chapter 4

44 7 1
                                    

"Apa yang kau lakukan malam malam begini?" Tanya intak

Namja itu langsung membalikkan tubuh nya dan menatap intak dengan terkejut..

" Siapa yang menaruh ban sepeda mu disana?" Tanya intak saat melihat sepeda yang menyangkut di atas pohon.

Namja itu hanya menggelengkan kepala nya..

" Aku tau kau pasti tau siapa pelaku nya yakan? Choi jiung?" Tanya intak.

Namja yang ternyata adalah jiung itu pun langsung terdiam .

Intak berjalan maju dan mencoba membantu jiung..

Jiung malah berjalan mundur hingga punggung nya mentok ke pohon.. tangan intak mencoba memegang ban sepeda itu.

Jiung menunduk dan menahan nafas nya saat jarak nya dan intak sangat dekat.. bau maskulin intak memenuhi rongga penciuman nya..

Intak pun menatap jiung saat ban sepeda itu berhasil ia gapai dan kini ban itu berada di tangan nya.

Intak berjongkok dan mencoba memasangkan ban sepeda jiung.

" Sedang apa malam malam keluar rumah?" Tanya intak seraya memasang ban sepeda jiung.

" Mengambil sepeda " jawab jiung.

Intak pun langsung menatap jiung.

" Jadi sepeda mu sejak pulang sekolah disini?" Tanya intak, dan di angguki jiung.

" Aku baru tau kalau kau sering di ganggu juga" ujar intak.

" Mereka tak suka aku berdekatan dengan keeho" jawab jiung. Intak hanya mengangguk lalu berdiri saat sudah memasang ban sepeda jiung .

" kau terlalu kaku.. makanya mereka tak menyukai mu.. sudah ku katakan..sesekali kau harus tersenyum.. agar mereka bisa menyukai mu.. " ujar intak

" Bagaimana bisa?" Tanya jiung.. intak pun mengernyitkan dahinya..

" Bagaimana bisa dengan tersenyum bisa membuat seseorang menyukai mu? Bukan kah kau juga sering tersenyum dan selalu di perlakukan seperti itu? Bukan kah sama saja? Mau tersenyum atau tidak.. mereka akan tetap membenci kita?" Tanya jiung

Intak terdiam lalu terkekeh

" Kau bisa berbicara panjang juga ternyata" ujar intak

Jiung yang mendengar itu langsung terdiam dan menatap ke arah lain.

" Pulang lah ini sudah larut malam.. aku sudah memasang kembali ban sepeda mu" ujar intak. Jiung pun langsung memandang sepedanya dengan mengerutkan kening nya.

'bagaimana bisa ban sepeda ku sudah terpasang lagi?' pikir sehun

Intak hanya tersenyum menatap jiung.

" Aku duluan ya.. sampai jumpa besok" ujar intak. Jiung terdiam lalu menahan tangan intak hingga intak terdiam.

"Gomawo" cicit jiung. Intak hanya menganggukkan kepala nya seraya mengusak rambut jiung. Jiung hanya menunduk dan merasakan tangan besar itu menghilang dari kepala nya.. jiung mengangkat kepalanya dan menatap punggung intak yang semakin menjauh.

Theo terlihat melamun di atas kasur nya.

Theo pov on

' jika kau pulang sendiri bagaimana?

"Kenapa intak seolah olah yakin dia tidak akan pulang ke dunia dewa?" Gumam ku.

Apa yang ada di pikiran intak sebenar nya?! Atau jangan jangan intak sengaja melanggar aturan agar dia bisa tinggal di dunia manusia? Tapi untuk apa?

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang