Kiran Senja Abraham, perempuan yang memiliki sifat ceria tapi cenderung Ambis jika soal menggambar sesuatu di bukunya. Dia di besarkan oleh keluarga paling harmonis yang ada di bumi, dimana semua keinginan Kiran selalu di kabulkan oleh Sang Ayah dan Bunda.
Berteman dengan Angkasa Atau Gio sapaan akrabnya dan Zhenata adalah hal tidak pernah terbayangkan oleh Kiran, sapaan darinya. Tapi itu lah hidup, mereka berteman sejak dari Maba. Awalnya hanya Angkasa, tapi setelah memasuki perkuliahan, baru mereka bertiga berteman hingga sekarang.
Diantara ketiga nya, hanya Angkasa yang sabar menghadapi apapun dan tidak memihak pada siapapun jika diantara Zhenata dan Kiran ada masalah internal maupun eksternal.
"Aku lihat tadi kamu datang ke acara Sempro nya, Sabiru?."
Kiran mengangguk "sebagai balasan, karena dia kasih aku buket waktu aku selesai sidang."
"Oh deket banget kayaknya kalian?." Ledek Angkasa.
Kiran merolling eyes "aku sama dia hanya teman, gak lebih."
"Tapi jika kamu sama dia, aku setuju, daripada kamu sama Jonathan."
"Kamu kenapa gak suka aku pacaran sama Jonathan, dia temen kamu kan?." Tanya nya.
"Karena dia temenku, aku tau sifat dia kayak gimana. Tapi ini hubungan kalian aku gak akan ikut campur.
Kiran hanya mengangguk pelan. "Oh ya, hari ini kamu ada acara?." Tanya Angkasa
Kiranmenggelengkan kepala "tidak ada, memang ada apa?."
"Ah tidak. Aku hanya ingin kamu menemani ku ke perpustakaan kota, ada yang ingin aku beli dan seperti biasa aku membutuhkan kamu untuk mencari buku di perpustakaan."
"Boleh saja. Tapi bilang dulu pada komandan, Gio." Yah Angkasa dipanggil Gio oleh Kiran dan Zhenata
"Aduh. Itu yang susah izin nya, Kiran."
Kiran terkekeh pelan "nanti aku yang bantu izinkan pada Ayah, jika Ayah tidak mengizinkan." Angkasa mengangguk pelan
"Oh ya Zhena kemana?." Tanya Angkasa
"Dia pulang duluan, katanya mau ngehadirin acara keluarga." Ucap Kiran, Angkasa lagi-lagi mengangguk pelan.
Setelah nya Angkasa menelfon Ayah Kiran. "Om. Gio meminta izin bawa Senja untuk menemani Gio ke perpustakaan kota." Ucap Angkasa ketika sambungan telfon nya pada Ayah Kiran, tersambung.
"Om izinkan, tapi sebelum maghrib anak Om sudah ada di rumah, Gio."
"Baik Om saya tidak akan telat."
"Saya percaya kamu." Sambungan telfon nya pun terputus.
Samuel Reinfansyah Abraham adalah pria paruh baya yang tidak memiliki harta yang banyak, bekerja sebagai manajer keuangan di suatu bank Indonesia. Yang gajinya tidak lebih banyak dari seorang pengusaha. Tapi ia memiliki hati yang tulus dan juga naif. Ia dan istrinya membesarkan Kiran dengan segenap kasih sayang yang berlimpah untuk anak gadisnya itu. Samuel sangat menyayangi Kiran ia tidak akan segan-segan menghancurkan siapapun jika anak nya itu menangis. Dia selalu berkata "selama Ayah masih bernafas, Ayah akan lindungin Kiran, walaupun Ayah dalam keadaan sekarat Ayah akan datang jika Kiran yang panggil.". Tak ayal Samuel selalu memprioritaskan Kiran dalam segala hal, karena baginya Kiran adalah berlian yang harus ia jaga agar tetap berkilau di tengah kegelapan dunia.
Sampai di perpustakaan kota Angkasa dan Kiran berjalan menuju rak buku yang ingin Angkasa baca dan tentunya dengan bantuan Senja.
"Kamu mau cari buku tentang apa?." Tanya Kiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Few Part Senja Dilangit Jogja (End)
Short StorySabiru adalah anak paling menyedih sedunia, kenapa? Karena dia di benci oleh Ayah nya sendiri. Dia dianggap benalu oleh nya, dia juga sering di pukuli tanpa sebab yang jelas. di semester akhir dia bertemu dengan seorang wanita yang mampu membuat hat...