Bagian 3

78 42 43
                                    

Pagi ini suara berisik berasal dari dapur yang mengganggu. Baekhyun tengah sibuk memepersiapkan sarapan untuk dirinya dan SeRa. Rutinitasnya setiap pagi selama beberapa tahun terakhir.

"Ayah" Suara parau khas bangun tidur terdengar ditelinga Baekhyun. Membuatnya seketika menoleh dan melihan SeRa tengah duduk dan menguap di meja makan.

" Sudah bangun? Tidurmu nyeyak?" Tanya Baekhyun yang dijawab anggukan oleh anaknya itu.

" Ayah akan menyiapkan sarapan untuk kita, bisakan kamu membantu ayah, dengan berangkat mandi sekarang?" Perintah Baekhyun kepada SeRa.

" Baiklah ayah" ucap SeRa yang kini sudah beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar mandi.

Terkadang SeRa memang harus terbiasa mandiri dengan keadaannya sekarang. Dia hanya berdua dengan ayahnya. Dan ayahnya sudah terlihat susah membesarkan dirinya sendiri, jadi dia tidak mau menambah susah ayahnya. Walaupun terkadang dia juga memperlihatkan sisi manjanya keoada ayahnya.

Setelah 15 menit, kini SeRa sudah keluar dari kamar mandi dengan rambutnya basah dan handuk yang melilit ditubuh mungilnya.

"Pakaianmu sudah ayah siapkan diatas kasur, ayah akan pergi mandi" ujar Baekhyun dan dijawab anggukan oleh anaknya.

Setalah 10 menit, Baekhyun sudah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan setelan kemeja dan celana panjang. Matanya tertuju kepada SeRa yang tengah duduk termenung diatas kasur.

" Sini, ayah keringkan rambutmu" Baekhyun mengarahkan SeRa kedepan meja rias. Dan diikuti SeRa di belakangnya.

Keduanya hanya berkutat dengan pikirannya masing-masing, dan tanpa terasa Baekhyun sudah selesai mengeringkan rambut SeRa.

"Ayah akan bersiap-siap. Kamu tunggu di meja makan ya" Ucap Baekhyun sambil mengelus pipi anaknya.

Hanya ada suara piring dan sendok yang sedang beradu. Begitulah rutinitas pagi mereka berdua.

•••••

NaRa berjalan di trotoar, sambi sesekali bersenandung. Dan sesekali matanya menerawang ke kanan, ke kiri, dan ke depan. Melihat beberapa orang berlalu lalang atau hanya sekedar duduk di pinggir jalan. Hingga aktifitasnya terhenti ketika dia menyadari seseorang kini berjalan di sampingnya.

"Selamat pagi bu guru" Sapanya dengan senyuman merekah manis di wajahnya.

NaRa hanya menghiraukan dan memutar bola matanya malas menanggapi pria yang kini berjalan di sampingnya.

"Bagaimana bisa murid-muridmu menyukaimu, jika prilakumu seperti itu" Goda pria tersebut.

"Oppa, apa kau seorang pengangguran?" Balas NaRa mengejek

"Orang-orang sibuk berangkat mencari nafkah, kenapa kau masih dengan pakaian olahragamu itu?" Lanjut NaRa mencibir pria tersebut.

"Aku hanya sedang mempersiapkan tubuhku sebelum aku mencari nafkah" elak pria tersebut.

"Ya, ya terserah tuan muda Oh Sehun saja" Balas NaRa.

Tanpa terasa NaRa tiba di sekolah tempatnya mengajar. Dan berpisah dengan pria yang dia panggil Oh Sehun.

"Miss" Teriak suara anak perempuan yang kini berlari menuju NaRa.

NaRa yang merasa namanya dipanggil pun menoleh. Dilihatnya SeRa yang kini tengah berlari ke arahnya dengan senyum manisnya. Dan di belakang NaRa terlihat Baekhyun yang berdiri memperhatikan SeRa.

"Selamat pagi miss" sapa SeRa yang kini sudah berdiri di samping NaRa.

"Selamat pagi cantik" Balas NaRa.

"Bye ayah" Teriak SeRa kepada Baekhyun. Dibalas lambaian oleh Baekhyun dan sedikit menunduk untuk memberi salam pada NaRa. NaRa pun membalasnya.

Setelah memastikan Baekhyun hilang dari pandangan mereka, NaRa dan SeRa pun berjalan menuju kelas dengan bercerita.

•••••

Waktu mengajar pun berjalan dengan lancar. Kini sudah tiba waktunya pulang. Semua anak sudah dijemput oleh ibu atau pengasuh mereka. Hanya 1 anak yang masih duduk manis di meja bundar tempat biasa ia belajar bersama teman temannya. NaRa pun mendekati SeRa, ya anak tersebut adalah SeRa.

"SeRa, ibumu tidak menjemputmu?" Tanya NaRa. Dan hanya dijawab gelengan oleh SeRa.

"Lalu ayahmu?" Tanya NaRa lagi.

"Mungkin ayah masih sibuk di kantor miss." Jawab SeRa. Dan NaRa hanya mengangguk.

••••

Langit mulai berwarna jingga, seakan mengabarkan malam sebentar lagi tiba. Namun SeRa masih menunggu ayahnya yang sampai sekarang belum menjemputnya.

"NaYeon-a" panggil NaRa kepada temannya. Dan si empunya nama pun menoleh, karena merasa namanya dipanggil.

"Apa orang tua SeRa tidak ada yang meninggalkan kontak? Lihatlah kasihan dia menunggu Ayahnya sedari tadi".

"Biasa ada diberkas pendaftaran" jawab NaYeon.

NaRa pun membuka lembar demi lembardan dia menemukan kontak ayah SeRa.

"Hallo" suara berat pria diseberang telepon sana

"Hallo, maaf pak, ini SeRa sudah pulang sedari tadi, tapi belum ada yang menjemputnya"

"Oh iya, maaf miss, saya masih ada kerjaan di kantor, boleh minta tolong untuk menjaganya sebentar lagi?"

"Maaf pak, tapi ini sudah jamnya kami pengajar untuk pulang" Jelas NaRa dengan sopan.

"20 menit lagi miss" melas orang diseberang telepon.

"Maaf pak, jika anda tidak keberatan boleh saya ajak SeRa ke apartement saya? Saya juga tidak enak jika harus menahan teman teman yang lain untuk tidak pulang"

"Baiklah miss. Mohon maaf sudah merepotkan miss. Dan terima kasih sudah membantu saya."

"Baik pak, sama sama" Ucap NaRa sembari menutup sambungan teleponnya.

"Gimana?" Tanya NaYeon

"Ayahnya sepertinya sedang sibuk di kantor, jadi aku akan membawanya ke apartementku"

"Ayahnya mengizinkannya?"

"Tentu saja, jika ayahnya tidak mengizinkannya tentu saja aku tidak akan membawanya"

••••••

Matahari mulai bersembunyi. Menandakan malam mulai tiba. Baekhyun masih di kantornya, beberapa rapat disiang tadi membuatnya menunda beberapa pekerjaanya, sehingga membuatnya lembur.

Tring!
Bunyi yang menandakan dia mendapatkan pesan baru diponselnya.

"Samseongdong, no 412"
Tring!
"Ini alamat saya pak, anda bisa menjemput SeRa di sana"

"Baiklah miss, terima kasih banyak"

Setelah membalas pesan tersebut, Baekhyun pun melanjutkan pekerjaannya.

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang