The Genius [Nomin]

3

Jeno menghela nafas, merasa marah ketika membaca setiap bait cuitan orang-orang yang merendahkan istri cantiknya.

Mereka bukan siapa-siapa. Bahkan tak tahu bagaimana kehidupan nya namun dengan beraninya berspekulasi.

Selama ini Jeno tak pernah mempermasalahkan orang-orang yang kerap membicarakannya di social media ataupun mengunggah fotonya tanpa izin. Namun, saat nama sang terkasih dibawa-bawa dengan komentar jahat dan spekulasi buruk, ia tak bisa tinggal diam.

Jaemin nya, pria yang susah payah ia jaga hati dan raganya tak pantas menerima kebencian dan spekulasi buruk apalagi dengan alasan tak masuk akal.

"Kamu kok belum siap-siap?"

Jeno mendongak, mendapati sang istri yang baru saja masuk kamar dengan apron yang masih melekat di tubuh nya.

"Aku mau bolos aja boleh nggak sih?"

Jaemin mendudukkan dirinya di sebelah Jeno. Membuat yang lebih tua secara spontan meletakkan kepalanya di pangkuan si manis.

"Dosen yang terkenal ga pernah skip kelas masak tiba-tiba mau bolos?"

"Aku pengen habisin waktu sama kamu aja."

Jeno mengeratkan pelukannya di pinggang sang istri, kepalanya mendusal di perut rata Jaemin mencari kenyamanan.

"Kamu kenapa?" Tanya Jaemin kelewat hafal dengan gerakan-gerik suaminya.

"Gapapa, lagi kangen kamu aja"

Si manis terkekeh sembari mengusap lembut surai suami tercintanya.

"Udah ah, kan cuma sebentar ke kampusnya. Nanti aku jemput deh pulangnya."

"Nggak, ga ada ya jemput-jemput atau nyetir sendiri."

"Tapi aku udah ba-"

"Nggak ada, aku gamau."

Rahang Jeno mengeras, matanya menyorot dengan penuh kesedihan saat mengingat memori beberapa tahun lalu. Memori yang sampai saat ini tak ingin ia ingat lagi. Saat Na Jaemin, sosok yang paling ia cintai hampir meregang nyawa di atas meja operasi.

---

Na Jaemin, atau orang terdekat biasa memanggilnya Nana, adalah sosok penyanyi dan model yang namanya sudah sangat besar di usianya yang ke dua puluh enam tahun.

Dan sosok hebat itu adalah istri Jeno, keduanya menikah dua tahun yang lalu setelah Jaemin pulih dari kecelakan yang hampir saja merenggut nyawanya.

Benar, Jaemin adalah alasan Jeno melepaskan profesinya sebagai dokter dan memilih untuk menjadi tenaga pengajar.

Keduanya bertemu secara tak sengaja saat Jeno sedang koas di Jogja. Saat itu Jaemin sedang cidera setelah menggelar konser perdananya, kebetulan saat itu, Jeno tengah mendapat giliran jaga di UGD, menangani Jaemin dan langsung jatuh cinta pada senyum manisnya.

Jeno yang biasanya bersifat dingin, sore itu menjadi banyak bicara bahkan sempat meminta nomor ponsel si cantik tanpa tau bahwa orang di hadapannya adalah sosok penyanyi yang baru saja debut dan tengah menjadi perbincangan di dunia hiburan karena paras dan bakatnya.

Butuh waktu tiga bulan bagi Jeno untuk mendekati Jaemin dan empat bulan kemudian mereka berakhir menjadi sepasang kekasih.

Semenjak hari pertama mengenal Jaemin, Jeno sudah sangat yakin untuk melabuhkan cinta terakhir nya pada si manis. Hingga setelah tiga tahun pacaran Jeno berniat meminang sang kekasih hati namun tanpa disangka hari yang harusnya membahagiakan berubah menjadi ingatan buruk yang sangat ingin Jeno hapus dari ingatannya.