#2 5HSMZ

11 6 0
                                    

Selepas mengalahkan anak kecil yang malang dan tidak bersalah, membuatku seperti telah berdosa, namun aku tidak punya pilihan lain lagi. Harusnya aku pergi saja dan membiarkan nya dia menjadi zombie, semua ini bukan berasal dari ku tapi salah satu manusia nan telah menyebarkan virus zombie, butuh waktu lama untuk mencari penawar nya. Aku tidak tahu apakah dokter atau profesor masih hidup di dunia ini.

Setelah lama mengobrol, membuatku mencari tujuan untuk pulang, melihat kota dan tinggal sendiri di kosan tua tidak ada ketenangan lagi untukku. Entah apakah kedua orang tua masih hidup di sana atau tidak terjangkit oleh virus menyebalkan ini, aku harap tentara atau polisi bergerak cepat dengan kejadian ini untuk diatasi. Selama aku sibuk mengobrol, tiba-tiba perutku keroncongan dan ingin sarapan pagi. Saat aku menyantap makanan, aku malah muntah sebab makanan tersebut sudah sangat basi. Kemudian aku mempunyai ide dengan mencuri makanan di minimarket, melihat dunia dan manusia  yang sedang tercemar oleh virus Zombie, bisa menjadi kesempatan untuk menculik makanan dan minuman setiap saat.

Barang-barang keinginan yang dibeli oleh uang, bisa diambil dengan sesuka hati. Aku pun bergegas pergi sebelum matahari tenggelam, aku harus menyiapkan makanan dan minuman serta mencari tempat aman untuk beristirahat. Kemudian aku berjalan melewati teras tetangga secara satu per satu dengan mengandeng tas ransel dan pisau kecil untuk berjaga-jaga. Sesampai di teras paling ujung dan berdekatan dengan lip, aku bergegas masuk ke dalam kosan sambil berjaga-jaga ternyata kosan tersebut sedang kosong dan pemilik kosan itu adalah mahasiswa baru pindah ditambah kotak-kotak berisi barang berharga belum di kemas dengan baik. Sebelum keluar dari kamar, aku memperhatikan kaca dengan melihat keberadaan empat zombie yang berdiri di depan rumah kosan tetangganya. Kemudian aku keluar mengendap-endap, saat aku membuka lip kini malah ketemu mahasiswa tepat kosan yang ia masukin, dirinya bahkan telah menjadi Zombie tanpa berlama-lama, aku langsung mendorongnya dan menusuk mahasiswa baru dengan keadaan tewas, selanjutnya aku memencet tombol lip untuk pergi ke lantai satu dan pergi meninggalkan keempat zombie nan mengejar nya.

Tiba lantai satu dan lip perlahan terbuka, membuatku sedikit takut. Namun, aku bersiap untuk berjaga-jaga sambil membawa pisau kecil. Sebelum bepergian aku memeriksa kantong celana mahasiswa tersebut dan akhirnya aku menemukan kunci motor. Kemudian aku memencet tombol kunci motor untuk mencari keberadaan motor mahasiswa baru tersebut.

Tin!
Tin!

Ternyata motor tersebut terparkir di depan itu, aku bergegas pergi dan meninggalkan tempat tersebut untuk pergi menuju minimarket dengan mengambil makanan dan minuman. Selama aku berlari, kini zombie dari belakang ku keluar bersamaan, mereka mengejar sebab mendengarkan suara. Aku terus berlari sekencang mungkin hingga menaiki motor, lalu aku pergi dan meninggalkan dari pengejaran zombie.

“Selamat tinggal, zombie-zombie malang. Hahahaha!” seru ku.

**
Satu jam berlalu aku sudah ada di tengah kota, kini semua zombie berkejar-kejaran mengikuti ku dari belakang meskipun cara lari mereka terlihat lamban, namun aku tidak peduli dan terus mengaskan motor dengan kecepatan maksimal. Tidak lama aku telah sampai di minimarket kebetulan tempat tersebut sangatlah sepi, bahkan aku tidak melihat monster sama sekali, namun motor yang ia kendarai membawa monster juga.

Aku pun masuk dan mengambil keranjang dengan memasukkan semua makanan, cemilan, minuman dan kebutuhan lainnya. Saat aku berdiri depan Van machine, aku malah melihat wanita cantik yang sedang meminum sebotol air mineral, aku bergegas mengeluarkan pisau kecil untuk berjaga-jaga. Tidak lama wanita itu menyapa ku.

“Apakah kau manusia biasa atau sudah terkena virus zombie?” tanya wanita itu.

“Yah, aku manusia biasa dan aku tidak terkena virus zombie sama sekali. Kalau kamu sendiri bagaimana?” tanyaku balik.

“Oh syukurlah, aku baik-baik saja, daritadi aku selalu menghindar dari monster untung saja aku menemukan minimarket ini. Melihat dunia yang begitu aneh, kita bisa mengambil barang sesuka hati tanpa menukar uang. Ngomong-ngomong nama mu siapa dan tinggal di mana?”

“Oh, perkenalkan namaku Midi. Aku sebenarnya tinggal di kosan tua, sekarang aku tidak nyaman tinggal di sana, sebab zombie sudah semakin mendekat. Kalau boleh tau nama mu siapa dan tinggal di mana? Apakah aku boleh menumpang untuk malam ini.”

“Emm, salam kenal Midi. Perkenalkan nama ku Chira dan aku tinggal di kosan juga, tapi tempat di sana tidak aman lagi. Sekarang aku bingung mau tinggal di mana. Ngomong-ngomong apakah aku boleh ikut dengan mu,” pinta Chira.

Selama mereka berdua sibuk mengobrol, tiba-tiba truk ugal-ugalan yang dikendarai oleh zombie datang untuk menghampiri minimarket.

“Iya bo—“ Saat aku mau bilang tiba-tiba truk balik kaca menabrak minimarket hingga mengenai Chira dengan tewas mengenaskan.

Kini aku merasa kaget, orang yang baru kuajak kenal kini harus berakhir gara-gara truk sialan, ditambah truk tersebut mengangkut minyak yang telah bocor, tanpa berlama-lama aku bergegas meninggalkan minimarket sambil membawa keranjang berisi makanan dan minuman. Saat berada di depan motor lalu pergi ke arah Utara, tiba-tiba minimarket meledak dan ribuan zombie datang menghampiri hingga ikut terbakar juga.

Lima Hari Sebelum Menjadi Zombie #SHORTSTORY (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang