#6 5HSMZ

10 6 0
                                    

Besok paginya, aku terbangun dari tidur tiba-tiba sebuah bis telah berhenti di tengah jalan yang sepi, kemudian aku melihat Rey dan Shinta tertidur nyenyak di kursi berbeda. Sebelum aku berdiri, kini ku perhatikan tanganku bekas gigitan kelelawar sudah cukup membaik walau masih merasa kesakitan sedikit.
Saat melihat kaca dari bis, aku malah melihat rombongan zombie yang sedang menutupi lingkungan bis.

“Astaga!” kaget ku.

Setelah itu Shinta terbangun dari tidurnya, lalu ia menyapaku.

“Selamat pagi, Midi. Oh iya, apakah kamu sudah membaik,” sapa hangat Shinta.

“Pagi, Shinta. Iya aku sudah cukup membaik, terimakasih banyak yah telah mengobati ku. Btw, kita sekarang ada di mana?” tanya ku.

“Kita sudah sangat jauh dari malam kemarin, jarak menuju rumah mu tinggal 75 kilometer lagi akan sampai,” balas Shinta.

“Oh begitu. Emm, aku boleh minta makanan itu nggak?” pinta ku sambil menahan perut kosong.

“Iya, ambil saja. Kan itu milik mu,” balas nya.

“Tapi, aku nggak bisa ambil. Maaf, apakah kamu bisa mengambilnya dan suapi aku. Soalnya aku tidak bisa bergerak gara-gara perban ini,” pinta ku untuk mencari kesempatan, selama Rey masih tertidur nyenyak.

“Oh, ok. Maafkan aku yah, siap nanti aku bantu.”

Shinta bergegas mengambil keranjang makanan, lalu menyodorkan roti tawar yang telah dioles selai kacang sembari menyuapi ku. Aku sebenarnya sangat senang dan jarang sekali untuk disuapi oleh wanita cantik seperti Shinta. Namun, Shinta sangat tidak tertarik pada Midi tujuan dia adalah membantu dan bukan membuka hati.

“Shinta, ngomong-ngomong luka ku mau kapan sembuh totalnya?” tanya ku.

“Dua atau tiga hari kamu akan pulih lagi. Ya sudah, apakah kamu sudah selesai makan,” balas Shinta.

“Iya, cukup. Terima kasih ya.”

Selama aku sibuk mengobrol dengan Shinta, kini Rey terbangun dari tidurnya sebab mendengarkan obrolan mereka berdua, kemudian ia kaget melihat Shinta menyuapi makanan pada Midi. Walau Rey bersifat dingin pada Shinta dan kepadaku, justru ia suka namun melihat Shinta yang terlalu peduli pada Midi membuatnya sedikit cemburu dan iri melihat kedekatan wanita pertama yang ia temui.

Saking muaknya melihat kemesraan mereka, kini Rey menaiki tangan dan keluar di atas mobil, kebetulan tempat mereka dibanjiri oleh ratusan zombie. Kemudian Rey membakar dengan menggunakan senjata api. Melihat gerak-gerik Rey yang pergi ke atas tanpa sapaan membuat ku dan Shinta merasa kebingungan.

“Midi, aku pergi ke atas dulu,” ucap Shinta.

Kemudian aku memegang tangan Shinta. “Kamu, mau ke mana?” tanya ku.

“Aku mau menemui, Rey. Maaf tolong jangan hentikan aku, hubungan kita hanya team dan bukan perasaan,” balas Shinta.

“Maafkan, aku. Sebab sangat posesif.”

Shinta pun pergi ke atas dan meninggalkan aku yang duduk di kursi bis sambil menahan perban nan sakit, ditambah aku sedikit bersalah. Sesampai di atas, kini Shinta melihat Rey yang fokus membakar zombie.

“Selamat pagi, Rey,” sapa Shinta.
Kini Rey diam saja dan fokus menghabiskan zombie.

“Rey, kenapa kamu diam saja. Apakah kau marah ke pada ku?” heran Shinta.
Selama Shinta sibuk mengobrol, kini salah satu zombie berhasil menaiki bis dan mau menerkam Shinta dari belakang.

“Shinta, menunduk?!” suruh Rey.

Shinta pun kaget dan langsung menunduk, kemudian Rey menembak zombie di belakang dengan menggunakan satu peluru ke kepala. Selepas itu Shinta datang menghampiri Rey dan berdiri di belakang nya.

“Rey, maafkan aku. Gara-gara ucapan ku, kau jadi terganggu untuk fokus,” ucap Shinta.

“Iya, tolong jangan ganggu aku dulu. Habis ini baru kita mengobrol lagi, suasana sekarang lagi mencekam, ini demi kebaikan kita semua,” balas Rey sambung membakar zombie.

Sepuluh menit berlalu, kini Rey sudah sangat kelelahan dan bergegas masuk ke dalam bis untuk mengambil sebotol air mineral dan ia malah pergi meninggalkan Shinta begitu saja.

“Rey, kau mau ke mana. Kita belum selesai berbicara?” panggil Shinta.

Rey pun berhenti. “Iya, kau mau berbicara apa, tolong jangan lama-lama! Aku sudah lelah.”

“Soal Midi, kamu jangan salah paham yah. Itu tadi aku hanya membantu nya saja.”

“Iya, aku mengerti kok. Ya sudah aku mau ke bawah yah.” Rey yang bergegas ke bawah, sedangkan Shinta juga ikut kaget atas perbuatannya kini Rey mendadak berubah.

Lima Hari Sebelum Menjadi Zombie #SHORTSTORY (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang