Cold Day

2 0 0
                                    

Embun pagi ini pekat sekali, Nara antara percaya tak percaya ia bisa bangun pagi hari ini, meskipun mata itu masih terasa berat hingga ia mencoba terus mengedipkan nya agar rasa kantuk itu pergi.

"Ini permen, kok saya liatin nguap terus dari tadi" Ucap sopir taksi dengan menyodorkan 2 permen mint.

"Ehh, iya makasih pak hehe" Nara menahan malu.

Nara turun dari taksi menunduk tanda berterimakasih, ia menyebrangi jalan sesantai mungkin, karna ini terlalu pagi untuk ia berlarian agar tidak telat. Pak seno yang melihat kehadiran gadis itu sepagi ini terlihat terkagum-kagum.

"Biasa aja pak, bukannya kemarin saya juga nggak telat" Ucap Nara seperti menahan senyumnya., dan berjalan pergi menuju kelas dengan Pak Seno yang masih menatapnya.

Satpam itu sekilas melihat Nara menggosok-gosok telapak tangannya, gadis itu kedinginan rupanya. Dan benar, Nara menyesal tak merangkap seragamnya dengan cardigan.

•.•.•

Nara berjalan santai di Koridor yang sudah mulai ramai . Sahar berlari kearahnya dan langsung menempelinya. Agaknya ,tubuh mereka mengandung perekat lalat.

"Aduhhhh Saharrr... " Sahar terus mempererat pelukannya seperti enggan lepas selamanya.

Setelah puas Sahar melepasnya, Nara secepat mungkin mencari oksigen yang seperti telah hilang dalam tubuhnya.

"Jahat lo! Masak pdkt sama si suara emas ngga pernah sharing apapun ke gua" Suara Sahar seperti orang yang telah dikhianati.

"Cowok sekelas aja gua gak hafal, trus mau pdkt model gimana lagi?!" Gadis jangkung ini menyangkalnya karena ia tak merasa sedang dekat dengan cowok manapun, dia sangat yakin. "Ngaco deh! "

"Itu tadi, si Bian IPS 1 tanya-tanya lo mulu"

"Cerita apa aja lo ke dia?! " Cekal Nara cepat seperti hendak membunuh Sahar jika ia terlalu banyak berbicara.

"Ng-nggak kok, cuman bilang kalo gua sebangku sama lo, trusss... "

"Apa? Jangan-jangan lo yang ngasih tau akun insta gua"

"Dihh, sensi banget sumpah, meskipun gua kasih tau akun lo itu kan udah kayak akun mati" Sarkas Sahar tak mau salah.

"Ya tapi orangnya masih hidup Saharr... " Nara benar-benar dibuat badmood sepagi ini.

"Nggak Naraa, beneran deh! " Sahar mencoba meyakinkan sahabatnya agar ia tak marah.

Sebenarnya Sahar sangat ingin sosok Nara yang dulu bisa kembali, apapun itu. Nara yang sekarang seperti sepotong kayu yang hanya mengikuti arus, tak pernah sampai di tujuan apapun.

Sahar cukup banyak mengenal siswa SMA GALAKSI. Biantara Pradipta adalah pentolan ekskul musik, vokal sekagilus gitaris di Band sekolah. Ia akui suaranya bagus, hingga dijuluki suara emas. Dalam bayangan nya, seru juga jika seorang Nara yang jutek dan super dingin di gabungin sama Biantara yang Ekstroversif dan menyenangkan.

•.•.•

Mereka berdua telah sampai di kelas, Nara sadar tak melihat Surya, biasanya ia selalu datang lebih awal dari Sahar ataupun Nara.

"Surya? " Ia bertanya pada Sahar yang telah duduk merapikan mejanya.

"Agak telat,mungkin datang setelah istirahat pertama. Katanya, tadi malem dia bolak-balik ke toilet, diare mungkin"

Nara meringis mendengarnya, ia ingat bahwa mie instan masakannya tadi malam memang pedas, itu memang selera Nara. Jadi merasa bersalah.

Bel masuk beberapa menit lagi, Nara menyempatkan untuk mengecek apakah ada yang salah di tugas yang ia kerjakan kemarin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIND YOUR CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang