06

11 3 0
                                    

"Terlihat tenang bukan berarti senang, aku hanya berjuang menerima kenyataan tanpa membenci keadaan"

~Zaiva Gainna

___

6. QUEEN STARMOON.

Pukul 17.45 wib, zaiva baru saja pulang setelah seharian menghabiskan waktu nya bersama dengan ketiga sahabatnya.

Saat ia sudah berada di halaman rumah nya, ia merasa was was karena melihat ada mobil papah nya.

"Aduh, mampus gue!"gumam zaiva.

Zaiva berusaha berjalan dengan pelan supaya tidak menimbulkan suara. Setelah sampai di depan pintu, zaiva membuka nya dengan perlahan namun pasti.

'Semoga aja papah lagi ada di Ruang kerjanya'batin zaiva berucap.

Ketika pintu sudah terbuka lebar, ternyata ruangan itu terlihat sepi di tambah gelap. Mungkin Bi wati lupa menyalakan saklar lampu nya pikir zaiva.

Akhirnya zaiva pun berinisiatif untuk melangkah kan kakinya menuju saklar lampunya berada.

"Huh akhir nya ketemu juga"ucapnya bernafas lega.

Saat ia hendak memencat saklar lampu nya, tiba tiba saja ada tangan seseorang yang sudah lebih dulu memencet saklar lampu tersebut.

DEG

Sehingga membuat ruangan besar yang tadinya gelap gulita menjadi terang menderang.

Hal itu membuat zaiva reflek menurunkan tangannya. Zaiva merasa pasokan udara yang ia hirup tiba tiba terasa berhenti  seolah ada yang menghalangi nya.

Sungguh zaiva tidak mau ada di situasi seperti ini. Apalagi ketika melihat wajah papa nya yang menyiratkan tatapan kebencian yang di tujukan untuknya.

"Darimana saja kamu, anak sialan!? Dari kemarin gak ada di rumah, pulang pulang pas udah mau magrib, mau jadi apa kamu zaiva!!????"pertanyaan beruntun dari Davi membuat zaiva gugup setengah mati.

"Tadi juga kamu sampai bolos sekolah kan? HABIS NGAPAIN AJA HAH SEHARIAN INI? SAMPAI BELAJAR PUN DI LUPAIN. DASAR ANAK SIALAN! GAK TAU DI UNTUNG!"

Zaiva diam tidak menjawab. Ia bisa saja menjawab pertanyaan pertanyaan itu, namun ia takut kembali merasakan sakit hati mendengar ucapan ucapan pedas papa nya itu.

"JAWAB SAYA ZAIVA! APAKAH KAMU MENDADAK BISU HAH!!??"Bentak Davi.

Damn it! Dengan perlahan zaiva berusaha menatap manik papa nya yang sedang menatap nya tajam.

"A-aku habis pergi jalan sama sahabat sahabat aku"jawab zaiva terbata bata. Karena sungguh entah kenapa kali ini mulutnya terasa kelu hanya untuk bicara saja.

"Daripada menghabiskan waktu yang jelas jelas tidak penting itu, mending kamu gunakan untuk belajar. Apalagi kamu akan segera menghadapi ujian. Saya tidak mau tau pokok nya kamu harus mendapatkan nilai sempurna!"

Zaiva meneguk salivannya susah payah setelah mendengar kalimat yang di lontarkan papah nya itu.

Keberaniannya terhadap papanya seketika hilang di gantikan dengan rasa ketakutan yang mulai menyelimuti dirinya. Entah ketakutan apa zaiva juga tidak tahu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

wound scratches (GORESAN LUKA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang