hyuckren ; umbrella

1.2K 36 0
                                    

     Seorang pemuda SMA dengan tanda lahir di punggung tangan sebelah kanan itu selalu membawa payung lipat didalam tas kemanapun ia pergi. Karena kebiasaannya itu membuat dirinya mendapat gelar sebagai 'putra payung'. Itu bukan cuma gelar biasa tapi itu adalah sebuah ejekan

"Orang gila mana ya bawa payung dimusim panas?"

"Hyuck, jangan bongkar isi tas ku!" Renjun memberontak tapi percuma, dua orang teman Donghyuck sedang menahannya sekarang.

Donghyuck disana tertawa remeh setelah selesai membongkar isi tas Renjun, ia mengambil payung lipat itu kemudian membukanya

"kayaknya bisa nih jadi tameng main perang-perangan hahaha" Donghyuck memutar-mutar payung Renjun sambil tertawa mengejek.

Krakk

Tangkai payung yang sudah berkarat kini patah "ups, gak sengaja. Maaf ya putra payung" Donghyuck memberi kode kepada kedua temannya untuk keluar dari kelas Renjun.

Tersisa Renjun sediri didalam kelas menatap nanar payung yang dijatuhkan Donghyuck tanpa rasa bersalah. Dengan sedikit terisak Renjun membereskan barang-barangnya yang berserakan.

Jam pulang sudah lewat dari tadi. Setelah anak kelas keluar semua, Donghyuck dan kedua temannya malah masuk dengan wajah tengil mereka. Padahal Renjun sengaja keluar kelas setelah semuanya pulang karena gak mau di ejek saat ia membuka payung di hari yang panas.

Menurut Renjun, mau hujan atau panas payung tetap berguna. Orang-orang zaman sekarang aja yang terlalu gengsi. Lagian di musim panas tidak ada yang menajamin kalau hujan gak akan tiba-tiba turun.

setiap kali Donghyuck bertemu Renjun, selalu saja begitu. entah mengejeknya atau mempermalukannya didepan siswa-siswi sekolah.

bermain fisik juga pernah, Donghyuck sengaja menabraknya disaat Renjun membawa semangkuk bakso berkuah panas. Renjun terjatuh dan kuah bakso itu memgenai badannya.

yang lain bukannya membantu, mereka hanya menertawakan Renjun. ibu kantin mana bisa membantu, banyak yang antri.

•     •     •

     Donghyuck berlari dengan tas punggung dia tahan di atas kepala guna menghalau air hujan. Entah mengapa hujan turun padahal matahari masih terik begini, hujan semacam ini bisa disebut hujan panas dan rentan akan membuat kepala pusing, flu, bahkan demam.

"Anjing banget, gagal ketemuan kan gue. Hujan sialan"

Donghyuck pada awalnya sehabis pulang sekolah rencananya langsung ketemuan dengan gebetannya yang dari sekolah lain, sedangkan motornya lagi di bengkel. Dan berakhirlah Donghyuck meneduh di depan ruko kosong.

Gak lama Donghyuck melihat Renjun lewat jalan kaki dengan payung ditangan kanannya. Awalnya Renjun menoleh lalu menunduk lagi saat Donghyuck menatapnya tajam "cih, banci pake payung" cibir Donghyuck.

sekitar sepuluh menitan Donghyuck menunggu, hujan tak kunjung reda "kalau begini gua terobos aja kali ya? kasian Vanya nunggu" Donghyuck nekat menerobos hujan hingga sampai cafe tempat mereka janjian.

"maaf ya Van, lu jadi nunggu lama"

raut Vanya terlihat kesal apalagi tangannya bersedakap dada "setengah jam gue nunggu lu, jangan-jangan lu lupa lagi?!"

dengan cepat Donghyuck menggeleng "enggak-enggak Van, gue jalan kaki dan tadi juga neduh dul—"

"lu miskin sekarang?"

Renjun Harem (OneShoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang