Chika & Luka

636 44 0
                                    

Chika gadis itu sedang menatap pantulan dirinya dicermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chika gadis itu sedang menatap pantulan dirinya dicermin. Mengangkat sebelah tangannya untuk menyentuh sudut bibirnya yang terdapat memar. Mengingat kembali kejadian malam tadi, dimana Ia yang baru saja pulang langsung di sambut dengan tamparan dari papanya.

Tiba-tiba air matanya jatuh mengenai pipi tirusnya. Chika pun mulai terisak mengingat perkataan papanya yang membuat hatinya sakit.

"Kamu tau apa hal yang paling saya sesali dalam hidup saya! Yaitu kehadiranmu, lahirmu didunia ini sialan! Mengapa kau tidak mati saja!"

Kata-kata itu dengan jelas Ia dengar, bahkan sampe sekarang Ia masih ingat betul kalimat menyakitkan itu.

Chika mengusap air matanya, menghelahkan nafasnya lalu berbalik keluar dari kamarnya.
Meneruni anak tangga satu persatu dengan pelan. Dilihatnya dibawah, beberapa Art sedang menata makanan diatas meja.

Salah satu Art yang umurnya sudah berkepala empat menyadari kedatangan salah satu anak majikannya itu. Ia pun menyapanya dengan hangat.

"Pagi non."

Chika tersenyum "Pagi juga bibi." Balasnya.

"Apakah non Chika ingin sarapan?" Tanyanya.

"Tidak bi Chika mau berangkat sekolah sekarang." Bagaimana Ia mau sarapan jika papanya tau habislah Ia dibuat.

Art yang diketahui bernama bi Nunung itu melihat kearah jam dinding 06:30. Mengapa pagi sekali anak majikannya itu pergi kesekolah? Pikirnya. Bi Nunung kembali menatap anak majikannya itu.

"Ini bukannya masih terlalu pagi non?" Tanya sekali lagi.

"Ah itu Chika ada tugas yang harus dikerjakan pagi ini." Ucap Chika berbohong. Padahal Ia ingin menghindari keluarganya terlebih lagi papanya.

Bi Nunung mengangguk Ia percaya.

"Kalo gitu Chika pamit ya bi." Bi Nunung tersenyum dan mengangguk.

"Ia non hati-hati."

Chika pun pergi menuju halte untuk menunggu bus disana. 10 menit menunggu Chika, busnya pun datang. Dengan cepat Ia pun menaiki bus itu.

...

Chika menatap gedung yang hampir dua tahun ini sudah menjadi tempat Ia menambah ilmu. Dengan langkah gontai Chika berjalan menelusuri koridor yang masih sepi.

Berjalan 2 menit akhirnya Chika berhenti disalah satu ruangan dengan tulisan di depan pintunya "XI IPS 2". Chika pun memasuki ruangan itu, berjalan menuju tempatnya yang berada di pojong sebelah kanan dekat jendela. Ia duduk dan meletakkan ranselnya diatas meja. Membuka ransel biru langit itu dan mengambil buku novel yang baru saja Ia beli tadi malam. Ia pun mulai membuka lembaran buku itu dan membacanya secara perlahan.

Karena terlalu asik membaca membuat Chika tidak menyadari bahwa kelasnya mulai ramai. Hingga Ia disadarkan dengan suara bel masuk berbunyi.

Chika menutup buku novelnya melihat sekelilingnya sudah ramai. Tak lama guru pun memasuki kelas mereka.

Chika & LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang