"Sshh..." ringisan yang langsung ia berikan, begitu pertama kali dirinya membuka netranya. Baru saja dirinya ingin menatap sekitar, suara yang masuk ke dalam indra pendengaran miliknya sukses menghentikan kegiatannya. Dan setelahnya netranya dibuat membola karena netranya menangkap sebuah rantai yang sudah terpasang di kedua pergelangan tangannya.
Sungguh, dirinya merasa sangat asing dengan tempat ini. Ruangan ini sangat gelap. Tidak ada cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan ini. Hanya ada cahaya lilin yang menjadi penerang di dalam ruangan ini. Dan dirinya semakin panik begitu melihat dirinya terikat rantai, tanpa satu orang pun di sini kecuali dirinya.
"Mark! Mark Lee! Kamu di mana, sayang?!" Teriakan yang langsung ai berikan, begitu dirinya telah mengingat kejadian semalam.
Semalam ia sedang bersama suaminya selepas melepaskan rindu bersama. Namun, kenapa dia hanya sendirian di sini? Ke mana suaminya? Apakah tadi malam ia ketahuan, sehingga ia di ikat di sini. Kalau dia di ikat di sini? Lalu di mana suaminya? Kenapa suaminya tidak bersama dengan dirinya kalau misalkan dia ketahuan? Apa jangan-jangan suaminya sudah di bunuh karena ketahuan oleh bangsa serigala?
Memikirkan itu semua, membuat dirinya langsung menggelengkan kepalanya cemas. Ia tidak mau suaminya kenapa-napa! "Mark! Mark Lee! Kamu di mana, sayang?!" Teriakan yang ia berikan lagi, berharap ada seseorang yang mendengar teriakannya.
Bukan hanya teriak. Ia juga berusaha melepaskan rantai yang mengikat tangan, kaki dan tubuhnya. Namun ketika dirinya sedang berusaha, suara langkah kaki seseorang yang masuk ke dalam indra pendengarannya ini sukses membuat dirinya terdiam. Ia ingin melihat siapa yang menahan dirinya di sini.
Netranya langsung membelalak, begitu dirinya melihat orang yang ada di hadapannya saat ini. "Mark? Apa yang sedang kau lakukan di sini? Kau tidak apa-apa? Tolong lepaskan aku." Pintanya, yang saat ini tengah tersenyum senang begitu melihat suaminya yang baik-baik saja. Tidak ada luka sedikit pun di tubuh suaminya.
Namun senyumnya perlahan hilang, begitu ia mendengar ucapan yang di lontarkan suaminya. "Aku tidak bisa melepaskan dirimu." Seruan yang diberikan oleh suaminya. Setelahnya, dia langsung mendaratkan bokongnya di atas kursi yang ada di hadapannya.
"Apa maksud kamu?" Pertanyaan yang langsung ia berikan lagi, guna memastikan pendengarannya bahwa pendengarannya kali ini tidak salah. Atau lebih tepatnya memastikan kembali ucapan suaminya. Siapa tau dia ini salah dalam berucap.
"Aku tidak bisa melepaskan dirimu." Seruan yang suaminya berikan lagi, sukses membuat kedua alisnya langsung saling bertautan karena bingung. "Kenapa? Kenapa tidak bisa?!" Balasnya langsung, bahkan saat ini dirinya sudah menggeram marah kepada suaminya.
"Aku tidak akan membiarkan dirimu kembali kepada bangsa kamu, Renjun. Tapi aku juga tidak bisa membawa dirimu kembali ke Castil. Jadi, aku mengikat dirimu kemari." Ujar suaminya lagi, yang membuat dirinya tambah bingung dibuatnya.
"Tapi mengapa mengikat diriku?! Aku tidak akan kabur!" Seruan frustasi yang langsung ia berikan, sekaligus cemas. Pasalnya saat ini kedua rasnya sedang bergaduh di dalam tubuhnya.
Sisi serigalanya yang ingin mengambil alih tubuhnya untuk menghancurkan suaminya, yang saat ini sedang berada di hadapannya. Namun terhalang oleh sisi vampirnya yang terus dan akan selalu mengingatkan bahwa dihadapannya ini adalah suaminya, raja dari semua vampir, kekasihnya, dan juga cinta pertamanya.
"Aku tidak bisa melepaskan dirimu. Sebentar lagi bulan pernama tiba. Kau akan berubah ke wujud aslimu dan bertingkah layaknya binatang, lalu kabur dari sini dan kembali ke bangsa kamu begitu aku melepaskan dirimu." Jawaban yang diberikan suaminya lagi. Setelahnya, dia beranjak dari duduknya, mendekati dirinya dan meraih wajah miliknya. Tangannya juga langsung terulur untuk mengusap pipinya secara perlahan, sebelum akhirnya mencium bibir miliknya..
Dirinya diam saja begitu menerima ciuman suaminya? Tentu saja tidak! Ia terus memberontak, bahkan dirinya sudah mengigit bibir suaminya. Membuat suaminya meringis kesakitan seraya memegang bibirnya.
