Side Story 2 (RenLuo) 🔞

1K 48 14
                                    

Warning content: nsfw (degradation, exhibitionism, multiple orgasms). Pokoknya sangat-sangat lewd


***

Ren mendesah lega saat ia berhasil mengeluarkan cairannya di dalam tubuh Luocha. Tubuh Luocha kini penuh gigitan dan tanda merah mulai dari leher, punggung, dada, bahkan kakinya tak luput dari jejak bibir Ren.

"Caramu mengobati boleh juga. Benar-benar pengikut Abundance yang berbakat," ucap Ren mengejek Luocha yang masih mengais oksigen. Tubuh kurusnya terkulai tak berdaya di bawah kungkungan Ren.

"Berhenti mengatakan aku pengikut abundance!" Luocha kesulitan bergerak. Ia tertatih-tatih mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai hotel tempatnya menginap di Exalting Sanctum.

"Jangan kira aku tidak tahu isi dari peti milikmu, Luocha," bisik Ren yang kini telah berdiri di belakang Luocha sambil masih telanjang. Penisnya yang masih tegang menusuk bokong Luocha.

Luocha berusaha menenangkan diri. Ia tidak boleh terlihat panik. "Memangnya kenapa jika kamu tahu? Kamu akan melaporkanku ke Jenderal Xianzhou?"

Ren tertawa jahat. Ia menyeringai lalu bergerak memasukkan kembali kejantanannya di lubang sempit Luocha. Luocha berteriak tertahan sambil melengkungkan badannya dan meraih pinggang Ren di belakangnya agar mengeluarkan kejantanannya. Lubangnya terasa perih setelah digempur habis-habisan selama tiga jam lamanya dan bajingan ini masih ingin menyetubuhinya?

"Apapun yang kamu lakukan dengan Jingliu bukanlah urusanku. Urusanku sudah usai, tapi aku tidak tertarik mengakhiri urusan kita." Ren menggerakkan pinggulnya maju mundur sambil berdiri. Luocha lantas jatuh membungkuk ke meja di depannya. Siluet tubuhnya yang disetubuhi seperti anjing tergambar jelas di dinding.

"Ah. Apa maksudmu?" Luocha berusaha menahan suaranya karena Ren malah membuka jendela kamar hotel. Membuat tubuh telanjangnya terpampang jelas dari luar.

"Seumur hidup, aku tidak pernah tahu jika seks bisa senikmat ini. Apalagi tubuhmu yang otomatis mengisi energi dan mana membuatku bisa menyetubuhimu sepuasnya tanpa takut kamu akan pingsan. Kapan lagi aku menemukan tubuh sesempurna ini, Luocha," bisik Ren jahat sambil mempercepat gerakannya. Ia bergerak tanpa peduli submisif di bawahnya kini menangis kesakitan.

Luocha sudah tak sanggup bereaksi kala kepala penis itu mencium titik lemahnya. Ia bahkan sudah tak peduli pada sosok Kafka yang berdiri tepat di depan jendela kamar mereka yang terbuka. Membuat wanita itu kini dengan jelas melihat persetubuhan mereka.

Wanita itu hanya tersenyum. Iris violetnya berkilat kala Ren malah mengangkat tubuh Luocha dan melebarkan kakinya. Membuat Kafka dapat melihat jelas bagaimana kejantanan Ren yang keluar masuk di lubang Luocha. Luocha hanya bisa memejamkan mata dipermalukan sedemikian rupa oleh Ren.

"Apa kamu suka, Luocha? Suka saat orang lain melihatmu disetubuhi dan mendengar desahanmu?"

Luocha menggelengkan kepalanya. Ia meremas tangan Ren yang memegang pahanya. Ren bergerak menggigit leher Luocha lalu mencium bibirnya brutal.

Kafka tersenyum melihat tingkah Ren. "Sepertinya kamu sangat sibuk, Ah Ren. Jika sudah selesai jangan lupa untuk membelikanku jaket di Aurum Alley. Dan juga sepertinya Silver Wolf minta dibelikan oleh-oleh permen buah. Jangan lupa membawanya juga, ya," ucap Kafka lalu pergi meninggalkan dua orang yang masih asyik bersetubuh itu.

Luocha sudah tak bisa keluar lagi. Ia hanya menyemprotkan air dari penisnya dan mengenai meja dan lantai di depannya. Sedangkan Ren masih bergerak semakin brutal dan akhirnya menyemburkan kembali cairannya.

Remembrance || Jingyuan x Danheng || HSR fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang