〈 i 〉

370 40 1
                                    

Angin sepoi sepoi terasa menyentuh kulit dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin sepoi sepoi terasa menyentuh kulit dengan lembut. Suasana sekolah sepi karena sekarang masih waktunya para murid belajar di kelas masing masing.

Kim Mingyu, murid XII SMA, yang seharusnya berada di kelas kini malah berdiri sendirian di atap sekolah. Kedua tangannya menggenggam erat pagar pembatas sampai terlihat memerah. Mata Mingyu terpaku pada lapangan di bawah yang juga sepi karena murid yang seharusnya belajar olahraga kini sedang mengambil nilai di aula.

Hembusan napas teratur terus keluar dari mulut Mingyu. Untuk beberapa detik laki laki berperawakan tinggi, mengenakan kaca mata dan mempunyai dua gigi taring itu hanya terdiam sembari berpikir.

Merasakan angin lembut berubah menjadi sedikit besar, Mingyu akhirnya menarik napas dan perlahan melepaskan genggaman tangannya pada pagar pembatas.

"Maafkan aku, ibu, ayah"

Mingyu melihat lurus ke depan. Jantungnya berdegup kencang seiring dengan kakinya yang bergeser sedikit demi sedikit. Ia ingin menikmati setiap detik hidup terakhirnya, walaupun ini terasa sangat menakutkan.

"Oke, selamat tinggal dunia"

Sring!

Sebelum kaki kanannya maju ke depan tiba tiba ada sebuah cahaya terang muncul membutakan penglihatannya sejenak. Setelah cahaya terang itu menghilang Mingyu menengok ke sekitar untuk mencari tau apa itu barusan.

"Eh?"

Betapa terkejutnya ia saat melihat seorang laki laki berdiri di tengah atap sekolah dengan jas berwarna terang, kain putih yang menutup mata dan rambut berwarna putih.

Betapa terkejutnya ia saat melihat seorang laki laki berdiri di tengah atap sekolah dengan jas berwarna terang, kain putih yang menutup mata dan rambut berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua tangan laki laki itu perlahan membuka kain penutup matanya. Terlihat dua kelopak mata yang tertutup kain itu mulai terbuka.

Saat mata laki laki tersebut bersitatap dengan Mingyu, sontak ia langsung terkejut karena melihat warna mata yang biru terang seperti langit.

"Manusia" Kata laki laki tersebut. "Manusia" Ulangnya lagi sambil menunjuk Mingyu.

"A-apa?"

Tiba tiba saja kedua kaki Mingyu kehilangan keseimbangan. Ia terdorong ke belakang dan hampir saja terjatuh dari lantai empat sekolah kalau saja laki laki itu tidak menarik tangan kanan Mingyu.

"H-hei! Lepaskan saja tanganku. A-aku mau bunuh diri! P-pergi saja dari sini dan anggap kau tidak pernah melihatku melakukan tindakan putus asa seperti ini"

Laki laki itu memiringkan kepalanya. Ia menatap Mingyu lurus di mata dan diam selama beberapa saat seolah mencoba untuk mengerti apa yang Mingyu ucapkan.

"Bahasa dipelajari. Bunuh diri? Apa itu bunuh diri?"

Mingyu menatap laki laki itu tidak percaya. Ia pun menarik Mingyu agar bisa selamat dari atap sekolah dan memajukan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan.

"Manusia, tolong ajari aku tentang bumi"

"Hah?"

Mingyu dibuat tidak bisa berkata kata.

Tbc

Terima kasih buat yg sudah mau baca cerita ini. Gimana? Lumayan kan daripada lumanyun.

Tinggalkan vote dan komen ya. Walau jujur kalo baca ada yg komen langsung ngefly.

©yuuto daichi
I don't understand but I luv u


Note;
Fine, i lied about want to publish story that is already finish. Eat me.

I Don't Understand, But I Love You ✗ MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang