Chapter 1

81 5 0
                                    

Sudah 9 tahun berlalu saat kejadian itu

Saat mulai duduk di kelas 10 SMA Alana mulai terbiasa kepada makhluk tak kasat mata yang meminta tolong padanya. Alana pun selalu mengabaikan suara-suara yang terdengar dari makhluk halus itu ia pura-pura tidak melihat semua mahluk yang ada di sekitarnya.

Saat pelajaran berlangsung banyak sekali suara yang menggangu dan meminta pertolongan.

Alana bantu kami
Alana tolong kami
Alana lihat kami
Alana jangan pura-pura tidak melihat kami

Alana, Alana, Alana, Alana

Suara yang amat berisik meminta pertolongan membuat Alana terganggu.

"ihh bisa gasih kalian tuh diem dan gausah ganggu aku!!".
dengus Alana yang merasa kesal karena suara-suara itu mengganggu konsentrasinya saat belajar disekolah.

para siswa pun terkejut melihat Alana berbicara sendirian, tidak jelas bicara dengan siapa, intinya tidak ada satupun siswa yang berbicara kepada Alana pada saat itu

"Alana lo ngomong sama siapa?".
salah satu siswa bertanya

"G..gue kayaknya ga konsentrasi, j..jadi g-gue kesal sendirian".
jawab Alana dengan grogi sambil menggaruk kepala yang tidak gatal itu

"lo ngeliat lagi ya?
Teman sebangku Alana bertanya,
ya sebut saja namanya isma

"Iyaa gue ngeliat mereka lagi".

"Berarti sekarang ada dong!!??"
ucap Isma yang mulai merinding

Alana pun dengan cepat menggelengkan kepalanya

"bukan apa-apa.. udah yuk lanjut nulis nanti Bu Cindy marah".

"yeuh gue nanya juga, kebiasaan selalu mengalihkan pembicaraan".

Alana mengabaikan Isma yang sedang bicara kepadanya, lalu mereka berdua melanjutkan untuk menulis pelajaran yang ada di papan tulis

Tringggg!!!

Suara bel yang menandakan waktu istirahat

"Alana yuk ke kantin".

"Lo duluan aja, gue ga laper".

"ihh masa gue sendirian sih!! lo mau ngapain sih di kelas sendirian?"

"gue mau tidur sebentar, sumpah gue ngantuk banget Isma".
Suara berat Alana yang sudah amat mengantuk sambil sesekali menguap.

"Yaudah gue ke kantin dulu deh, jangan ngomong sendirian terus tar lo di sangka gila sama anak-anak".
ucap Isma yang sambil berjalan keluar menuju kantin

Alana pun mulai tertidur di kelas sendirian, para siswa lain sibuk dengan kegiatannya untuk makan siang di kantin, sementara Alana tertidur pulas di dalam kelas karena kurang tidur di malam harinya karena mimpi buruk.

Beberapa menit kemudian setelah Alana tertidur pulas ia mendengar suara menjerit meminta pertolongan.

Alana pun tersentak bangun dari tidurnya, namun saat Alana terbangun ia melihat sekeliling sekolah dan hari sudah malam. Alana terkejut melihat hari yang sudah gelap.

"masa sih gue tidur selama itu?".
Alana kebingungan dan mulai mengemasi barang-barangnya kedalam tas.

kilapan cepat bayangan hitam di luar pintu kelas Alana, Alana pun terkejut melihat bayangan hitam yang bergerak sangat cepat sekali menuju gudang kosong di atas lantai 4 sekolah.

Alana mulai mengikuti bayangan hitam itu ia memasuki gudang kosong yang di penuhi oleh debu dan sarang laba-laba. Alana berjalan menuju pintu kecil yang dimasuki oleh bayangan hitam itu.

Alana melihat sekeliling dan mencari bayangan hitam itu di sekitar gudang dan ia melihat sosok wanita di depannya memakai seragam sekolah yang sama dengan alana.

Alana mulai penasaran kenapa dia berada di gudang kosong dan berdebu ini? dan apa yang wanita itu lakukan disini sendirian di hari yang gelap gulita ini?.

Alana mulai berjalan mendekati sosok wanita yang memakai seragam sekolah sama dengan yang ia kenakan saat ini.

"hey, apa yang kamu lakukan di gudang kosong ini sendirian? kamu ga pulang? atau kamu sedang mencari sesuatu disini?".
ucap Alana sambil terus mendekat di belakang sosok wanita itu

Wanita itu hanya berdiri terdiam dan melihat kearah cermin yang ada di samping Alana dengan tatapan kosong.

"Apa kamu butuh bantuan?".
ucap Alana berniat untuk membantu wanita tersebut mencari sesuatu.

Wanita itu menunjuk cermin yang ada di samping Alana.
Alana mulai melihat cermin yang ada disampingnya. Lalu dia melihat pantulan cermin yang hanya ada dirinya saja, sedangkan wanita yang menggunakan seragam persis seperti yang Alana gunakan ia tidak terlihat dalam pantulan cermin tersebut.

Alana mulai tersadar bahwa yang ia ajak bicara saat ini bukanlah temannya, Namun sosok wanita korban pembunuhan saat itu.

Alana menoleh ke arah wanita itu.
gadis itu melihat ke arah Alana dengan mulut yang sudah sobek dan mengeluarkan darah dari mulutnya ada banyak bekas luka yang ada di sekujur tubuhnya. Mulai dari perut bekas tusukan benda tajam, kepala yang sedikit hancur karena benturan keras yang di lakukan oleh orang jahat, leher yang sepertinya sengaja ingin di putuskan oleh orang yang membunuh gadis tersebut.

Wanita itu muntah darah yang sangat banyak di sekitar gudang tersebut.

Alana mulai berjalan mundur dengan napas yang terengah-engah

sosok wanita itu berjalan mendekati Alana dengan pisau kater di tangannya.

TOLONG TEMUKAN JASADKU

Alana mulai berlari menuju keluar gudang tersebut lalu sosok gadis itu mengejar Alana dengan sangat cepat.

Alana mulai menuruni anak tangga menuju ke lantai ketiga dan terus berlari menuju lantai berikutnya.

Suara sosok wanita itu menggema di sekitaran sekolah dan membuat pantulan suara yang amat keras.

Alana terus berlari dan menoleh kebelakang sehingga dapat melihat gadis itu masih mengejarnya dengan pisau yang ia bawa sambil memainkan pisau tersebut menaiki dan menurunkan pisau itu.

Krekeett, kreekeet.

Alana mulai panik dan ia tersungkur jatuh kakinya terkilir dan melihat sosok gadis itu sangat dekat dengan Alana.

ALANA KENAPA TIDAK INGIN MEMBANTUKU.

ALANA!!
Teriak wanita itu membuat kepala Alana pusing.

Alana, Alana, Alana.

Alana pun terbangun dan terkejut melihat temannya Isma yang berdiri di depannya

"Alana bangun!!! gila si lo tidur kaya kebo gamau bangun-bangun".

"Apaan si Isma lu bikin gue kaget tau ga". Suara Alana dengan nafas tengah-tengah dan keringat dingin

"Lo abis ngapain si? mimpi di kejar rentenir lo? sampe keringetan gitu AHAHAHA!!"

Alana hanya terdiam memikirkan mimpi yang baru saja ia mimpikan.




okey guys sampe sini dlu ya.
nanti lanjut lagi..

Dunia Kita Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang