Bay, Anjel, dan Arnold adalah tiga teman masa kecil yang sangat dekat. Mereka selalu melakukan segala sesuatu bersama, termasuk mengunjungi perpustakaan di kota mereka. Perpustakaan menjadi tempat favorit mereka untuk belajar dan membaca buku.
Suatu hari, Bay terlambat datang ke perpustakaan karena ia harus menyelesaikan tugas sekolahnya terlebih dahulu. Ketika ia tiba di perpustakaan, Anjel dan Arnold sudah duduk di meja yang biasa mereka gunakan. Bay segera bergabung dengan mereka dan mulai membaca buku tentang sejarah.
Namun, ketika mereka tenggelam dalam membaca, tiba-tiba sekelompok orang muda masuk ke dalam perpustakaan. Mereka bising dan tidak menghargai lingkungan perpustakaan yang tenang dan damai. Bay, Anjel, dan Arnold merasa terganggu oleh kehadiran mereka.
Bay mencoba untuk mengabaikan mereka dan tetap fokus pada membaca, tetapi suara mereka semakin keras dan membuatnya marah. Anjel dan Arnold juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran mereka. Mereka memutuskan untuk meninggalkan perpustakaan dan mencari tempat lain untuk belajar.
Ketika mereka keluar dari perpustakaan, Bay merasa sedih. Ia merasa bahwa perpustakaan tidak lagi menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar. Anjel dan Arnold mencoba untuk menghiburnya, tetapi Bay masih merasa marah.
Keesokan harinya, Bay memutuskan untuk kembali ke perpustakaan. Ia ingin membuktikan bahwa perpustakaan masih bisa menjadi tempat yang baik untuk belajar. Ketika ia tiba di perpustakaan, ia melihat bahwa kelompok orang muda yang sama masih ada di sana. Namun, kali ini mereka tidak bising dan terlihat lebih tenang.
Bay merasa lega dan mulai membaca buku tentang ilmu pengetahuan. Anjel dan Arnold juga datang ke perpustakaan dan bergabung dengannya. Mereka senang karena perpustakaan telah menjadi tempat yang nyaman untuk belajar lagi.
Setelah beberapa jam, Bay, Anjel, dan Arnold selesai belajar dan siap pulang. Ketika mereka keluar dari perpustakaan, mereka melihat kelompok orang muda yang sama membersihkan perpustakaan. Mereka terlihat bersyukur karena diberi kesempatan untuk belajar di perpustakaan.
Bay, Anjel, dan Arnold senang karena perpustakaan telah menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar lagi. Mereka berjanji untuk selalu menghormati lingkungan perpustakaan dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar. Mereka juga berjanji untuk menjaga perpustakaan dan membuatnya menjadi tempat yang baik untuk belajar bagi generasi mendatang.
Tahun-tahun berlalu, dan Bay, Anjel, dan Arnold tumbuh dewasa dan menjalani hidup masing-masing. Namun, mereka masih mengingat kenangan masa kecil mereka di perpustakaan. Mereka memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan lagi dan terkejut melihat bahwa perpustakaan telah mengalami banyak perubahan.
Perpustakaan sekarang memiliki bangunan baru dengan fasilitas modern. Ia juga memiliki bagian khusus untuk anak-anak dengan buku-buku berwarna-warni dan mainan. Bay, Anjel, dan Arnold terkesan dan merasa bangga dengan perpustakaan.
Mereka memutuskan untuk menyumbangkan beberapa buku lama mereka ke perpustakaan dan menjadi relawan untuk membantu mengorganisir pameran buku dan sesi bercerita untuk anak-anak. Mereka juga mendorong teman dan keluarga mereka untuk mengunjungi perpustakaan dan mendukung programnya.
Perpustakaan menjadi tujuan populer bagi keluarga dan anak-anak di kota. Ia mengadakan berbagai acara seperti klub buku, lokakarya menulis, dan ceramah penulis. Bay, Anjel, dan Arnold senang melihat bahwa perpustakaan telah menjadi pusat pembelajaran dan kreativitas.
Suatu hari, mereka menerima undangan dari perpustakaan untuk menghadiri acara istimewa. Ketika mereka tiba, mereka melihat bahwa acara tersebut didedikasikan untuk mereka. Staf perpustakaan berterima kasih kepada mereka atas dukungan dan dedikasi mereka terhadap perpustakaan selama bertahun-tahun.
Bay, Anjel, dan Arnold terharu dengan tindakan tersebut dan merasa terhormat. Mereka menyadari bahwa kenangan masa kecil mereka di perpustakaan telah menginspirasi mereka untuk memberikan kembali kepada masyarakat. Mereka berjanji untuk terus mendukung perpustakaan dan membuatnya menjadi tempat yang lebih baik untuk semua orang.
Ketika mereka meninggalkan perpustakaan, mereka merasa bersyukur atas peran yang telah dimainkan oleh perpustakaan dalam hidup mereka. Mereka tahu bahwa perpustakaan telah membentuk cinta mereka terhadap pembelajaran dan memberi mereka rasa komunitas. Mereka berharap bahwa perpustakaan akan terus menginspirasi generasi mendatang dan menjadi tempat harapan dan kemungkinan.
***
Pulang Larut Malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-serbi SMA Nusa Bangsa Indonesia
Short StorySebuah Flash Fiction dari jurusan Teenfiction... Flash fiction ini berisi momen kocak di SMA Nusa Bangsa Indonesia (salah satu fiksi author) dengan karakter yang sama, dan setting tempat yang sama pula. Updatenya sebulan sekali.