Terjebak

13 1 0
                                    

Setelah sampai di rumah Nara, Sahar menghempaskan tubuhnya di sofa dan langsung menyambar remote tv hendak memulai tontonannya, seketika Nara merampas remote tersebut.

"Ih Nara, gua mau nonton sebentar"

"Kata sebentar buat lo itu sejam, dah sana cuci mukak, kalo ngantuk gua telponin supir lo buat nyeret lo pulang"

"Ahhh..iyaa iyaaaa... " Sahar sengaja memanjangkan perkataannya sambil berjalan malas ke kamar mandi.

Nara menuju dapur hendak memasak apapun yang bisa di buat cemilan saat belajar hari ini, namun ia kehabisan stok makanan di laci dapurnya.

"Mau kemana? "
Ucap Sahar melihat Nara berpakaian seadanya namun tetap terlihat cantik, cool abisss.
"Beli cemilan, tunggu ya"

Di minimarket Nara memilih beberapa makanan ringan dan beberapa kebutuhan dapur yang habis. Nara memang tinggal dirumahnya sendirian, orang tuanya semua diluar kota dengan pekerjaan masing-masing. Ia tak pernah merengek karna sedari kecil ia sudah terbiasa ditinggal sendiri.

•.•.•

"Eh, cewek yang pas di perpus ya"
Nara yang sibuk memilih cemilan tersadar dan menatap sosok laki laki menjengkelkan yang ia temui di perpustakaan. Ia acuh dan lanjut memilih cemilannya.

"Ini kebetulan apa takdir ya? , kamu rumahnya deket sini ya? , boleh main gak? , atau pulangnya aku anterin nih, gimana? " Tanya laki-laki itu bertubi-tubi membuat Nara mendengus kesal dan pergi tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Sosok yang tak lain adalah Bian itu tetap mengekor di belakang Nara dengan senyum berseri-seri di wajahnya. Nara berhenti dan berbalik dingin menghadap Bian.

"Lo lanjutin aja aktivitas lo sebelumnya, ngga perlu ngikutin gue gini, gua teriakin penguntit mau? "

"Upss, hehehe" Cengir Bian seraya berhenti dan mundur menjauh, Nara segera pulang setelah membayar semuanya di kasir.

Bian masih memperhatikan dari jauh, dia merasa aneh karna merasa begitu tertarik, meski sikap Nara jutek dan super dingin, no problem! Hal itu malah membuatnya semakin gila.

Tipe gua banget, fiks!

•.•.•

Sahar yang melihat wajah masam Nara mengerutkan keningnya.

"Kenapa? Di goda Om-om ya? "
Nara tak menyahut, setelah membereskan belanjaannya, ia segera duduk di samping Sahar dan mulai belajar.

2 jam berlalu, kini kedua sahabat itu mulai berganti menonton tv.

"Nara.. "
Panggil Sahar menggantung. Nara hanya berdeham tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.

"Tadi gua sempet masuk kamar lo, gak sengaja lihat foto kak Dino di laci, " Sahar dengan hati-hati memilih kalimat, karna ia tau topik itu sangat sensitif bagi Nara.

"Lo terkadang masih mikirin dia ya? "
Nara tetap tak beralih dari tv, namun tatapannya mulai kosong, tanda sedang banyak pikiran yang ingin ia luapkan. Sahar yang melihat itu menelan salivanya dan segera mengganti topik.

"Huffhhhhh, ada Surya pasti lebih rame kalok kumpul² gini, yakan? "

"Hmmm, iyaa" Ucap Nara Kaku.

~~

Siapa yang dengan mudah melupakan cinta pertamanya? Orang bilang cinta pertamalah yang susah di lupakan dan berkesan.Cinta pertama adalah dimana kamu pertama kalinya merasakan degup jantung yang tak beraturan saat mengingatnya, seperti ada Kupu-kupu berkeliaran di perutmu saat membayangkannya. Kau habiskan seluruh cintamu padanya, tanpa berpikir bahwa dia bisa pergi sewaktu-waktu. Terus menerus menata bayangan masa depan tanpa berdiskusi apapun dengan pihak lain. Pada dasarnya, cinta adalah jurang tempatmu menabur harapan, kepercayaan, bahkan hidupmu sendiri. Pastinya kamu akan berfikir "ahhh inikah cinta? Tentu aku bisa gila! ".

FIND YOUR CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang