part 1

14 2 0
                                    

Pagi pukul 07:00 bel berbunyi nyaring di sekolah ternama di kota Bandung, menandakan bahwa jam pelajaran di SMA Antariksa akan segera dimulai. Terlihat murid berhamburan memasuki kelas masing-masing.

Tapi tidak dengan seorang perempuan yang keliatannya sedang membujuk pak penjaga sekolah untuk membuka gerbang. Dengan rambut yang digerai dan cardigan biru muda yang melekat ditubuhnya.

"Pak plis dong buka gerbangnya saya ada ulangan matematika sekarang" bujuknya dengan wajah yang memelas.

"Makanya neng jangan gadang jadi kesiangan gini kan"jawabnya sambil membuka gerbang kembali.

"Saya maafin kali ini, lain kali jangan kesiangan"

Arin berlari memasuki area sekolah dan berucap "Iya pak makasih, gak bakalan kesiangan lagi kok"

Iyapp benar perempuan itu Arin, Arina Anindia, tidak biasanya kan dia kesiangan. Tapi pasti ada alasan mengapa dia kesiangan, dan hanya Arin yang tau.

****

Dengan berlari sekuat tenaga akhirnya Arin sampai di kelasnya IPA 3, sepertinya dewi keberuntungan sedang berpihak padanya terbukti belum ada guru di dalam kelas dan sekarang dia bisa bernafas lega.

"Huft cape banget" keluh Arin saat tiba di mejanya.

"Kirain gak masuk sekolah Rin, tumben banget kesiangan" tanya Sisil, teman sebangku Arin.

"Untung belum ada guru yang masuk, kalo ada pasti dihukum dulu lo" ucap teman Arin lagi, Anggi namanya.

"Gak papa kok tadi cuma telat bangun aja" jawab Arin.

"Lo berangkat pake apa ke sekolah" tanya Sisil penasaran.

"Lo kalo gak ada tumpangan dan bingung ke sekolah gimana, telpon kita aja elahh gak usah sungkan gitu" ujar Sisil

"Kita teman lo bukan sih Rin" tanya Sisil dengan sedikit kesal.

"Gak gitu Sil, lo kan tau rumah lo sama rumah gue tuh lawan arah, nanti kejauhan kalo lo jemput" jelas Arin dengan sedikit memberi pengertian kepada kedua temannya yang memang sama, sama-sama keras kepala.

"Gak papa lah Rin lo kan--" ucapan Anggi terhenti kala seorang guru masuk ke dalam kelas.

"Udah gue gak papa kok beneran" jelas Arin kembali.

Obrolan mereka terhenti ketika seorang guru matematika yang katanya killer itu masuk dan memulai pembelajaran hari ini.

****

Bel tanda istirahat berbunyi, terdengar suara sorak gembira dari murid-murid yang memang sedang menantikan jam istirahat.
 
"Guys kantin yuk laper nih" ajak Sisil, si paling jajan kalo kata Anggi mah.

"Ayo" jawab Arin dan Anggi bersamaan.

Setibanya di kantin yang saat ini terlihat seperti pasar, rame sekali.
"Gila rame banget kek ada pembagian sembako aja" ujar Sisil heran.

Anggi berdecak karena suasana kantin saat ini memang memang seperti pasar berisik, berdesakan, dan rame.

"Ck udah ah ayo itu ada meja yang kosong" ajaknya.

Arin dan kedua temannya berjalan menuju salah satu meja yang kosong dan mulai memakan makanan yang mereka pesan.

Ditempat yang sama tapi di meja yang berbeda terlihat Sam, Dirga dan Rama yang sedang menikmati makanan mereka.
Rama yang super aktif dan kini sedang menengadahkan pandangannya melihat para wanita-wanita cantik yang akan menjadi bahan bicara pada Sam dan Dirga.

Tanpa sengaja kedua mata Rama tertuju pada Meja yang di duduki oleh Arin dan teman-teman. Lalu dia berucap.

"Eh Sam waktu itu yang lo bilang beneran"? Tanyanya.

"Bilang apaan gak jelas lo" jawab Sam dengan balik bertanya.

"Yang lo suka sama Arin"

"Noh si Arin sama temen-temennya, gila cantik juga temen-temennya" jelas Rama yang kini sedang memperhatikan Arin dan teman-temannya.

Dirga yang merasa penasaran kini ikut melihat kearah Arin.
Karena meja yang mereka duduki tidak terlalu jauh dengan meja Arin hanya terhalang oleh dua meja. Jadi tidak susah bukan untuk mencari meja yang Arin duduki.

Cittt... suara gesekan kursi terdengar membuat perhatian Dirga dan Rama teralihkan, dan benar itu Sam dia pelakunya. Kini dia dengan percaya dirinya berdiri dan berjalan menuju ke arah--meja Arin.
Membuat kedua temannya terdiam sejenak.

"gila itu Sam mau kemana anjir" ucap Rama heboh membuat sebagian orang menoleh dan mulai memperhatikan gerak gerik Sam.

"Sat set banget si Sam" lanjutnya.

Tibanya di meja tujuan Sam lalu duduk di sebelah Arin yang memang kosong, membuat Sisil dan Anggi mendongak dan sedikit kaget melihat Sam yang duduk dimeja mereka.

Tidak dipungkiri kini mereka bertiga menjadi pusat perhatian, karena Sam yang duduk di meja mereka. Siapa coba yang gak penasaran, sedang apa dan mau apa Sam berada di sana, sepertinya hanya Sam yang tahu.

Sedangkan Arin dia menoleh mencari tau siapa yang duduk disebelahnya
Dan yahh Arin tau dia Sam Malik Wardana cowok populer di sekolahnya. Tapi yang membuat Arin bingung sedang apa dia di sini? Apa Arin punya salah? Apa mungkin dia salah meja?

Segala macam asumsi Arin terhenti ketika dengan tidak sopannya suara Sam masuk ke indra pendengarannya.

"Emmm nama lo Arina kan? Biasa dipanggil Arin?" Tanya Sam dengan pandangan yang tidak lepas dari mata Arin.

Membuat Arin sedikit gugup, karena merasa diperhatikan oleh Sam.
"Iya" jawab Arin tanpa mau melihat Sam dan sibuk dengan makanannya.

Dengan pandangan mata yang masih sama, masih menatap Arin. Sam terkekeh saat melihat gerak gerik Arin yang kayanya tidak nyaman karena Sam tidak mengalihkan pandangannya darinya. Padahal kalo cewek lain pasti sudah senang bukan main ditatap lama oleh cowok ganteng kaya Sam. Tapi ntahlah Arin berbeda.

"Arina Anindia, lo menarik gue suka" ujar sam tiba-tiba lalu beranjak dan pergi begitu saja.

Menyisakan Arin yang diam tampak mencerna apa yang Sam katakan tadi.

Dan dengan teman-teman Arin yang heboh bukan main. Karena hanya mereka yang mendengar ucapan Sam.



TO BE CONTIUNED

Hallo guys bantu ramein yaaa😉
Ini cerita pertama aku, jadi kalo ada banyak kesalahan dalam penulisan atau ada kata-kata yang kurang pas mohon dimaklumi yaa.....

Dan jangan lupa vote & komen yaa
Makasiiiiii semoga kalian suka😍😍

Next?

Arina AnindiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang