Tiga perempuan dengan setelan kebaya berbeda warna namun terlihat serasi. Dusty pink, baby blue, dan lilac kombinasi warna yang pastel yang cantik ketika dipandang.
"Assalamualaikum, Abang, Mas-mas," ucap Jihan dengan suaranya yang khas hingga terdengar memantul di setiap sudut ruang.
Disusul dua temannya di belakang sembari menyapa tiga laki-laki yang sudah menunggu kedatangan mereka. Tanpa disadari mereka juga telah merusak jadwal liburnya.
"Kenalin dua sahabatku. Ini namanya Nesya." Jihan menunjuk pada perempuan di sampingnya berbalut kebaya baby blue.
"Yang ini Belinda atau Linda juga bisa." Kali ini mengarah ke temannya yang memakai kebaya dusty pink.
"Pagi, Mas," sapa Nesya. Perempuan yang mempunyai tahi lalat di dekat hidung dan bawah mata ketika dilihat secara teliti, karena tertimpa make up yang digunakannya.
"Iya, Pagi. Silakan masuk!" Rafka mempersilakan dua cewek, kecuali Jihan. Jihan masih sibuk berbincang dengan abangnya.
"Kalau cari kaca, di dalam ada kaca sampai full badan kok. Tapi, enggak usah ngaca enggak apa-apa. Soalnya udah pada cantik semua," celoteh Naufal dengan semangatnya membara melihat pesona kecantikan mereka.
Rafka terkekeh mendengar Naufal yang seakan tidak ada habisnya gombalan-gombalannya itu. Berbeda dengan dirinya yang sedikit kaku mengekspresikan apa yang ingin disampaikan atau dirasanya. Sifat itu masih melekat pada sosok Rafka.
"Bukan aku yang salah, Bang. Abang aja yang lupa sama hari ini. Abang juga bilang khusus aku enggak apa-apa ambil dua hari," racau Jihan kepada Amar dan terdengar oleh Rafka.
Amar sudah menjelaskan bahwa memang kesalahan dirinya yang lupa tidak membahas dengan teman-temannya. Sebenarnya tidak ada masalah dengan hal itu, mereka juga sudah terbiasa dengan jadwal dadakan. Meskipun Jihan cerewet, dirinya memiliki sifat tidak enakan yang melekat padanya.
"Aku jadi enggak enak sama Mas Rafka dan Mas Naufal. Mereka seharusnya libur hari ini," rengek Jihan yang hanya direspon Amar dengan anggukan.
"Enggak apa-apa, Jihan. Kita udah biasa kali jadwal dadakan gini," sahut Rafka santai.
"Tapi, Mas ... Aku enggak enak sama kalian."
"Kalau ditebus dengan makan siang aja, gimana?" Naufal tiba-tiba muncul dengan menawarkan hal menarik.
"Oke, setuju!" seru Jihan membuang jauh rasa tidak enakan pada dirinya. Perempuan itu pun bergegas menghampiri dua temannya di dalam untuk bersiap-siap.
Tiga laki-laki selaku tim Lens4 studio pun bersiap-siap dengan alat tempurnya masing-masing. Demi client triple VIP ini mereka akan melakukannya dengan baik. Mereka sudah ikhlas hari liburnya untuk bekerja.
"Raf, ternyata warna baby blue cakep ya?" tanya Naufal asal.
Rafka teringat sosok yang dimaksud Naufal. Bahkan menurutnya warna itu sangat cocok untuknya yang berkulit putih bayi.
"Coba lo nanti tanya-tanya ke Jihan," timpal Rafka yang mengetahui kemana arah pembicaraan Naufal.
"Enggak, ah. Kayaknya dia udah punya, deh. Mana ada cewek secantik itu jomblo," ucap Naufal mendadak tidak percaya diri.
Tiga calon wisudawati sudah lengkap memakai toga hitam beserta topinya muncul setelah lima menit berlalu. Berawal foto bertiga, berdua, sampai sendiri-sendiri. Mereka sudah terbiasa dengan berbagai pose foto dan beberapa sudah mencari referensi foto sendiri.
Hal tersebut cukup menguntungkan bagi Naufal yang bertugas memberikan gaya berfoto. Namun, cowok itu tidak berhenti begitu saja. Dirinya tetap berceloteh dan bergurau dari apa yang ada di isi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contrast
Teen FictionCinta beda agama adalah sebuah ujian dari tuhan untuk memastikan apakah manusia lebih mencintai penciptanya atau ciptaanNya. Kesalahan jadwal dari rekan kerjanya membuat Rafka harus menemui client di hari liburnya. Namun, energinya seakan terasa pen...