Mata bulat yang sebelumnya terlelap tenang, perlahan terbuka di tengah keheningan yang mencekam. Samar-samar, ia melihat bayangan tubuhnya sendiri terpantul dengan jelas di cermin besar yang menggantung di langit-langit.
Sesaat, pikirannya seakan kosong, tak mampu mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Namun, rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya-ditandai dengan bercak merah dan luka-luka, terutama di bagian bawah yang terasa sangat ngilu-segera mengembalikan ingatan yang tak diinginkannya menjadi nyata.
"Ah, sial! Aku pikir ini hanya mimpi buruk," keluh Taehyun sambil mencoba duduk dengan hati-hati, bersandar ke belakang meskipun setiap gerakan kecil membuatnya meringis kesakitan.
Tak diragukan lagi, area pinggang hingga ke bawah serasa mati rasa, seolah seluruh tubuhnya telah dihancurkan. Ingin sekali ia mengutuk pria bernama Jeno yang telah membuatnya menderita seperti ini.
Namun, dalam kepedihan itu, Taehyun sekali lagi melupakan fakta bahwa pria yang baru saja ia kutuk bukanlah manusia biasa.
Mengesampingkan hal itu, Taehyun semakin kebingungan saat ia menyadari keberadaan cermin besar yang menutupi setiap dinding ruangan. Ada rasa malu yang menyelimuti dirinya saat melihat pantulan tubuh telanjangnya dari berbagai arah-bahkan lantai pun tidak terkecuali.
"D-di mana ini?" gumamnya dengan suara gemetar, dipenuhi kepanikan. Seingatnya, ia berada di kamar sebuah hotel bintang 5, tetapi kini ia terjebak di sebuah ruangan tertutup berlapiskan cermin, seolah terkurung dalam kotak pandora kaca yang memerangkapnya dari segala sisi.
Merasa ada yang tidak beres, Taehyun segera berusaha bangkit dan berjalan terseok-seok dengan susah payah untuk mencari pintu keluar.
Berkali-kali ia terjatuh, dan berkali-kali pula tubuhnya berusaha bangkit menahan rasa sakit yang menyiksa, tetapi ia sama sekali tidak menemukan pintu yang dicari-cari.
Aneh. Bagaimana bisa ia berada di sini jika pintu masuk dan keluar saja tidak ada?
"Aku di mana? Tempat apa ini?" pikirnya dengan cemas. Rasa takut perlahan menyelimuti dirinya, menyusup ke dalam pikiran hingga ia merasa semakin tertekan dan tidak berdaya.
Terlarut dalam ketidaknyamanan yang mengguncang, Taehyun tiba-tiba tersentak ketika sepasang tangan asing melingkari pinggang rampingnya dari belakang. Suara berat-yang tak ingin didengarnya lagi-menggema di telinganya, membuat bulu kuduk meremang seketika.
"Kamu tidak akan bisa keluar dari sini," bisik sebuah suara dengan aura hitam, matanya bersinar merah menyala. Mulut hangatnya sesekali mengulum daun telinga Taehyun yang kini terdiam, terperangkap dalam ketakutan.
Namun, Taehyun menolak untuk dikalahkan oleh rasa takut yang mencengkeram. Ia mencoba memberanikan diri, berjuang untuk memberontak agar terlepas dari belenggu sosok menyeramkan di belakangnya yang terpantul jelas di cermin.
"S-sialan! Lepaskan aku! Aku ingin pulang!" desisnya dengan kemarahan yang mendidih. Hanya saja, tubuhnya, yang seharusnya tunduk pada perintahnya, justru bereaksi berlebihan, seakan haus akan sentuhan jari-jemari tangan yang terus menggerayanginya tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot 🔞 | Jentyun/Notyun (Jeno x Taehyun)
ФанфикKumpulan-kumpulan cerita pendek JenTyun alias Jeno x Taehyun. Warning 🔞❗ Mpreg Fantasi Jeno top Taehyun bottom