𝕾uara-suara yang keluar dari mulut mereka yang melihat Lucius berjalan dari atas hingga bawah tak luput dari pandangan mereka. Suara dari setiap orang yang berbisik semakin menjadi, dan semakin Lucius tuli kan pendengaran nya.
Setiap kali ia berjalan di lorong sekolah selalu saja, mata memandangnya tanpa henti, hingga ia sampai dengan lokernya, ia membuka pintu nya lalu memasukkan tasnya ke dalam.
Entah darimana mereka mendapat sebuah ide untuk membangun sebuah gedung yang bahkan masih kekurangan dana, tapi kejadian mistis di sini juga lumayan.
Saat ingin berjalan ke kelasnya ia mendengar sebuah suara aneh dari loker yang berada di sampingnya.
Ia membukanya mendapati seorang yang sangat ia kenali, juga pada saat yang bersamaan orang itu terjatuh saat Luc membukanya.
Dia di ikat oleh tali yang menghambat peredaran darah ke sel-sel di tubuhnya, membuat wajahnya pucat, juga lakban yang membekap mulutnya kuat, bahkan hampir membuat mulutnya membengkak saat Luc menariknya kuat.
Lucius diam sejenak menatap orang terjatuh di bawahnya, "Siapa yang melakukannya?." Tanya Lucius padanya.
"A-aku tidak tau!." Jawabnya yang masih sedikit terkejut dengan apa yang ia alami.
"Bisakah kau tunjukkan cirinya?." Tanya Lucius bersamaan dengan melepaskan tali yang mengikat pata tubuhnya yang berisi.
"S-sungguh! Aku... tidak ingat!!." Ujarnya hampir meneteskan air matanya, namun Lucius mengatakan agar ia tidak menangis, akan sedikit sulit jika orang ini menangis.
"Jangan cengeng, kau bukanlah anak kecil!." Ujar Luc tegas.
Orang yang ia nasehati hanya menganggukkan kepalanya pelan. Setelah semua ikatan tali itu terbuka, ia bangkit dan pergi ke kelasnya.
... Mungkin di rooftop. Batin Lucius. Yang kemudian berjalan pergi menaiki anak tangga yang menuju ke rooftop sekolahnya.
•♬♩○○♩♬ •
Tak lama setelah itu Lucius sampai dan membuka pintu rooftop mendapati beberapa orang yang sedang bergurau dengan apa yang telah mereka lakukan, sekitar 3 orang yang berada di sana.
Ke 3 orang itu menoleh serempak saat mendengar suara dari pintu yang terbuka terlihat jelas beberapa laki-laki dengan seragam sekolah mereka yang tak tertata.
"Hei! Lihat, kakaknya si leo," Ujar salah satu dari mereka.
"Jika kalian tidak suka pada orang lain maka jangan mengganggunya!. Karena hanya aku yang boleh melakukannya!." Ujar Lucius pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖊𝖛𝖆𝖓𝖔 𝕷𝖚𝖈𝖎𝖚𝖘 || 𝙾𝚗 𝙶𝚘𝚒𝚗𝚐
FantasyKisah ini berawal dari seorang anak yang bernama Devano Lucius, yang bisa dikatakan sedikit aneh dari anak lainnya. Suatu hari di sekolah lamanya terjadi sebuah kericuhan yang mengorbankan nyawa seorang anak yang berumur 13 tahun, meninggal terjatu...