Disaat teman teman sebayanya mungkin tengah pusing memikirkan pelajaran, berbeda dengan Ssera yang pusing memikirkan ekonomi keluarganya yang tidak stabil. Ia menghela nafas kasar, mencari cari lowongan pekerjaan partime, disebuah situs di internet.
"Gue kirim lamaran kesemuanya aja kali, ya"-gumam Ssera, dan mengirimkan lamarannya itu kepada beberapa alamat email.
"Ssera"-tiba tiba Kak Sowon masuk kekamar Ssera, tapi hanya berdiri diambang pintu, yang membuat Ssera refleks menoleh.
"Kenapa Kak?"-sahut Ssera.
"Lagi apa?"-tanya Kak Sowon, khawatir mengganggu Ssera yang sedang belajar.
"Ga lagi ngapa ngapain si"-ucap Ssera, lalu berjalan menghampiri Kakaknya itu.
"Kenapa?"-tanya Ssera lagi, setelah sampai didepan Sowon.
"Kepala Kakak pusing banget, tolong beliin obat sakit kepala dong"-pinta Sowon.
Skip
Tadinya Ssera ingin membeli obat itu di warung dekat rumah, tapi sialnya, warung warung yang berada didekat rumahnya kehabisan stok obat, terpaksa Ssera harus membeli obat tersebut di gang rumahnya, yang memakan waktu 10 menit berjalan kaki dari rumah.
Ssera melewati perumahan warga, yang anehnya sudah sepi, padahal baru jam 8. Di jalan perkampungan yang besar itu, Ssera berpapasan dengan seorang lelaki, yang mengenakan jaket, dan topi, berjalan menunduk begitu saja saat melewati Ssera.
Tapi tanpa sepengetahuan Ssera, lelaki itu menoleh, lantas menyeringai kearah Ssera, lalu berbalik mengikutinya, tentu saja Ssera tidak menyadarinya, karena ia tengah menggunakan earphone.
Tiba tiba lelaki yang lebih tinggi dari Ssera itu mencengkram tangan Ssera, membuat Ssera kaget bukan main.
"Kenapa, ya?"-tanya Ssera dengan suara bergetar, matanya pun membulat kaget.
"Ikut gue bentar, yu?"-ajak lelaki itu dengan suara beratnya.
"Kemana?- GAMAU!"-tolak Ssera, berusaha melepaskan tangannya dari pria itu, tapi sulit, hingga akhirnya Ssera menggigit tangan pria tersebut dan segera berlari secepat kilat.
"Sial, mana disini sepi banget lagi"-batin Ssera.
Saat akan melewati sebuah jembatan besar, yang dibawahnya terdapat jurang yang dalam, disekitar situ tidak ada rumah, yang ada hanya sebuah bangunan sekolah dasar, dan sebuah rumah besar yang kosong, dengan banner "rumah ini dijual".
"Masih ngikutin ga, ya?"-gumam Ssera sambil menoleh dengan nafas terengah. Dan benar saja, laki laki tadi masih mengejarnya, dan naasnya, Ssera malah tersandung kakinya sendiri, dan tersungkur di aspal.
"ARGHH!"-ringis Ssera merasakan lutut dan tangannya yang perih saat bergesekan dengan aspal.
"Asshhh! aduh sakit"-cicit Ssera menatap tangannya yang lecet.
Ia menoleh kearah belakang, mendapati Laki laki tadi, berjalan perlahan kearahnya dengan senyum menyeringai, Ssera bahkan hampir lupa caranya bernafas. Ssera pun mulai terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirrored Fate
FanfictionLee Ssera yang mendapat perundungan di kelas 12 karena hal yang tidak masuk akal, setelah ia selidiki alasannya, akhirnya membuat sebuah rahasia besar sekolah terbongkar.