8. Bunga Matahari

5 0 0
                                    

"Lo gapapa kan, gue ajak kesini dulu?"-tanya Sunghoon pada Ssera.

Ssera pun menggeleng sambil tersenyum.

"Gapapa, gue juga- mau ada yang gue tanyain sama Lo"-sahut Ssera.

Sunghoon membulatkan matanya.

"Serius? apaan?"-tanya Sunghoon penasaran.

"Iya, penting. Nanti aja gue ceritain pas abis Lo makan"-ucap Ssera.

Lalu pelayan datang dan memberikan list menu makan pada Sunghoon, dan ia pun memesan makan dan minum masing masing 2 porsi.

"Lu yakin bisa ngabisin segitu banyak?"-tanya Ssera polos, yang mendapat tatapan datar dari Sunghoon.

"Mikir aja lah, emang gue serakus itu? gue kan tadi dimotor bilang bakal traktir Lo makan-"

"Tapi tadi pas diparkiran gue udah bilang gausah"-tolak Ssera sedikit geram, intinya ia berencana akan makan dirumah saja, lagipula ia sebenarnya tidak punya uang selain uang ongkos. Dan tidak enak, meski Sunghoon mentraktirnya.

"Pokoknya kalau makanannya ga Lo abisin, gue gamau jawab pertanyaan Lo"-ancam Sunghoon.

Ssera hanya bisa menghela nafas kasar sambil menatap Sunghoon datar, sementara sang empunya nampak memasang senyum tengil kearahnya.

Skip

Mereka sudah selesai makan, tentunya sesuai kesepakatan, mereka tak langsung pulang, melainkan mengobrol sebentar.

"Serius Lo denger mereka ngomong gitu?"-tanya Sunghoon dengan mata membulat, suaranya menjadi pelan.

Ssera mengangguk yakin, Ia juga sudah menceritakan perkara kecurigaannya pada postingan Winter di Instagram, tapi tanpa menyebutkan Sinb.

Sunghoon menghela nafasnya kasar, ia tampak berfikir lalu kembali menatap Ssera.

"Gue tau sedikit si cerita Winter, tapi kaget banget asli, denger dia udah meninggal, kek gapercaya aja gitu. Tapi mungkin juga si, soalnya tekanan dia waktu menjelas UAS memang ga main main"-jelas Sunghoon.

"Emang Lo gatau beritanya? sempet rame tau dikalangan kita kita ini, kecuali guru dan jajarannya lah"-tanya Sunghoon.

Entah bagaimana Ssera menjawabnya, masalahnya waktu awal memasuki kelas 11, ponselnya rusak, jadi ia tidak tau informasi apapun, Kakaknya membelikan ponselpun saat libur kenaikan kelas, setelah menabung, belum lagi ia tidak punya teman, dan terbilang nolep dikelas.

Ssera menatap Sunghoon serius, yang sebenarnya sedang mencari cari alasan yang logis didalam otaknya.

"Gue ga sekelas sama Winter, pas kelas 11 juga sering izin, karena masalah kesehatan"-sahut Ssera, ya meski sedikit berbohong.

"Emang Lo sakit apa?"-tanya Sunghoon lagi, sejujurnya ia sedikit khawatir, karena mengira penyakit Ssera pasti parah.

"Ck, gapenting"-sahut Ssera sambil melambaikan tangan didepan Sunghoon.

"Lanjut aja cerita Lo, gue masih kesel aja, masa mereka benci sama gue, cuma gara gara gue mirip Winter ... ya meski sekilas"-cicit Ssera diakhir.

Sunghoon pun mengangguk, menatap sekelilingnya, lalu memindahkan kursinya menjadi duduk disamping Ssera, tadinya mereka duduk berhadapan, lalu menatap Ssera serius. Ssera pun menjadi lebih bersemangat, karena mengira ceritanya akan sangat detail.

Flashback

Waktu kelas 11, Winter datang kesekolah sebagai murid baru, gue sebenernya ga satu kelas sama dia. Tapi waktu dia jadi murid baru, rame banget, biasalah, belum lagi dia masuk circlenya Jay, Jake, NingNing, sama Karina, makin pecah.

Mirrored FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang