🌻Dandelion. Aku Kesepian🌻

20 2 0
                                    

Jika dulu aku terluka karena merasa kesepian
Maka
Saat ini aku terluka karena kesepian.

~Dandelion, 2023~

Natami Hyena Antari, nama yang cantik untuk anak yang cantik pula. Nama itu diberikan Ibu untukku. Saat aku tanya mengapa itu, Ibu cuma berkata, "Karena itu nama yang cantik untuk putri Ibu yang cantik." Aku tersenyum bahagia mendengar pujian Ibu. Entah sedang melakukan apa Ibu saat ini, aku hanya merindukannya. Seperti biasa hari yang sangat produktif, aku kembali ke aktivitas ku menjadi seorang mahasiswa. Berangkat ke kampus setelah melakukan segala ritual pagi hari yang dulu tidak pernah aku lakukan di rumah. Ke pasar untuk membeli bahan masakan untuk di masak. Jika kalian bertanya kenapa tidak membeli yang jadi saja, jawabannya karena aku ingin menghemat pengeluaran.

"Tami!" panggil kak Anggis yang merupakan ketua UKM paduan suara yang aku ikuti. Jujur saja, itu adalah UKM yang tidak sengaja aku ikuti. Aku hanya bingung, UKM apa yang harus aku ikuti. Dari tiga puluh dua UKM yang ada di lembaga, aku tidak tahu harus mengikuti yang mana. Jika boleh memilih, aku enggan mengikuti UKM ini, namun ini adalah salah satu keharusan untuk dapat mengikuti ujian di setiap semesternya. Aku memiliki sedikit minat dalam bidang olah vokal namun aku terlalu malu jika memperlihatkannya kepada orang banyak. Keputusan akhir, mau tidak mau aku mengikuti paduan suara.

"Iya kak? Kenapa kak?" ucapku merespon panggilan kak Anggis.

"Besok akan ada open requirement pengurus paduan suara, kakak harap kamu ikut ya, Tami." Aku terdiam sejenak kala itu. Bagaimana pun, aku tidak pernah gabung dalam organisasi apapun ketika masa SMA. Aku hanya seorang siswa yang ke sekolah untuk belajar lalu pulang.

Aku menggelengkan kepala ku, "Mohon maaf sebelumnya kak, tapi aku bener-bener gak tahu gimana orang berorganisasi, aku gak pernah mengikuti hal-hal seperti ini,  aku awam banget kak." Secara terus terang aku katakan. Aku sangat takut untuk menjadi pengurus organisasi, aku tidak mau mempermalukan diri sendiri.

"Coba dulu aja dek, kamu bakalan monoton di hidup mu seperti ini? Semua orang juga berawal dari tidak tahu dan tidak bisa, jika tidak dilakukan kapan tahu dan bisanya? Jangan biarkan zona nyaman mu merusak masa depanmu. Kampus bukan tempat untuk kamu hanya belajar ilmu pengetahuan tetapi juga untuk belajar kepemimpinan dan banyak hal lagi." Kak Anggis pergi begitu saja setelah mengatakan itu. Ia menepuk pundakku beberapa kali sebelum akhirnya dia pergi.

Aku menarik nafas panjang lalu pergi ke perpustakaan untuk belajar. Selain kos, perpustakaan adalah tempat yang paling sering untuk aku menghabiskan waktu. Jika terus berada di dalam kos, pemikiran - pemikiran negatif terus menyerang dan perasaan akan rindunya keluarga tidak akan berhenti menyakiti hatiku.

Aku menyadari bagaimana perekonomian keluarga ku, tidak kekurangan maupun kelebihan. Begitu pas-pasan, beban orang tua ku nambah saat aku memasuki dunia perkuliahan. Uang makan, uang spp, dan uang kos, aku sangat kepikiran tentang hal itu. Bagaimana jika suatu saat nanti aku menjatuhkan semua ekspektasi kedua orang tuaku? Bagaimana jika nanti aku tidak seperti yang mereka pikirkan? Pengorbanan dan perjuangan mereka dalam menyekolahkan aku sampai di titik ini sangatlah susah dan berat. Banyak keringat yang keluar dari kulit mereka dan perihnya rasa lelah yang mereka rasakan, bagaimana jika aku tidak bisa membayar itu semua suatu saat nanti?

Semua itu menjadi motivasi untuk ku untuk bisa berusaha lebih keras lagi. Aku tidak ingin mengecewakan mereka. Aku tahu mereka tidak menuntut ku untuk semua yang aku khawatirkan, tapi bukankah mereka juga mempunyai harapan?

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang