*
*
*
BASIC LOVE
*
*
*
"Lepaskan! Apa yang kau lakukan?!" Mira berteriak marah pada orang yang kini memegang pergelangan tangannya dengan erat dan enggan melepaskannya.
Saat Mira sedang minum, seseorang tiba-tiba menarik tangannya dan membawanya keluar dari pesta ke tempat yang lebih sepi.
"Secepat itukah kau melupakanku hingga bisa menikahi pria lain?" Mario bertanya suaranya bergetar menatap Mira dengan menyedihkan.
"Apa menurutmu kau berhak bicara denganku saat ini?" Mira menghempaskan tangan Mario, mengusap pergelangannya sendiri seakan merasa jijik dengan sentuhannya, sorot mata Mira yang penuh kebencian tampak emosi menghadapi pria itu.
"Kau sengaja memutuskan semua komunikasi denganku. Padahal ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu."
Begitu mengetahui apa yang terjadi, Mira langsung memutuskan semua kontak dengan Mario. Memblokir nomor hingga akun sosial media lainnya, tidak memberikan cela sama sekali untuk Mario bisa menghubunginya.
"Semua sudah sangat jelas. Apa yang coba kau katakan, itu sudah tidak ada artinya. Semua sudah berlalu dan tidak ada lagi yang ingin aku dengarkan darimu." Mira berkata dengan sinis.
Sudah lebih dari setahun berlalu, tapi rasa sakit yang diberikan pria ini dan kebenciannya masih membekas.
"Aku tidak pernah mencintai Nayla, apa yang terjadi itu hanya kecelakaan. Aku hanya mencintaimu." Mario terdengar putus asa. Mencoba menjelaskan segalanya pada Mira.
"Yang kau katakan itu tidak ada artinya lagi bagiku, aku bahkan tidak mau repot-repot peduli. Jadi berhentilah mengatakan hal yang tidak berguna." ujar Mira yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Mario.
"Kau dari mana saja? Aku mencarimu." Panji menatap istrinya yang baru saja kembali. Sebelumnya ketika Mira sedang minum, Panji sedang mengobrol dengan para kolega bisnis yang dia kenal.
"Aku dari toilet." Mira tersenyum mencoba menetralkan ekspresinya, tidak mungkin baginya mengatakan bahwa dia baru saja bicara dengan menantu tuan Bram yang ternyata adalah mantan kekasih Mira.
Panji tahu telah terjadi sesuatu di pesta, karena sejak dari pesta malam itu dia memperhatikan Mira lebih banyak diam seolah hanyut dalam pikirannya sendiri. Panji cukup peka tapi dia tidak akan bertanya ketika Mira bahkan tidak mau memberitahunya.
***
"Apa? Kau bertemu dengan Mario?" tanya sesosok wanita berpipi bulat di sebrang telfon ketika Mira sengaja menghubunginya untuk bercerita.
Dia adalah Melda sahabat dekat Mira sejak kuliah yang saat ini sedang bertugas di kota bagian timur sehingga dia tidak bisa hadir di pernikahan Mira.
"Itu tidak sengaja, jika aku tahu dia ada di sana aku tidak akan pergi. Siapa sangka dia menantu laki-laki kolega bisnis suamiku." Mira menghubungi Melda untuk mengeluarkan unek-uneknya yang ditahannya beberapa hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASIC LOVE
RomancePerbedaan usia bukanlah halangan bagi Mira untuk manjalin hubungan dengan Panji, pria 39 tahun yang dia bawa pulang untuk diperkenalkan kepada orangtuanya. Awalnya mereka tidak begitu yakin dengan keputusannya, tapi Mira membuktikan keseriusan hubun...