnya dan masuk ke dalam.

“Apa aku menganggumu?” tanyaku pelan dan melihatnya sedang meringkuk di balik selimut. 

Apakah Kongjiro sakit?

Aku pun memutuskan duduk di pinggir kasur.

“Apa kau sakit?” tanyaku khawatir melihat keadaannya. Namun tetap tidak ada satupun jawaban keluar darinya. Bagaimana bisa anak ini tertawa begitu lepas saat bersama Net, sementara saat bersama diriku ia hanya diam bagaikan patung.

“Sebenarnya aku masuk kedalam karena aku ingin mendiskusikan soal condo yang akan kau tempati nanti. Tapi kalau kau tidak enak badan, nanti saja aku bicarakan lagi,” Aku pun berdiri dan mencoba keluar dari kamar tersebut hingga sebuah suara terucap dari bibir Kong.

“Apa Phi tidak suka aku tinggal disini?”

Aku pun berbalik dan mencoba menyanggah pertanyaan dari Kong.

“Aku baru tinggal disini selama beberapa hari dan Phi sudah terganggu dengan keberadaanku,”

“Bukan begitu Kong. Hanya saja bukankah tinggal di condo membuatmu lebih bebas dan kami sengaja mencarikan condo yang dekat dengan sekolahmu,” 

Hingga suara pintu utama terbuka membuat perdebatan kami terhenti. Aku pun tersenyum lalu segera keluar dari kamar Kong dan menuju pintu depan untuk menyambut Net. 

Tumben sekali Ia pulang siang. Aku akan segera memasakkan makanan kesukannya.

“Phi pulang siang? Kebetulan sekali aku mau…” ucapanku terhenti begitu Net meraih lenganku dengan kasar.

Net membuka pintu kamar dengan membantingnya dan mendorongku hingga aku tertidur diatas kasur.

“Phi…” mataku terbelalak melihat tatapan kasar Net. Aku hafal betul dengan kebiasaan ini.

“Mana handphonemu?” tanya Net dengan nafas yang menggebu-gebu.

“Aku lupa… ah ada diatas meja rias,” jawabku sambil menatap sekeliling dan baru menyadari bahwa ponselnya ia letakkan disana.

Net segera mengambil ponselku dan menunjukkan puluhan panggilan tidak terjawab dari dirinya.

“Kau tidak mengangkat teleponku sama sekali?” tanya Net kesal.

“Aku sibuk tadi dan juga menjemput Kongjiro di sekolah,”

“Sibuk? Maksudmu sibuk makan siang bersama lelaki lain kan?” Net berteriak dan membanting ponselku dengan keras ke lantai hingga retak. Tatapan beringas Net masih tidak berubah.

Ia mengeluarkan ponsel miliknya dan menunjukkan fotoku dan Zee saat berada di restoran tersebut.

Bagaimana ia bisa mendapatkan foto tersebut?

“Siapa dia? Kenapa kau tersenyum padanya!!!!!” teriakan Net semakin keras hingga akupun meremas guling yang tepat berada disampingku. 

Tatapanku kini tertuju pada seorang anak laki-laki yang sejak tadi melihat pertengkaran kami berdua.

Kongjiro…. Ia sejak tadi tersenyum melihat kejadian kami. Aku mencoba menyuruhnya keluar tapi Net kembali berteriak padaku.

"Siapa dia??"

HOW TO LOVE - NetJamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang