BT (Banyak Tingkah)

2 1 0
                                    

YANG CEWEK BAKAL GAK PAHAM SAMA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DI BAWAH NANTI.

**

"Sore gini, sebat dulu ya kan." Bay menghisap rokok di sela jarinya, kemudian menghembuskan asap itu ke udara. Ia merasa lega setelah menahan rasa asam di bibirnya, merasa cukup puas dengan sensasi yang rokok itu berikan.

"Lo ngerokok boleh, tapi jangan hembusin asapnya ke muka gue juga, bangsat!" keluh Arnold yang menyapu bersih kumpulan asap itu dengan tangannya, sesekali ia batuk karena tak sengaja menghirup asap yang berterbangan.

Bay tertawa ngakak melihat temannya tersiksa dengan batuk yang tak kunjung berhenti. "Lo sih, lemah amat jadi cowok. Sini gue beliin sebat, kere banget lo jadi cowok."

"Dih, ogah." Tolak Arnold mentah-mentah. "Gosah lo traktir gue. Mending lo traktir gue dalam hal lain. Main warnet misalnya."

"Warnet tutup bego, kan kemaren yang jaganya liburan ke bali. Lo nggak tahu emang? Tuh berita udah nyebar ke tongkrongan warnet."

"Gue belum buka pesan grup tongkrongan, bos. Jadi, harap maklum aja. Lagian, tuh grup isinya link pekob mulu. Kalo ketahuan emak gimana?"

Bay ber-oh panjang. "Jadi, lo hapus semua link yang di share di situ?"

"Iya, kenapa emang?"

"Bangsat!" Bay langsung memegangi kerah seragam SMA Arnold. "Gue juga sengaja hapus chat nya biar nggak ketahuan sama Crush gue anjing! Lo kenapa ikut-ikutan?!"

"Lah, lo nggak bilang apa-apa soal itu man!"

"Nggak dikasih tau pun, harusnya lo nggak ngehapus link surga dunia itu dong, cok!" Bay menggoyang-goyangkan tubuh Arnold.

"Salah lo lah kenapa lo hapus tuh chat grup." Arnold merasa tidak bersalah.

"Lo juga, kenapa emak lo meriksa HP anaknya bangsat?! Lo nggak punya privasi apa di rumah?"

"Punyalah, cuma emak gue biasanya nyuruh screenshot chat terakhir WA gue."

"Ah, pokoknya bangsat!" Bay berpasrah diri, sampai api rokok di tangannya pun padam. Padahal, dia mengira kalau Arnold tidak akan menghapus link link kiriman sepuh mereka. "Apa kata sepuh nanti coi!"

"Katakan ae yang sejujurnya."

"Dih, ogah gue, Nold. Malu gue, sama sepuh, sama tukang cari link, tukang kasih kode manga kucing peduli."

"Iya juga sih, gue jadi nyesel nggak back up chat-nya." Arnold ikut menyesal setelah mendengar keluhan dari Bay. Seharusnya ia bisa menghargai usaha para sepuh mereka. Mencarikan kesegaran, menghapus rada penasaran, bahkan mereka tidak akan bisa tidur sebelum sepuh memenuhi kebutuhan rohani keduanya.

"Iya kan, duh bingung gue cok. Harusnya, harusnya kita tuh saling kirim link biar link nya nggak tenggelam."

"Gimana kalo kita minta sama sepuh secara diam-diam?" Arnold mengusulkan idenya.

"Dih, udah gila lo! Yang ada malah sepuhnya bakalan marah coi! Mau lo kita dikeluarin dari circle tongkrongan warnet? Kagak kan, elah cok, kalo mau ngusulin ide tuh pikirin konsekuensinya."

"Au ah, ribet bet nih circle tongkrongan warnet. Gue terima nasib aja deh."

"Lah, jangan gitu dong bro! Lo nggak ingat sensasi nggak bisa tidur cuma karena masih nunggu kode dari sepuh?! Lo yakin bisa tahan sama feels scroll berjam-jam asiknya cuma beberapa menit?! Coba bayangkan gan. Bayangkan!"

"Sorry, Ler, tapi keputusan gue tetap sama."

Ketika Bay dan Arnold bertemu sepuh dan mereka mengakui kesalahan itu. Reaksi sepuhnya, "Tidak apa-apa, wahai para pemula. Sepuh sudah membackup semua link yang telah dibagikan."

Seketika wajah keduanya tersenyum lega.

***
Next (Kodam)

***Next (Kodam)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serba-serbi SMA Nusa Bangsa Indonesia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang