Diutamakan membaca deskripsi sampul terlebih dahulu
••
•
"Renjun, gue mau curhat"
"Soal gebetan lo lagi?"
Jeno mengangguk mengiyakan "dia hari ini gak ada balas pesan gue, kira-kira kenapa ya?"
"Mungkin dia sibuk kali?"
Wajah Jeno seketika terlihat kesal "masa sibuk dari pagi sampai malam"
Renjun tertawa kecil ketika melihat perubahan raut wajah Jeno yang semakin terlihat gemas
"samperin gih kerumahnya" ujar Renjun memberi saran terbaik. Daripada chat tak kunjung dibalas, mending samperin langsung kerumahnya biar tau apa yang gebetan Jeno lakuin
"Udah, Ren" kini raut wajahnya berubah menjadi cemberut
"Kenapa cemberut, si dia emang ngapain dirumah?"
"Dia gak ngapa-ngapain"
"Terus lo udah tanya kenapa dia gak balas?"
Jeno menggeleng "belum"
"Yah, harusnya elo tanya biar tau apa alasannya" Renjun jadi kesal dengan kegoblokan otak Jeno tentang beginian
"Hehe, maaf Ren"
"Terus lo berdua ngobrolin apa?"
Jeno tersenyum menampilkan bulan sabitnya "Rahasia"
Renjun menampilkan wajah Julid "dih, gitu mulu. Bocorin dikit lah"
"Oke, barusan dia kesal sama gue"
"Ya elo emang ngeselin sih, wajar dia kesal sama lo" Renjun melihat jam dinding digital yang menunjukkan pukul 19.32 "oh udah setengah delapan. Jen, temenin ke tukang servis yuk, takut tutup"
"Kenapa Ren? Apa yang rusak?"
Renjun sudah memakai sendal jepitnya diikuti oleh Jeno
"Mau ngambil hp, tadi pagi gue gak sengaja jatohin hp. Kacanya pecah bahkan lcd nya hitam semua gak keliatan apa-apa, padahal ya datanya masih nyala pasti udah bejibun chat grup sama pribadi tuh" jelas Renjun sambil berjalan bersebelahan dengan Jeno
• • •
"Renjunnnnn"
Jeno datang pagi-pagi banget dengan senyum sumbringahnya
Renjun mengucek matanya karena terbangun akan teriakan temannya yang selalu curhat masalah 'dia' Jeno tak pernah memberitahu Renjun siapa nama ataupun orangnya tentang siapa itu dia si gebetan Jeno.
Dan Renjun pun enggan bertanya sebelum Jeno dengan suka rela memberitahukkannya. Kata Jeno, biar nanti Renjun bertemu langsung dengan orangnya
Senyum Jeno tak luntur malah semakin lebar saat ia melihat wajah bantal Renjun, jangan lupakan juga rambut berantakan Renjun yang terlihat lucu. Tangan kanan Jeno terulur untuk mengusak rambut berantakan Renjun
"Apasih? Ganggu banget pagi-pagi" Renjun menepis kasar tangan Jeno dan berlalu meninggalkan Jeno. Meski begitu senyuman Jeno tidak luntur sama sekali.
Jeno mengikuti Renjun menuju kamar pemuda kelahiran maret. Renjun masuk kekamar mandi guna mencuci wajah bantalnya
"Gue kira mandi" ujar Jeno
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjun Harem (OneShoot)
Random• Book ini Renjun di shiperin sama siapa aja. • Hanya satu part langsung end. • Dipastikan ceritanya panjang pendek. • Boleh request yang akan dishiperin sama Renjun. • Boleh request tema cerita. • Request yang plus-plus juga boleh. ini pertama kal...