"Jadi, untuk mencegah hal itu terjadi, aku tidak akan melepaskan dirimu. Nikmati lah. Aku akan kembali setelah bulan purnama selesai." Seruan yang suaminya berikan lagi, lalu dia pergi meninggalkan dirinya sendirian di tempat yang sangat gelap.
Dan ia pun langsung memberontak, berusaha melepaskan ikatannya. Ia tidak mau di perlakukan seperti ini! "Mark Lee! Jangan tinggalkan aku!" Teriakan yang ia berikan, namun tidak di gubris suaminya.
---Sementara dirinya terus melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini. Sampai di dalam castil, ia langsung di sambut pertanyaan oleh sang anak. Na Jisung, anak keduanya dengan istrinya.
"Ayah, di mana ibu? Kenapa ia tidak pulang-pulang? Apakah ada sesuatu yang tidak beres di castil milik Chenle?" Pertanyaan yang anaknya berikan, yang saat ini tengah menatap dirinya penuh tanda tanya.
"Tidak ada sesuatu yang tidak beres di sana. Ibu kamu hanya berkunjung untuk melepaskan rasa rindu kepada kakak kamu, seraya memberikan arahan mengenai apa saja yang harus ia lakukan ketika perang tiba." Serunya, menjawab pertanyaan sang anak.
"Siapkan saja dirimu, Jisung Lee. Sebentar lagi peperangan besar terjadi. Ingat apa yang ayah pesankan kepada dirimu, begitu peperangan tiba." Sambungnya memperingati sang anak, lalu menepuk pundak anaknya sebelum dirinya pergi meninggalkan anaknya.
Ia terus melangkahkan kakinya, menuju kamar miliknya dengan istrinya. Sampai di dalam kamar, ia langsung mendaratkan bokongnya di atas ranjang berukuran king size miliknya. Rasa rindu kepada istrinya semakin menyeruak, begitu ia duduk di atas ranjang miliknya.
Memang, vampir itu tidak tidur. Jadi untuk apa ia membeli ranjang dan menaruhnya di kamarnya? Tentu saja untuk berbagi kehangatan di malam hari bersama sang istri. Ia ingin memberikan kenyaman untuk istrinya, begitu mereka membagi kehangatan satu sama lain.
Sungguh, ia sangat merindukan istrinya. Hatinya masih belum begitu menerima istrinya yang sudah berubah wujud menjadi serigala. Ras yang paling di benci para vampir. Sifat binatang yang mereka keluarkan begitu bulan purnama tiba sangat memuakkan untuk dirinya.
Terlebih ia melihat luka di leher milik istrinya. Ia yakin kalau saat ini istrinya ini sudah memiliki mate, dan sudah bertemu dengan mate-nya. Otomatis sekarang dia sudah berubah dari menjadi Omega menjadi Luna, Omega yang merupakan pasangan seorang Alpha.
Melihat luka itu, membuat dirinya marah, dan ingin menghabisi orang yang sudah menandai istrinya. Apakah pria iru tidak tau kalau dia itu istrinya? Ratu dari segala bangsa vampir yang ada di dunia ini?! Berani-beraninya serigala itu menandai seorang istrinya?!
Hal lain yang membuat dirinya tambah marah dan rasa ingin menghabisi istrinya adalah, begitu ia melihat tanda yang ada di lengan atas milik sang istri, selepas mereka berbagi kehangatan malam itu. Sebenarnya, malam itu rasa ingin membunuh istrinya semakin menggejolak. Namun ia masih bisa menahannya.
Tanda? Iya! Tanda yang istrinya miliki. Tanda yang menandakan bahwa ia keturunan murni bangsa serigala yang sampai saat ini masih hidup, dan menjadi salah satu bangsa serigala ada di dunia ini.
Dirinya tentu saja tau tanda itu. Pasalnya ia sendiri yang membunuh kedua orang tuanya dia. Maka dari itu ia langsung mengurung istrinya di suatu tempat yang bangsa serigala tidak akan mengetahuinya. Bukan hanya mengurung, ia juga mengikatnya.
Karena istrinya yang menjadi kunci kemenangan peperangan nanti. Kalau sampai istrinya lepas dan kembali ke bangsanya? Ia bisa pastikan kalau bangsa serigala akan meraih kemenangan dengan cara menyembunyikan istrinya di suatu tempat.
Dan ia juga dapat menebak kalau tempat itu di kelilingi oleh Vervain. Tanaman yang sangat di benci ras vampir.
![](https://img.wattpad.com/cover/353312245-288-k426298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT - HYUCKREN + MARK
FanfictionCERITA INI KHUSUS HYUCKREN SHIPPER! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA SHIPPER INI? DILARANG UNTUK MEMBACA, MENGHUJAT, SERTA MENGKRITIK NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA PARA MEMBER, BAIK LEE DONGHYCUK (HAECHAN), HUANG RENJUN, DAN PARA TOK...