Jejak kita di jembatan itu belum setengahnya ada
Kita baru memulainya
Kita itu ada karna aku dan kau.Kunci melewati jembatan itu adalah kepercayaan dan keberanian
Aku memberanikan diri untuk mengukir jejak ini
Kau pun memberanikan diri memberi genggamanmuSelanjutnya apa?
Kepercayaan.
Ya, mari kita hias jejak ini dengan kepercayaan ituAku ingin terbiasa dengan semuanya
Seperti kau yang terbiasa dengannya
Memandangku bagai kupu-kupu seperti lainnya
Tak ada yang istimewaAku tau lembar halamanmu sudah melebihi tebalnya halamanku
Dengan berbagai corak di setiap hurufnya
Berbeda denganku yang selalu menyembunyikan corak ituAku naif?
Memang.
Itu yang dikatakan mereka.Sebenarnya apa yang membuatku terlalu naif?
Halaman pertama buku bernyawa-ku.
Yang terbawa sampai lembar-lembar lainnya
Itu alasanku untuk menggapai kenaifan.Akan kucoba perlahan.
Jika bunga yang kuhinggap tetap ingin kusinggahi
Aku akan menulis dengan cara yang berbeda.Hanya aku?
Saat ini saja.
Melangkah dengan hati-hati,
Dengan anggun dan lihai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ini CERITAKU bagaimana CERITAMU?
PoetryIni hanya sekedar perasaan yang dituangkan dalam sebuah tulisan.